Penularan Penyakit Tuberkulosis di Kota Makassar Masih Tinggi

Jum'at, 18 Maret 2022 - 21:48 WIB
loading...
Penularan Penyakit Tuberkulosis di Kota Makassar Masih Tinggi
Angka penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB di Kota Makassar terbilang masih cukup tinggi. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
MAKASSAR - Angka penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB di Kota Makassar masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, penderita TB pada tahun 2019 mencapai 5.412, dengan angka kesembuhan 83%.

Kemudian pada tahun 2020, kasus sempat mengalami penurunan menjadi 3.250 dengan angka kesembuhan 85%, dan pada tahun 2021 kembali melonjak menjadi 3.911. Angka itu disebut masih cukup tinggi.



Ketua Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, Indira Jusuf Ismail, menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi internal Pemerintah Kota Makassar untuk memberantas penyakit TB .

Hal ini disampaikan Indira dalam Rapat Koordinasi Menuju Makassar Bebas Tuberkulosis, di Balai Kota Makassar, Jumat (18/3/2022).

"Kami sudah melakukan berbagai macam cara eliminasi TB , tapi tetap saja membutuhkan koordinasi multisektoral dan tentunya paling utama kolaborasi dengan elemen yang ada di Pemkot Makassar agar semua bisa saling support, saling bantu," ujar Indira.

Kata Indira, edukasi mengenai indentifikasi awal TB ini secara masif dan kolektif sangat penting. Sebab penyakit yang menyerang pernafasan ini sangat berbahaya dan tidak pandang bulu, bisa menjangkiti siapa saja.

"Kita semua rentan loh. Harus ditanamkan pada diri masing-masing tentang sadarnya kesehatan dan pentingnya saling mengedukasi. Yang pertama diukur di lingkup Pemkot dulu. Jangan sampai ada TB di sekitar kita," beber Indira.

Dia mengaku optimis dapat membebaskan Makassar dari penyakit mematikan ini jika semua pihak dengan kesadaran penuh bekerja secara optimal dengan takaran capaian yang telah ditentukan.

Baca Juga: Komunitas TB-HIV Dorong Hadirnya Perda Penanggulangan Tuberculosis di Sulsel

"Kalau kami targetkan tahun depan bisa bebas TB , yah boleh, tapi dimulai dari sekarang. Yang jelas semuanya terukur dibarengi kinerja yang jelas. Saya kira kehadiran kita semua di sini untuk mempercepat pemberantasan TB karena begitu gencarnya mau membebaskan Makassar dari penyakit TB," pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar , Nursaidah Sirajuddin, menyebut pihaknya kini masif melakukan pelacakan terhadap masyarakat yang terduga terjangkit penyakit TB .

Sayangnya, inisiatif masyarakat untuk memeriksakan diri dinilai masih sangat rendah. Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat agar melakukan skrining mandiri melalui aplikasi Sobat TB.

"Semua masyarakat bisa mengakses aplikasi itu. Ini kami sosialisasikan ke camat lurah yang sudah mendownload aplikasi Sobat TB, lalu mereka akan sosialisasi lagi di wilayahnya. Dari aplikasi itu, Dinkes bisa menarik data berapa banyak terduga, berapa banyak tidak terduga," jelas Ida, sapaan akrabnya.

Ida mejelaskan, tidak ada kelompok spesifik yang bisa terinfeksi TB. Semua kelompok masyarakat berpotensi terjangkit sebab TB tidak memiliki perbedaan dengan penyakit menular lainnya.

"Tapi ini bahayanya langsung menyerang paru-paru jika tidak dilakukan penanganan secara cepat," katanya.

Jika penanganan lambat dilakukan atau tidak maksimal, kata dia, maka bisa saja berdampak pada kematian pasien.

" Penyakit TB ini adalah penyakit yang bisa diobati, tetapi bila tidak diobati, bisa menyebabkan kematian. Yang dikhawatirkan sebenarnya apabila pengobatan reguler 6 bulan itu tidak maksimal. Jadi kami ada pemantauan lagi terkait bagaimana pasien yang kami tangani selama 6 bulan itu betul-betul sembuh," pungkas Ida.

Baca Juga: Triwulan Pertama 2019, Penderita TB di Gowa Meningkat 100 Orang

Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke-13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah Covid-19.

Indonesia berada di urutan ke–3 negara dengan kasus TB tertinggi di dunia, setelah India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada sekitar 845.000 penderita TB di Indonesia.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)