Kisah Kiai As'ad yang Melatih Pasukan Khusus Ikut Bertempur pada 10 November 1945

Minggu, 13 Maret 2022 - 05:04 WIB
loading...
A A A
Setelah memberikan arahan kepada para ulama di Madura agar mencari para preman dan penjahat, Kiai As'ad kembali ke pesantrennya di Sukorejo. Selanjutnya, Kiai As'ad kemudian menghubungi beberapa anggota Pelopor (Palopor), pasukan inti gerilya yang dibina oleh Kiai As'ad.

Di pasukan Pelopor yang legendaris ini para bandit bergabung. Untuk memberi latihan fisik dan rohani, Kiai As'ad mempercayakan tugas itu kepada Mabruk dan Abdus Shomad. Tidak hanya latihan fisik, mereka juga diberi amalan atau ijazah dzikir agar mereka selamat dari serangan musuh, yang di lingkungan budaya Madura dikenal sebagai "jaza".

KH Syamsul Arifin, abah dari Kiai As'ad, juga ikut memberikan sentuhan spiritual "jaza" kepada para bandit itu. Mereka juga diajari ilmu menghilang yang biasa digunakan oleh anggota Pelopor untuk mencuri senjata di gudang pasukan musuh.

Pelatihan pasukan khusus Pelopor ini ternyata tidak sia-sia. Saat pasukan sekutu kembali dan mau mendarat di Surabaya, pada 10 November 1945, perang tak terhindarkan. Pasukan Pelopor yang terdiri dari para bandit yang sudah insaf itu ikut ambil bagian, khususnya di wilayah Tanjung Perak, Jembatan Merah dan di wilayah Wonokromo, Surabaya.

Agar tidak ketahuan musuh, pasukan itu diberangkatkan secara bergelombang dari Situbondo dengan menggunakan kereta api. Berkat perjuangan dari semua elemen, termasuk pasukan Pelopor, pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby itu kalah.

Sejarah mencatat, sang jenderal tewas di tangan Arek-Arek Suroboyo bersama kekuatan masyarakat di Jatim, termasuk pasukan binaan Kiai As'ad.

Dari apa yang dilakukan Kiai As'ad, satu pelajaran penting yang bisa dipetik adalah sejahat apa pun pribadi seseorang, tetap memiliki sisi positif yang bermanfaat bagi bangsa. Para bandit yang diinsyafkan oleh Kiai telah memberikan yang terbaik untuk bangsa.

KHR As'ad meninggal pada 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun). Dia adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Dusun Sukorejo, Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Atas jasanya yang menyiapkan pasukan khusus Pelopor, KHR As'ad Syamsul Arifin diberi gelar pahlawan oleh pemerintahan Jokowi pada 9 November 2016.

Diramu dari berbagai sumber
(don)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2883 seconds (0.1#10.140)