KH Samanhudi, Pengusaha Batik yang Rela Korbankan Harta dan Jiwa untuk Perjuangan Kemerdekaan

Sabtu, 14 Mei 2022 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Pada saat itu, mendukung gerakan perjuangan kemerdekaan dianggap sebagai pemberontak oleh Belanda. Dia rela mengorbankan harta dan mempertaruhkan jiwanya demi terwujudnya kemerdekaan bangsa. Karena itulah, KH Samanhudi dianggap sebagai pahlawan nasional pada tahun 1961.

Media Perjuangan
Haji Samanhudi lebih dikenal sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 dan menjadi pemimpin organisasi tersebut yang namanya menjadi Sarekat Islam (SI) sampai 1912.

Namun, jarang sekali yang mengetahui bila Haji Samanhudi memiliki media bernama Taman Pewarta. Dalam buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara pada halaman 350 dituliskan, “Haji Samanhudi (1868-1956) membangun organisasi Sarekat Dagang Islam, 16 Sya’ban 1323, Senin Legi, 16 Oktober 1905, di Surakarta.

Guna memperluas informasi dalam upaya pembentukan organisasi tersebut, diterbitkanlah dahulu buletin, Taman Pewarta. Dituliskan juga bahwa Taman Pewarta bertahan selama 13 tahun sejak 1902-1915. Berarti Taman Pewarta sudah ada lebih dahulu dibandingkan Sarekat Dagang Islam yang baru dibentuk 16 Oktober 1905 dan berubah nama menjadi Sarekat Islam pada 1906.

Sebuah media bisa bertahan selama 13 tahun pada masa kolonial Belanda, tentu prestasi yang layak diberikan apresiasi. “Perlu diperhatikan, bahwa buletin Taman pewarta ini bisa bertahan selama 13 tahun, karena isinya yang Islami dan merakyat. Adapun buletin lawannya berumur pendek karena dikonsumsi oleh kalangan terbatas, yakni kaum priyayi.” (Ahmad Mansur Suryanegara 2009: 314).

Namun, tidak banyak informasi tentang Taman Pewarta sehingga kiprahnya selama 13 tahun bagi kebangkitan perjuangan bangsa Indonesia kurang terekam baik. Dalam buku The Vernacular Press and The Emergence of Modern Indonesian Consciousness (1855-1913) karya Ahmad B Adam, menyebutkan Taman Pewarta sebagai koran (Newspaper).

Pada halaman 123 disebutkan bahwa Taman Pewarta merupakan koran berbahasa Jawa-Melayu dan dicetak oleh perusahaan percetakan Sie Dhian Ho. Sejak Sarekat Dagang Islam didirikan pada 1905, keberadaan Taman Pewarta semakin kokoh.

Pada catatan kaki No.72 ditambahkan keterangan, Taman Pewarta diterbitkan pertama kali pada 1902. Koran Taman Pewarta terbit seminggu sekali dan memiliki enam halaman. Sebanyak dua halaman berbahasa Jawa dan sebanyak dua setengah halaman iklan.

Taman Pewarta menjadi media komunikasi yang efektif bagi perkembangan Sarekat Dagang Islam sehingga organisasi ini semakin dikenal masyarakat. Sarekat Dagang Islam yang awalnya dikenal sebagai organisasi niaga, menjadi organisasi yang memelopori kebangkitan nasional.

Akibatnya, perkembangan Sarekat Dagang Islam yang pesat membuat penjajah kolonial Belanda khawatir. Untuk itu, dibuatlah organisasi tandingan dengan nama yang hampir mirip, yaitu Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor pada 1909.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)