Sinergi Polisi dan Pecalang untuk Pengamanan KTT G20
loading...
A
A
A
DENPASAR - Bali menjadi tuan rumah KTT G20 . Guna memastikan hajatan internasional itu berjalan aman, Polresta Denpasar menggandeng pecalang.
Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, ada ribuan pecalang yang tergabung dalam sistem pengamanan lingkungan terpadu berbasis desa adat (Sipandu Beradat) akan dilibatkan dalam pengamanan KTT G20.
Baca juga: Fakta fakta Polwan Cantik Briptu Suci Ditipu PNS, Nomor 1 Bikin Menyesal Seumur Hidup
"Sipandu Beradat ini telah diberikan pelatihan pengetahuan dan peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas kepolisian secara terbatas," katanya, Selasa (11/5/2022).
Dia menjelaskan, Sipandu Beradat merupakan bentuk kemitraan polisi dengan masyarakat berbasis community policing. Ada beberapa komponen di dalamnya, mulai Bankamda, Linmas hingga pecalang.
Keberadaan Sipandu Beradat telah dikukuhkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, akhir Februari 2022 lalu. Hingga kini, sudah terbentuk 50 forum Sipandu Beradat di wilayah hukum Denpasar, termasuk Kuta dan Kuta Selatan.
Dalam KTT G20 nanti, pecalang akan ditempatkan di lokasi even, perlintasan yang dilalui delegasi hingga obyek wisata yang bakal dikunjungi peserta.
Mereka akan bergerak di lapangan bersama kepolisian dan TNI bersama stakeholder lainnya seperti dinas perhubungan, Tim SAR dan BPBD. "Dengan begitu, diharapkan segala bentuk gangguan keamanan sekecil apapun dapat diselesaikan di tingkat paling bawah," ujar Bambang.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mendukung langkah Polresta Denpasar. "Dengan pelatihan dari kepolisian, pecalang akan makin profesional dalam menjalankan tugasnya," katanya.
Menurutnya, keberadaan pecalang akan memberikan citra positif dalam pelaksanaan KTT G20. Hal itu menunjukkan Bali memiliki sistem keamanan yang berbasis kearifan lokal.
Ke depan, Jaya Negara berharap sinergitas kepolisian dan pecalang diharapkan tidak hanya mampu menjaga stabilitas keamanan Kota Denpasar dari gangguan kejahatan, tapi juga ikut menjaga adat dan budaya Bali.
Ketua Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana turut mengapresiasi kolaborasi kepolisian dan pecalang dalam pengamanan KTT G20.
Dia mengatakan, pecalang merupakan aset penting MDA dalam menjaga kelestarian adat dan budaya Bali. "Dengan pelatihan dan ketrampilan yang diberikan, pecalang akan lebih profesional dalam memposisikan dirinya pada pengamanan KTT G20," ujarnya.
Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, ada ribuan pecalang yang tergabung dalam sistem pengamanan lingkungan terpadu berbasis desa adat (Sipandu Beradat) akan dilibatkan dalam pengamanan KTT G20.
Baca juga: Fakta fakta Polwan Cantik Briptu Suci Ditipu PNS, Nomor 1 Bikin Menyesal Seumur Hidup
"Sipandu Beradat ini telah diberikan pelatihan pengetahuan dan peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas kepolisian secara terbatas," katanya, Selasa (11/5/2022).
Dia menjelaskan, Sipandu Beradat merupakan bentuk kemitraan polisi dengan masyarakat berbasis community policing. Ada beberapa komponen di dalamnya, mulai Bankamda, Linmas hingga pecalang.
Keberadaan Sipandu Beradat telah dikukuhkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, akhir Februari 2022 lalu. Hingga kini, sudah terbentuk 50 forum Sipandu Beradat di wilayah hukum Denpasar, termasuk Kuta dan Kuta Selatan.
Dalam KTT G20 nanti, pecalang akan ditempatkan di lokasi even, perlintasan yang dilalui delegasi hingga obyek wisata yang bakal dikunjungi peserta.
Mereka akan bergerak di lapangan bersama kepolisian dan TNI bersama stakeholder lainnya seperti dinas perhubungan, Tim SAR dan BPBD. "Dengan begitu, diharapkan segala bentuk gangguan keamanan sekecil apapun dapat diselesaikan di tingkat paling bawah," ujar Bambang.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mendukung langkah Polresta Denpasar. "Dengan pelatihan dari kepolisian, pecalang akan makin profesional dalam menjalankan tugasnya," katanya.
Menurutnya, keberadaan pecalang akan memberikan citra positif dalam pelaksanaan KTT G20. Hal itu menunjukkan Bali memiliki sistem keamanan yang berbasis kearifan lokal.
Ke depan, Jaya Negara berharap sinergitas kepolisian dan pecalang diharapkan tidak hanya mampu menjaga stabilitas keamanan Kota Denpasar dari gangguan kejahatan, tapi juga ikut menjaga adat dan budaya Bali.
Ketua Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana turut mengapresiasi kolaborasi kepolisian dan pecalang dalam pengamanan KTT G20.
Dia mengatakan, pecalang merupakan aset penting MDA dalam menjaga kelestarian adat dan budaya Bali. "Dengan pelatihan dan ketrampilan yang diberikan, pecalang akan lebih profesional dalam memposisikan dirinya pada pengamanan KTT G20," ujarnya.
(msd)