Kisah Sunan Ampel Taklukkan Pertapa yang 12 Tahun Berlatih Berjalan di Atas Air
loading...
A
A
A
Pertapa itu mengaku sudah melakukan latihan selama 12 tahun dan belum berhasil. Jawaban itu membuat Sunan Ampel kaget, karena 12 tahun bukan waktu yang singkat. "Lalu, kenapa Kisanak masih mencoba lagi hal yang tidak mungkin ini?," tanya Sunan Ampel penasaran.
Pertapa itu merasa terganggu. Ia terusik dengan pertanyaan-pertanyaan Sunan Ampel. "Itu bukan urusanmu pak tua!," jawabnya dengan jengkel. Pertapa itu mengatakan, dahulu dirinya sama sekali tidak bisa berjalan di atas air. Setelah keras berlatih selama 12 tahun, ia bisa menyeberangi sungai separuhnya.
"Jadi siapa bilang latihan saya ini tidak berguna," katanya lagi. Lagi-lagi Sunan Ampel tidak menanggapi kejengkelan itu dengan sikap senada. Ia tetap memperlihatkan sikap keramahan.
"Kalau begitu, berarti Kisanak masih memerlukan 12 tahun lagi untuk sampai ke seberang sungai sana?," kata Sunan Ampel. Mendengar pertanyaan itu, telinga pertapa baruh baya itu seketika memerah. Dengan suara tinggi ia meminta Sunan Ampel tidak mencampuri urusannya.
Bahkan ia mengusir Sunan Ampel dari pinggir sungai. "Pergi sana kau orang tua, dan jangan pernah menganggu saya lagi. Urus saja urusan Kisanak sendiri. Saya akan melanjutkan latihan ilmu meringankan tubuh saya," bentak si pertapa.
Sunan Ampel pun beranjak dan pamit pergi melanjutkan perjalanan. Mata pertapa itu sontak terbelalak. Ia melihat Sunan Ampel dengan santainya berjalan di atas air menyebrangi sungai. Ia seketika merenangi sungai, berusaha mengejar. Sesampai di pinggir sungai, pertapa itu langsung bersujud mencium kaki Sunan Ampel.
"Duhai Kisanak yang sakti, maafkan saya yang telah meremehkan Kisanak," kata pertapa menyesali sikapnya. Dengan meratap, pertapa itu meminta Sunan Ampel mengajari. Sunan Ampel tersenyum dan meminta pertapa itu bangkit dari sujudnya.
Sunan Ampel mengatakan, dirinya hanya hamba Allah dan karomah yang disaksikan pertapa itu datangnya dari Allah. Tanpa kehendak Allah, Sunan Ampel mengatakan tidak mungkin bisa menyeberangi sungai dengan berjalan di atas permukaan air.
Pertapa itu merasa terganggu. Ia terusik dengan pertanyaan-pertanyaan Sunan Ampel. "Itu bukan urusanmu pak tua!," jawabnya dengan jengkel. Pertapa itu mengatakan, dahulu dirinya sama sekali tidak bisa berjalan di atas air. Setelah keras berlatih selama 12 tahun, ia bisa menyeberangi sungai separuhnya.
"Jadi siapa bilang latihan saya ini tidak berguna," katanya lagi. Lagi-lagi Sunan Ampel tidak menanggapi kejengkelan itu dengan sikap senada. Ia tetap memperlihatkan sikap keramahan.
Baca Juga
"Kalau begitu, berarti Kisanak masih memerlukan 12 tahun lagi untuk sampai ke seberang sungai sana?," kata Sunan Ampel. Mendengar pertanyaan itu, telinga pertapa baruh baya itu seketika memerah. Dengan suara tinggi ia meminta Sunan Ampel tidak mencampuri urusannya.
Bahkan ia mengusir Sunan Ampel dari pinggir sungai. "Pergi sana kau orang tua, dan jangan pernah menganggu saya lagi. Urus saja urusan Kisanak sendiri. Saya akan melanjutkan latihan ilmu meringankan tubuh saya," bentak si pertapa.
Sunan Ampel pun beranjak dan pamit pergi melanjutkan perjalanan. Mata pertapa itu sontak terbelalak. Ia melihat Sunan Ampel dengan santainya berjalan di atas air menyebrangi sungai. Ia seketika merenangi sungai, berusaha mengejar. Sesampai di pinggir sungai, pertapa itu langsung bersujud mencium kaki Sunan Ampel.
"Duhai Kisanak yang sakti, maafkan saya yang telah meremehkan Kisanak," kata pertapa menyesali sikapnya. Dengan meratap, pertapa itu meminta Sunan Ampel mengajari. Sunan Ampel tersenyum dan meminta pertapa itu bangkit dari sujudnya.
Sunan Ampel mengatakan, dirinya hanya hamba Allah dan karomah yang disaksikan pertapa itu datangnya dari Allah. Tanpa kehendak Allah, Sunan Ampel mengatakan tidak mungkin bisa menyeberangi sungai dengan berjalan di atas permukaan air.