Prevalensi Stunting Memprihatinkan, Jabar Nyalakan Tanda Bahaya
loading...
A
A
A
SUMEDANG - Angka prevalansi stunting di Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih memprihatinkan. Diperlukan peran semua pihak, agar kasus stunting dapat terus ditekan. Dengan kondisi prevalansi yang masih memprihatinkan, Pemprov Jabar melalui Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jabar mengintruksikan seluruh kader PKK di Jabar untuk melakukan updating data kasus stunting setiap bulan.
"Updating data secara berkala itu diperlukan untuk memantau penurunan angka prevelansi stunting di Jabar," ujar Ketua TP PKK Jabar, Atalia Praratya dalam keterangan resminya, Rabu (30/3/2022).
Diketahui, walaupun mengalami penurunan yang cukup signifikan, namun angka prevalensi stunting di Jabar hingga 2021 masih cukup tinggi. Pada 2021, angka prevelensi stunting di Jabar turun, yakni dari 31,5 persen pada 2018 menjadi 24,5 persen.
Lebih lanjut Atalia menyatakan komitmennya untuk terus menurunkan angka prevalensi stunting di Jabar, di antaranya dengan meningkatkan pola asuh, pola makan, dan sanitasi. "Pekerjaan rumah kita masih panjang karena Pak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) mencanangkan tahun 2023 Jabar zero stunting. Jadi tidak boleh ada lagi kasus baru," tegas Atalia.
Hal tak kalah penting, lanjut Atalia, adalah kolaborasi harus terus dilakukan antara PKK dengan berbagai pihak terkait. Apalagi PKK memiliki banyak jaringan di seluruh daerah di Jabar.
"Mengapa PKK dianggap penting? Jejaring PKK ada 1,4 juta. Kita ada didalam Tim Pendamping Keluarga sekitar 37.164 bersama dengan para bidan, termasuk juga dari para KB. Kemudian kita juga ada yang namanya kader posyandu. Ada sekitar 380.000 kader, dan ada 52.000 posyandu," papar Atalia.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Command Center Kabupaten Sumedang, Selasa 29 Maret 2022 kemarin, Atalia menilai Sumedang telah melakukan updating data stunting secara berkala.
"Kabupaten Sumedang mempunyai data yang dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan perkembangan stunting. Artinya, kabupaten Sumedang bisa mempertanggungjawabkan itu semua kepada pusat melalui pemanfaatan teknologi," tutur Atalia
Atalia juga mengaku bangga dengan Kabupaten Sumedang karena telah berhasil menanggulangi hal-hal yang fundamental dalam penanganan stunting dengan menyediakan satu data untuk semua dengan difasilitasi oleh Command Center. "Kita akan belajar banyak dari Sumedang dengan memanfaatkan SDM yang kita miliki guna membantu pemerintahan lebih baik," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
"Updating data secara berkala itu diperlukan untuk memantau penurunan angka prevelansi stunting di Jabar," ujar Ketua TP PKK Jabar, Atalia Praratya dalam keterangan resminya, Rabu (30/3/2022).
Diketahui, walaupun mengalami penurunan yang cukup signifikan, namun angka prevalensi stunting di Jabar hingga 2021 masih cukup tinggi. Pada 2021, angka prevelensi stunting di Jabar turun, yakni dari 31,5 persen pada 2018 menjadi 24,5 persen.
Lebih lanjut Atalia menyatakan komitmennya untuk terus menurunkan angka prevalensi stunting di Jabar, di antaranya dengan meningkatkan pola asuh, pola makan, dan sanitasi. "Pekerjaan rumah kita masih panjang karena Pak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) mencanangkan tahun 2023 Jabar zero stunting. Jadi tidak boleh ada lagi kasus baru," tegas Atalia.
Hal tak kalah penting, lanjut Atalia, adalah kolaborasi harus terus dilakukan antara PKK dengan berbagai pihak terkait. Apalagi PKK memiliki banyak jaringan di seluruh daerah di Jabar.
"Mengapa PKK dianggap penting? Jejaring PKK ada 1,4 juta. Kita ada didalam Tim Pendamping Keluarga sekitar 37.164 bersama dengan para bidan, termasuk juga dari para KB. Kemudian kita juga ada yang namanya kader posyandu. Ada sekitar 380.000 kader, dan ada 52.000 posyandu," papar Atalia.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Command Center Kabupaten Sumedang, Selasa 29 Maret 2022 kemarin, Atalia menilai Sumedang telah melakukan updating data stunting secara berkala.
"Kabupaten Sumedang mempunyai data yang dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan perkembangan stunting. Artinya, kabupaten Sumedang bisa mempertanggungjawabkan itu semua kepada pusat melalui pemanfaatan teknologi," tutur Atalia
Atalia juga mengaku bangga dengan Kabupaten Sumedang karena telah berhasil menanggulangi hal-hal yang fundamental dalam penanganan stunting dengan menyediakan satu data untuk semua dengan difasilitasi oleh Command Center. "Kita akan belajar banyak dari Sumedang dengan memanfaatkan SDM yang kita miliki guna membantu pemerintahan lebih baik," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
(don)