Kisah di Balik Monumen Soekarno Rancangan Ridwan Kamil di Aljazair

Rabu, 17 Juni 2020 - 12:03 WIB
loading...
Kisah di Balik Monumen...
Monumen Soekarno telah berdiri kokoh di Pusat Kota Aljir, Aljazair dan akan diresmikan 18 Juli 2020 mendatang. Foto/Dok/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Monumen Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno kini telah berdiri kokoh di pusat Kota Aljir, Aljazair. Kehadiran monumen tiga dimensi tersebut menjadi wujud penghormatan Aljazair terhadap jasa Soekarno.

Di balik kokohnya monumen tersebut, ternyata tersimpan peran Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai inisiator sekaligus perancang monumen yang bakal diresmikan 18 Juli 2020 mendatang itu. Ridwan Kamil pun berbagi kisah awal mula monumen itu dibangun. (Baca juga: BPIP: Pancasila Harus Menjadi Basis Pengambilan Kebijakan )

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu bercerita, awalnya, dia berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Aljazair, Safira Machrusah soal inisiasi bentuk penghormatan kepada Soekarno di Aljazair mengingat Aljazair sangat menghormati dan menghargai jasa Soekarno.

Setelah berdiskusi, Kang Emil pun lantas berkunjung ke Aljazair untuk menemui Gubernur Aljir. Dalam kunjungan tersebut, dia pun mendapat persetujuan Gubernur Aljir untuk membangun Monumen Soekarno. (Baca juga: Penundaan RUU HIP, Baleg DPR Tunggu Surat Resmi Pemerintah )

"Aljazair punya kemiripan rasa hormat ke Bung Karno, bahkan lebih (dari negara lain). Sehingga, dalam diskusi awal-awal disampaikan bagaimana kalau kita membuat inisiatif yang sama di Aljazair, tapi jangan hanya nama jalan seperti di Mesir, melainkan sebuah monumen," ungkap Kang Emil dalam diskusi sejarah yang digelar secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Selasa (16/6/2020) malam.

"Saya bilang, kalau Pak Gubernur (Aljir) mengizinkan, bolehkah bapak proklamasi kami yang menginspirasi Asia Afrika, bapak sediakan sebuah tempat, nanti semuanya saya urus, dan langsung disetujui," sambung Kang Emil.

Gubernur Aljir pun kemudian menyediakan lahan di pusat kota tempat dimana Monumen Soekarno dibangun. Monumen dirancang setengah lingkaran berbentuk bulan sabit dengan lima lingkaran dan di bagian tengahnya berdiri patung Soekarno yang menghadap ke dua sisi. (Baca juga: Sembilan Pejuang Kemerdekaan Terbesar, Ada Soekarno dan William Wallace )

"Ada bulan sabit sebagai lambang Aljazair, ada lima lingkaran sebagai simbol Pancasila, simbol falsafahnya orang Indonesia, dan di tengahnya itulah sosok Bung Karno kita bangun," terang Kang Emil.

Dalam pembangunan monumen tersebut, Kang Emil berkolaborasi dengan seniman Dolorosa Sinaga. Menurutnya, gaya seni Dolorosa sangat tepat karena menunjukkan tampilan patung Soekarno yang sama di kedua sisi, sehingga tampak menyapa pengguna jalan dari kedua arah.

"Setelah itu saya menghubungi Ibu Dolo (Dolorosa Sinaga) untuk merancang bentuk patungnya. Saya pikir gaya seni Ibu Dolo yang baru dua dimensi, tapi tiga dimensi, dari depan sama, dari belakang sama. Dengan pilihan ibu Dolo itu, menurut saya pilihan yang paling jenius. Inilah yang menjadi (rancangan) final," tuturnya.

Kang Emil mengatakan, Monumen Soekarno kini sudah selesai dibangun. Meski begitu, dia mengakui, dalam prosesnya terdapat sejumlah hambatan, salah satunya biaya pembangunan. Namun, persoalan tersebut akhirnya dapat diselesaikan setelah PT Pertamina mendanai penuh pembangunan monumen.

"Dengan izin Allah SWT, akhirnya berdirilah patung Bung Karno dengan posisi yang sangat heroik dengan teknik seni yang juga baru dan secara urban ini jenius karena tampak depan dan belakang tetap menyapa. Biaya pembangunannya disponsori penuh Pertamina, dikerjakan oleh kontraktor orang-orang Indonesia di Afrika, dan difasilitasi luar biasa perjuangan ini oleh ibu Dubes," paparnya seraya mengatakan, kisah ini menandakan bahwa sesulit apapun persoalan akan selesai jika diiringi kekompakan dan kepedulian.

Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Aljazair, Safira Machrusah menuturkan, bagi Aljazair, peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) dan jasa Soekarno berkontribusi besar terhadap revolusi Aljazair di tingkat internasional.

Bahkan, menurut dia, hal tersebut sempat disampaikan langsung oleh mantan Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika melalui interview diplomat Aljazair Lakhdar Brahimi.

"Disampaikan dalam wawancara eksklusif yang dilakukan oleh Lakhdar Brahimi ketika diinterview, beliau mendengar bahwa mantan presiden Bouteflika itu menyampaikan bahwa KAA ini seperti revolusi Aljazair di tingkat internasional," ungkapnya.

"Tokoh KAA yang berada di sini Bung Karno itu memang memberikan kontribusi yang luar biasa dan diapresiasinya sangat luar biasa oleh Aljazair," tandasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4746 seconds (0.1#10.24)