Dialog dengan Mensos Risma, Warga Asmat Papua Minta Guru dan Jaringan Telepon

Jum'at, 25 Maret 2022 - 02:07 WIB
loading...
Dialog dengan Mensos Risma, Warga Asmat Papua Minta Guru dan Jaringan Telepon
Mensos Tri Rismaharini berkunjung ke kampung terjauh di Desa Erosaman, Distrik Derkoumur, Kabupaten Asmat, Papua, dan berdialog dengan warga setempat. Kamis (23/3/2022). Foto: SINDOnews/Arif Budianto
A A A
ASMAT - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali melanjutkan kunjungan kerjangan ke daerah, kali ini mengunjungi Kampung, Erosaman, Distrik Derkoumur, Kabupaten Asmat , Papua, Kamis (23/3/2022).

Ada yang menarik dalam kunjungan itu, saat berdialog dengan Risma, salah satu warga kampung tersebut meminta agar pemerintah mendatang guru hingga jaringan telepon di kampung mereka.

"Kami minta ada guru yang datang ke sini, karena kalau sekolah ke sana jauh dan anak sering berantem," ujar salah seorang warga Kampung Erosaman, Asmat Papua.

Dialog dengan Mensos Risma, Warga Asmat Papua Minta Guru dan Jaringan Telepon



Permintaan itu kemudian ditimpali oleh warga lainnya yang meminta agar di kampung mereka masuk jaringan telekomunikasi. "Kami minta ada jaringan telepon masuk ke desa kami," kata warga lainnya.

Permintaan itu kemudian direspons Risma bahwa pihaknya telah memberikan alat penguat sinyal Orbit untuk desa tersebut. Namun, saat ini alat tersebut masih berada di Agats.



Risma meminta agar warga bersabar. Tak hanya itu, Pemkab Asmat juga telah memiliki program untuk perluasan jaringan telekomunikasi.

"Kalau soal guru, nanti silahkan Community Center ini dipakai untuk kegiatan belajar. Nanti saya akan siapkan televisi agar bisa belajar jarak jauh, nanti saya juga bisa ikut ngajar, tapi dari Jakarta ya,” beber Mensos.

Dalam dialog itu, warga juga menagih janji Risma akan memberikan tiga buah perahu. Risma mengaku, perahu tersebut saat ini sedang dalam proses pembuatan, sehingga diberikan secara bertahap.



Saat ini, satu perahu telah diserahkan kepada warga Erosaman. "Sabar ya, karena untuk bikin satu perahu perlu waktu dua bulan, " ujar Risma.

Diketahui, warga Erosaman mengandalkan perahu sebagai alat transportasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Sementara, rumah rumah mereka berada di atas pondok kayu, karena air sering menggenang. Posisi perkampungan mereka dekat dengan sungai.

Sementara itu, pada kunjungannya ke beberapa lokasi di Kabupaten Asmat, Kemensos memberikan bantuan ke beberapa pihak di Kabupaten Asmat, Provinsi, Papua, senilai lebih dari Rp9, 8 miliar. Bantuan diberikan dalam bentuk kewirausahaan sosial berupa barang dan komoditas pertanian.

Bantuan diberikan dalam bentuk satu unit mesin desalinasi air, satu paket solar cell, budidaya ternak ayam petelur, benih sayur, bibit buah, bibit lele, budidaya pertanian dan perikanan, dua unit mesin desalinasi air (Pemkab dan Masjid An-Nur), dan dua paket solar cell (Pemkab dan Masjid An-Nur).



Secara rinci, bantuan Mensos untuk Keuskupan Agats senilai Rp7.616.560.000, untuk Pemerintah Kabupaten Asmat Rp1.301.340.000, dan untuk pengurus Masjid An-Nur Rp945.580.000. Penyerahan bantuan dipusatkan di Kampung Erosaman dan Kampung Amagais.

Mensos Risma mengaku, salah satu yang dikeluhkan warga adalah masalah pendidikan. Namun, Kemensos mengakui pihaknya sangat terbatas dalam memberikan bantuan pendidikan, karena tidak langsung menangani persoalan itu. Kemudian masalah aksesibilitas, yang juga perlu perahu.

"Kalau menggunakan jalan sulit, makanya mereka menggunakan perahu. Di beberapa titik begitu, walaupun ada juga kampung yang sudah memiliki jalan, anak anaknya minta sepeda, " katanya.

Menurut dia, Pemerintah tak hanya memberikan bantuan dalam bentuk jadi, tetapi juga bantuan yang bersifat pemberdayaan masyarakat seperti budidaya ayam petelur. Sampai saat ini progresnya cukup bagus.

Bupati Kabupaten Asmat Elisa Kambu mengatakan, pihaknya mendorong agar bantuan ini bisa dikelola oleh masyarakat sehingga diharapkan bisa memberi manfaat lebih baik kepada warga. Sepertihalnya budidaya sayur, lele, dan ayam petelur.

"Respons warga juga luar biasa. Saya lihat di Amagais produksi ada dan dinikmati warga, dan sampai dijual ke luar Amagais. Harapan ini akan berlanjut produksi banyak sehingga bisa menekan harga, " katanya.

Apalagi, kata dia, sekarang SDA berkurang, sehingga memang perlu ada perubahan habit masyarakat dari yang selama ini mengandalkan alam, menjadi budidaya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3742 seconds (0.1#10.140)