Mulai Hari Ini SBR011 Bisa Dibeli, Bibit: Alternatif Passive Income yang 100 Persen Dijamin Negara
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Tahun 2022 menjadi tonggak sejarah baru dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Diawali dengan penerbitan ORI021 di awal tahun 2022 yang berhasil memecahkan rekor jumlah total investor terbanyak sejak penerbitan SBN ritel secara online, lalu dilanjutkan dengan penerbitan Sukuk Ritel SR016 yang juga disambut tidak kalah antusiasnya.
Pemerintah kini merilis Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 dengan masa penawaran tanggal 25 Mei-16 Juni 2022. SBR011 ditawarkan dengan kupon 5,50% per tahun dengan imbal hasil floating with floor serta jatuh tempo dua tahun.
Menurut PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William, SBR011 dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengembangkan dananya dan memiliki passive income. Dengan imbal hasil floating with floor, artinya besaran imbal hasil SBR011 akan disesuaikan dengan tingkat suku bunga.
Jika suku bunga acuan BI naik, imbal hasil SBR011 juga akan naik. Tapi tak perlu khawatir, jika suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasilnya 5,50% per tahun, tidak kurang dari itu.
Dengan naiknya suku bunga The Fed Amerika Serikat dan inflasi yang tinggi, Bank Indonesia sedang bersiap menaikkan suku bunga acuannya. Dapat dikatakan, SBR011 yang memiliki imbal hasil 5,50% per tahun floating with floor merupakan pilihan investasi yang tepat pada momen kenaikan suku bunga nanti.
“SBR011 merupakan pilihan tepat bagi investor yang ingin punya passive income dengan imbal hasil melebihi rata-rata bunga deposito bank BUMN dan imbal hasilnya pun sangat menguntungkan di era kenaikan suku bunga saat ini.
Selain itu, karena 100% dijamin oleh negara, berinvestasi di SBR011 sudah pasti aman, memberikan rasa tenang bagi seluruh investor, dan memberikan kesempatan masyarakat untuk mendukung perekonomian negara secara langsung,” kata William.
Alasan lain mengapa berinvestasi SBN tergolong cukup menguntungkan adalah karena berbeda dengan imbal hasil deposito yang dikenakan pajak 20%, pajak yang dikenakan pada imbal hasil SBN hanyalah 10%.
Oleh karena itu, masyarakat yang sedang berencana untuk berinvestasi diimbau untuk melirik SBR011. Karena, selain imbal hasilnya menguntungkan dengan mengikuti kenaikan suku bunga, nantinya investor SBN dengan jumlah investasi minimal Rp2 juta juga dapat melakukan pencairan lebih awal dari jatuh tempo (early redemption) sebesar 50% setelah satu tahun.
William menambahkan, Bibit adalah aplikasi investasi reksa dana dan SBN untuk pemula yang telah secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai Mitra Distribusi penjualan SBN, yang siap melayani para investor SBN yang ingin berinvestasi melalui aplikasinya.
“Di Bibit, kami terus berupaya dan berinovasi agar seluruh pengguna kami bisa berinvestasi di instrumen-instrumen investasi yang terdiversifikasi, tak hanya reksa dana, namun SBN juga pastinya” ujarnya.
Baca Juga: Bayi Laki-laki Dibuang di Teras Rumah, Warga Ilir Timur Palembang Gempar.
Sebagai informasi, pembelian/pemesanan minimal untuk SBR011 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp2 milyar. Untuk bisa membeli SBR011 di aplikasi atau website Bibit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner
'Surat Berharga Negara (SBN)' di homepage aplikasi maupun website Bibit. Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor (RDN) SBN milik investor.
Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.
Di sisi lain, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Deni Ridwan, menilai bahwa SBR011 sangat cocok sebagai alternatif passive income bagi masyarakat karena imbal hasil floating with floor yang mengikuti kenaikan suku bunga dapat mencegah tergerusnya nilai investasi oleh inflasi.
“Melihat keuntungan-keuntungan yang ditawarkan, kami optimis bahwa SBR011 akan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin melek investasi,” tutup William.
Pemerintah kini merilis Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 dengan masa penawaran tanggal 25 Mei-16 Juni 2022. SBR011 ditawarkan dengan kupon 5,50% per tahun dengan imbal hasil floating with floor serta jatuh tempo dua tahun.
Menurut PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William, SBR011 dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengembangkan dananya dan memiliki passive income. Dengan imbal hasil floating with floor, artinya besaran imbal hasil SBR011 akan disesuaikan dengan tingkat suku bunga.
Jika suku bunga acuan BI naik, imbal hasil SBR011 juga akan naik. Tapi tak perlu khawatir, jika suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasilnya 5,50% per tahun, tidak kurang dari itu.
Dengan naiknya suku bunga The Fed Amerika Serikat dan inflasi yang tinggi, Bank Indonesia sedang bersiap menaikkan suku bunga acuannya. Dapat dikatakan, SBR011 yang memiliki imbal hasil 5,50% per tahun floating with floor merupakan pilihan investasi yang tepat pada momen kenaikan suku bunga nanti.
“SBR011 merupakan pilihan tepat bagi investor yang ingin punya passive income dengan imbal hasil melebihi rata-rata bunga deposito bank BUMN dan imbal hasilnya pun sangat menguntungkan di era kenaikan suku bunga saat ini.
Selain itu, karena 100% dijamin oleh negara, berinvestasi di SBR011 sudah pasti aman, memberikan rasa tenang bagi seluruh investor, dan memberikan kesempatan masyarakat untuk mendukung perekonomian negara secara langsung,” kata William.
Alasan lain mengapa berinvestasi SBN tergolong cukup menguntungkan adalah karena berbeda dengan imbal hasil deposito yang dikenakan pajak 20%, pajak yang dikenakan pada imbal hasil SBN hanyalah 10%.
Oleh karena itu, masyarakat yang sedang berencana untuk berinvestasi diimbau untuk melirik SBR011. Karena, selain imbal hasilnya menguntungkan dengan mengikuti kenaikan suku bunga, nantinya investor SBN dengan jumlah investasi minimal Rp2 juta juga dapat melakukan pencairan lebih awal dari jatuh tempo (early redemption) sebesar 50% setelah satu tahun.
William menambahkan, Bibit adalah aplikasi investasi reksa dana dan SBN untuk pemula yang telah secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai Mitra Distribusi penjualan SBN, yang siap melayani para investor SBN yang ingin berinvestasi melalui aplikasinya.
“Di Bibit, kami terus berupaya dan berinovasi agar seluruh pengguna kami bisa berinvestasi di instrumen-instrumen investasi yang terdiversifikasi, tak hanya reksa dana, namun SBN juga pastinya” ujarnya.
Baca Juga: Bayi Laki-laki Dibuang di Teras Rumah, Warga Ilir Timur Palembang Gempar.
Sebagai informasi, pembelian/pemesanan minimal untuk SBR011 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp2 milyar. Untuk bisa membeli SBR011 di aplikasi atau website Bibit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner
'Surat Berharga Negara (SBN)' di homepage aplikasi maupun website Bibit. Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor (RDN) SBN milik investor.
Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.
Di sisi lain, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Deni Ridwan, menilai bahwa SBR011 sangat cocok sebagai alternatif passive income bagi masyarakat karena imbal hasil floating with floor yang mengikuti kenaikan suku bunga dapat mencegah tergerusnya nilai investasi oleh inflasi.
“Melihat keuntungan-keuntungan yang ditawarkan, kami optimis bahwa SBR011 akan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin melek investasi,” tutup William.
(nag)