Labkesda Jabar Targetkan Uji 150 Ribu Sampel Swab Test
loading...
A
A
A
BANDUNG - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat atau dikenal Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar menargetkan pengujian 150.000 sampel swab test.
Guna mencapai target tersebut, Labkesda Jabar bersama sejumlah laboratorium pendukung di Jabar berupaya memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, mulai dari sarana dan prasarana hingga sumber daya manusia (SDM). (Baca: 62 Destinasi Wisata Purwakarta Bakal Buka 26 Juni 2020)
Kepala UPT Labkesda Jabar, Emawati mengatakan, target tersebut akan dicapai dengan menyasar seluruh pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), tenaga kesehatan, pemudik domestik dan dari luar negeri, serta sasaran lain berdasarkan hasil penyelidikan pakar epidemologi. "Data per 15 Juni 2020, kami telah memeriksa 65.032 tes uji usap (swab test)," ujar Emawati di Bandung, Senin (22/6/2020).
Menurut Emawati, Labkesda Jabar dibantu tim dari laboratorium Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Khusus laboratorium Unpad, kata Emawati, dilengkapi dengan mobile laboratorium. Tim dari ITB dan Unpad sendiri merupakan bagian dari 26 labaratorium satelit yang membantu pengetesan COVID-19, baik rapid test maupun swab test.
"Saat ini di Jabar total ada 20 laboratorium RTPCR (real time PCR) dan enam laboratorium TCM (tes cepat molakular). Labkesda Jabar sebagai laboratorium induk sendiri kini telah memiliki enam mesin PCR dan tiga mesin ekstraksi," imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Emawati, laboratorium satelit yang tersebar di berbagai daerah memiliki kapasitas pemeriksaan 1.000-2.500 sampel per hari. Namun, karena keterbatasan SDM dan kekurangan bahan habis pakai, laboratorium-laboratorium satelit tersebut belum maksimal.
"Harapannya, lab-lab satelit memiliki kemampuan periksa yang rata dan sebesar lab induk sehingga tes masif akan jauh lebih cepat, akurat, efektif, dan efisien dan insya Allah akan memutus mata rantai COVID-19," harapnya seraya menambahkan, kerja sama Labkesda Jabar sebagai laboratorium induk dan laboratorium satelit selama ini sudah sangat baik.
Emawati menambahkan, laboratorium merupakan salah satu penentu diagnostik yang hasilnya digunakan untuk data dan peningkatan tindak lanjut penanganan di rumah sakit, contact tracing, serta penelitian. Dia mencontohkan, dari sampel swab test yang dikumpulkan dapat dilanjutkan ke tingkat genome sequencing, yakni memeriksa sampel yang sudah positif dengan rate tertentu dan berasal dari klaster- klaster unik.
"Nantinya, kita dapat lihat apakah sampel ini berasal dari Asia, Eropa atau tempat lain. Kita juga bisa lihat strain-nya, apakah dia ganas, sedang, atau ringan. Ini semua berguna untuk penentuan diagnosa terapi serta penyelidikan dan penentuan kebijakan pun akan jauh lebih akurat," pungkasnya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Laboratorium Labkesda Jabar Ryan B Ristandi menuturkan, sebelumnya, pihaknya menerima rata-rata 1.000 sampel swab test per hari. Namun, saat ini, sampel swab test yang masuk naik menjadi 3.000 sampel per hari menyusul kegiatan pekan swab test massal. "Target pekan ini 25.000 sampel swab tes, jadi pekan ini memang akan ada peningkatan jumlah pemeriksaan baik di lab induk maupun lab jejaring," ujarnya.
Ryan juga mengatakan, SDM pendukung di Labkesda Jabar sebanyak 70 orang yang bekerja setiap hari dengan sistem shif, terdiri dari 20 orang tenaga administrasi, 30 orang tenaga ekstraksi, dan 20 orang bekerja di bagian PCR. "Di laboratorium induk ini, 70 orang ini bekerja untuk menyelesaikan ribuan sampel, belum bicara yang sedang dikerjakan di laboratorium jejaring," imbuhnya.
Ryan menambahkan, untuk menyelesaikan pengujian terhadap 25.000 sampel swab test pada pekan swab test massal, pihaknya membutuhkan kepastian bahwa sampel yang masuk merupakan sampel sasaran. "Jangan sampai terlalu random karena kita ingin menyelesaikan target-target untuk segera kita periksa," ucapnya. (Baca: Butuh Biaya Nikah, Pemuda Tasikmalaya Nekat Rampok Toko Perhiasan )
Hal lain yang dibutuhkan, yakni SDM yang dibutuhkan minimal tetap terpenuhi serta bahan habis pakai dan support dari reagent, baik ekstraksi maupun PCR yang selalu tersedia. "Kami masih didukung oleh Pemprov Jabar untuk bahan habis pakai dan reagent tersebut. Kami tinggal memastikan SDM di tiga proses tersebut terpenuhi untuk menyelesiakan pemeriksaan ini," tandasnya.
Guna mencapai target tersebut, Labkesda Jabar bersama sejumlah laboratorium pendukung di Jabar berupaya memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, mulai dari sarana dan prasarana hingga sumber daya manusia (SDM). (Baca: 62 Destinasi Wisata Purwakarta Bakal Buka 26 Juni 2020)
Kepala UPT Labkesda Jabar, Emawati mengatakan, target tersebut akan dicapai dengan menyasar seluruh pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), tenaga kesehatan, pemudik domestik dan dari luar negeri, serta sasaran lain berdasarkan hasil penyelidikan pakar epidemologi. "Data per 15 Juni 2020, kami telah memeriksa 65.032 tes uji usap (swab test)," ujar Emawati di Bandung, Senin (22/6/2020).
Menurut Emawati, Labkesda Jabar dibantu tim dari laboratorium Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Khusus laboratorium Unpad, kata Emawati, dilengkapi dengan mobile laboratorium. Tim dari ITB dan Unpad sendiri merupakan bagian dari 26 labaratorium satelit yang membantu pengetesan COVID-19, baik rapid test maupun swab test.
"Saat ini di Jabar total ada 20 laboratorium RTPCR (real time PCR) dan enam laboratorium TCM (tes cepat molakular). Labkesda Jabar sebagai laboratorium induk sendiri kini telah memiliki enam mesin PCR dan tiga mesin ekstraksi," imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Emawati, laboratorium satelit yang tersebar di berbagai daerah memiliki kapasitas pemeriksaan 1.000-2.500 sampel per hari. Namun, karena keterbatasan SDM dan kekurangan bahan habis pakai, laboratorium-laboratorium satelit tersebut belum maksimal.
"Harapannya, lab-lab satelit memiliki kemampuan periksa yang rata dan sebesar lab induk sehingga tes masif akan jauh lebih cepat, akurat, efektif, dan efisien dan insya Allah akan memutus mata rantai COVID-19," harapnya seraya menambahkan, kerja sama Labkesda Jabar sebagai laboratorium induk dan laboratorium satelit selama ini sudah sangat baik.
Emawati menambahkan, laboratorium merupakan salah satu penentu diagnostik yang hasilnya digunakan untuk data dan peningkatan tindak lanjut penanganan di rumah sakit, contact tracing, serta penelitian. Dia mencontohkan, dari sampel swab test yang dikumpulkan dapat dilanjutkan ke tingkat genome sequencing, yakni memeriksa sampel yang sudah positif dengan rate tertentu dan berasal dari klaster- klaster unik.
"Nantinya, kita dapat lihat apakah sampel ini berasal dari Asia, Eropa atau tempat lain. Kita juga bisa lihat strain-nya, apakah dia ganas, sedang, atau ringan. Ini semua berguna untuk penentuan diagnosa terapi serta penyelidikan dan penentuan kebijakan pun akan jauh lebih akurat," pungkasnya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Laboratorium Labkesda Jabar Ryan B Ristandi menuturkan, sebelumnya, pihaknya menerima rata-rata 1.000 sampel swab test per hari. Namun, saat ini, sampel swab test yang masuk naik menjadi 3.000 sampel per hari menyusul kegiatan pekan swab test massal. "Target pekan ini 25.000 sampel swab tes, jadi pekan ini memang akan ada peningkatan jumlah pemeriksaan baik di lab induk maupun lab jejaring," ujarnya.
Ryan juga mengatakan, SDM pendukung di Labkesda Jabar sebanyak 70 orang yang bekerja setiap hari dengan sistem shif, terdiri dari 20 orang tenaga administrasi, 30 orang tenaga ekstraksi, dan 20 orang bekerja di bagian PCR. "Di laboratorium induk ini, 70 orang ini bekerja untuk menyelesaikan ribuan sampel, belum bicara yang sedang dikerjakan di laboratorium jejaring," imbuhnya.
Ryan menambahkan, untuk menyelesaikan pengujian terhadap 25.000 sampel swab test pada pekan swab test massal, pihaknya membutuhkan kepastian bahwa sampel yang masuk merupakan sampel sasaran. "Jangan sampai terlalu random karena kita ingin menyelesaikan target-target untuk segera kita periksa," ucapnya. (Baca: Butuh Biaya Nikah, Pemuda Tasikmalaya Nekat Rampok Toko Perhiasan )
Hal lain yang dibutuhkan, yakni SDM yang dibutuhkan minimal tetap terpenuhi serta bahan habis pakai dan support dari reagent, baik ekstraksi maupun PCR yang selalu tersedia. "Kami masih didukung oleh Pemprov Jabar untuk bahan habis pakai dan reagent tersebut. Kami tinggal memastikan SDM di tiga proses tersebut terpenuhi untuk menyelesiakan pemeriksaan ini," tandasnya.
(don)