Gandeng PT KAI, Perseroda Sulsel Optimistis Jadi Operator KA Makassar-Parepare
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) alias Perseroda Sulsel optimistis bisa menjadi operator pengelolaan kereta api (KA) Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare. Optimisme itu didukung dengan pembentukan konsorsium antara PT SCI dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) .
Direktur Utama Perseroda Sulsel, Yasir Machmud, mengatakan keputusan untuk menggandeng PT KAI dilatarbelakangi oleh track record positif PT KAI di sektor perkeretaapian.
Yasir membeberkan, pihaknya membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan lamanya untuk melakukan penjajakan dengan PT KAI sebelum akhirnya konsorsium dibentuk.
"Kurang lebih berproses selama 2 bulan. Kami ke Jakarta, KAI ke sini, jadi saling mengunjungi. Kemudian kami sama-sama melihat lokasi dari Pangkep, Barru, sampai Parepare itu kami sudah lihat bersama," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya sudah mengirimkan penawaran lelang operator sarana ke Kementerian Perhubungan. Dibandingkan dengan kompetitor lain yang juga memasukkan penawaran, kata Yasir, PT KAI dinilai sangat mumpuni dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kementerian.
"Kami sudah memasukkan penawaran. Kami sangat yakin bisa memenangi ini apalagi kami bergandengan tangan dengan PT KAI yang memiliki pengalaman puluhan tahun di perkeretaapian. Insya Allah kami yakin bisa menang," ucap Yasir.
Yasir menyebut, konsorsium atara pihaknya dan PT KAI dilakukan dengan komposisi share 70:30. Hal itu sudah termasuk pembelian gerbong hingga pengoperasian kereta api nantinya.
"Itu kami akan lakukan bersama-sama dengan sistem mulai pembelian dan bagi hasil yaitu 70:30," jelas Yasir.
Sebelumnya saat masih menjabat sebagai Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, sempat menghadiri langsung MoU antara kedua perusahaan tersebut pada Februari lalu. Andi Sudirman mengatakan bahwa proses tender operator sarana masih dilaksanakan di Jakarta.
"Kan lagi lelang KAI di pusat, nanti mereka lelang baru kami kerja sama setelahnya. Kalau dapat, ya, karena peluang terbuka. Kalau KAI menang, kami sudah ada perjanjian komitmen untuk gabung operasi," ucapnya.
Sementara itu, untuk operator prasarana sendiri telah dilakukan oleh PT Celebes Railway Indonesia (CRI) yang merupakan konsorsium dari 4 perusahaan, yakni PT PP 45%, PT Bumi Karsa 22.5%, PT CCCEI 22.5%, PT Iroda Mitra 10%.
PT CRI memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk pembangunan prasarana segmen F Jalur Kereta Api Makassar-Parepare, pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M), prasarana segmen B, C, D, F trase Makassar-Parepare dengan skema kerja sama pemerintah Badan Usaha atau KPBU, antara kementerian perhubungan dengan PT CRI.
Diketahui, Kementerian Perhubungan menjadikan proyek kereta api Makassar-Parepare sebagai proyek prioritas di tahun 2022. Proyek ini diharapkan bisa memperkuat layanan infrastruktur untuk mendorong kegiatan pemulihan ekonomi.
"Jadi prioritas tahun ini artinya tahun ini harus beroperasi. Jadi sejalan dengan arahan Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi), bahwa kami sudah mencanangkan pengoperasian kereta api Makassar-Parepare ," ucap Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Amanna Gappa, beberapa waktu lalu.
Proyek Kereta Api sepanjang 144 kilometer ini merupakan bagian dari jaringan kereta api Trans Sulawesi yang akan menghubungkan seluruh Pulau Sulawesi.
Amanna Gappa menyebut, jalur kereta api Makassar-Parepare ini ditargetkan dapat beroperasi sebagian pada triwulan IV atau sekitar bulan Oktober 2022, yang tidak hanya melayani kereta api penumpang, tapi juga untuk kereta api barang atau logistik.
"Yang beroperasi tahun ini dari jalur stasiun Barru sampai dengan Mandai. Jadi hitung-hitungannya sekitar 80 kilometer. Kalau pakai asumsi kecepatan perjalanan kereta api 80 kilometer per jam, maka jarak tempuhnya kurang lebih hanya satu jam. Sementara kalau pakai roda empat menuju Barru paling tidak kan dua jam," jelas Amanna Gappa.
Jika dibandingkan dengan perjalanan menggunakan kendaraan roda empat, sambung dia, perjalanan menggunakan kereta api akan sangat memangkas waktu tempuh sehingga lebih efisien untuk digunakan.
"Itu dengan asumsi kecepatan kereta api 80 kilometer. Sementara desain yang ada di Makassar ini kecepatannya bisa sampai 160 kilometer per jam. Katakanlah tidak usah sampai kecepatan maksimum, 100 kilometer per jam saja, maka jarak tempuh antara Mandai-Barru itu hanya sekitar 40-50 menit. Jadi luar biasa dari segi perjalanan," pungkas dia.
Direktur Utama Perseroda Sulsel, Yasir Machmud, mengatakan keputusan untuk menggandeng PT KAI dilatarbelakangi oleh track record positif PT KAI di sektor perkeretaapian.
Yasir membeberkan, pihaknya membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan lamanya untuk melakukan penjajakan dengan PT KAI sebelum akhirnya konsorsium dibentuk.
"Kurang lebih berproses selama 2 bulan. Kami ke Jakarta, KAI ke sini, jadi saling mengunjungi. Kemudian kami sama-sama melihat lokasi dari Pangkep, Barru, sampai Parepare itu kami sudah lihat bersama," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya sudah mengirimkan penawaran lelang operator sarana ke Kementerian Perhubungan. Dibandingkan dengan kompetitor lain yang juga memasukkan penawaran, kata Yasir, PT KAI dinilai sangat mumpuni dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kementerian.
"Kami sudah memasukkan penawaran. Kami sangat yakin bisa memenangi ini apalagi kami bergandengan tangan dengan PT KAI yang memiliki pengalaman puluhan tahun di perkeretaapian. Insya Allah kami yakin bisa menang," ucap Yasir.
Yasir menyebut, konsorsium atara pihaknya dan PT KAI dilakukan dengan komposisi share 70:30. Hal itu sudah termasuk pembelian gerbong hingga pengoperasian kereta api nantinya.
"Itu kami akan lakukan bersama-sama dengan sistem mulai pembelian dan bagi hasil yaitu 70:30," jelas Yasir.
Sebelumnya saat masih menjabat sebagai Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, sempat menghadiri langsung MoU antara kedua perusahaan tersebut pada Februari lalu. Andi Sudirman mengatakan bahwa proses tender operator sarana masih dilaksanakan di Jakarta.
"Kan lagi lelang KAI di pusat, nanti mereka lelang baru kami kerja sama setelahnya. Kalau dapat, ya, karena peluang terbuka. Kalau KAI menang, kami sudah ada perjanjian komitmen untuk gabung operasi," ucapnya.
Sementara itu, untuk operator prasarana sendiri telah dilakukan oleh PT Celebes Railway Indonesia (CRI) yang merupakan konsorsium dari 4 perusahaan, yakni PT PP 45%, PT Bumi Karsa 22.5%, PT CCCEI 22.5%, PT Iroda Mitra 10%.
PT CRI memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk pembangunan prasarana segmen F Jalur Kereta Api Makassar-Parepare, pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M), prasarana segmen B, C, D, F trase Makassar-Parepare dengan skema kerja sama pemerintah Badan Usaha atau KPBU, antara kementerian perhubungan dengan PT CRI.
Diketahui, Kementerian Perhubungan menjadikan proyek kereta api Makassar-Parepare sebagai proyek prioritas di tahun 2022. Proyek ini diharapkan bisa memperkuat layanan infrastruktur untuk mendorong kegiatan pemulihan ekonomi.
"Jadi prioritas tahun ini artinya tahun ini harus beroperasi. Jadi sejalan dengan arahan Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi), bahwa kami sudah mencanangkan pengoperasian kereta api Makassar-Parepare ," ucap Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Amanna Gappa, beberapa waktu lalu.
Proyek Kereta Api sepanjang 144 kilometer ini merupakan bagian dari jaringan kereta api Trans Sulawesi yang akan menghubungkan seluruh Pulau Sulawesi.
Amanna Gappa menyebut, jalur kereta api Makassar-Parepare ini ditargetkan dapat beroperasi sebagian pada triwulan IV atau sekitar bulan Oktober 2022, yang tidak hanya melayani kereta api penumpang, tapi juga untuk kereta api barang atau logistik.
"Yang beroperasi tahun ini dari jalur stasiun Barru sampai dengan Mandai. Jadi hitung-hitungannya sekitar 80 kilometer. Kalau pakai asumsi kecepatan perjalanan kereta api 80 kilometer per jam, maka jarak tempuhnya kurang lebih hanya satu jam. Sementara kalau pakai roda empat menuju Barru paling tidak kan dua jam," jelas Amanna Gappa.
Jika dibandingkan dengan perjalanan menggunakan kendaraan roda empat, sambung dia, perjalanan menggunakan kereta api akan sangat memangkas waktu tempuh sehingga lebih efisien untuk digunakan.
"Itu dengan asumsi kecepatan kereta api 80 kilometer. Sementara desain yang ada di Makassar ini kecepatannya bisa sampai 160 kilometer per jam. Katakanlah tidak usah sampai kecepatan maksimum, 100 kilometer per jam saja, maka jarak tempuh antara Mandai-Barru itu hanya sekitar 40-50 menit. Jadi luar biasa dari segi perjalanan," pungkas dia.
(tri)