Pesan Letjen Cantiasa ke Prajurit yang akan Bertugas di Papua: Jangan Ragu dalam Melaksanakan Tugas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI I Nyoman Cantiasa memberi pengarahan kepada para prajurit yang akan melaksanakan tugas operasi di Papua.
Pengarahan disampaikan kepada personel Satgas Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang dan Satgas Yonif Raider Khusus 113/Jaya Sakti di Lapangan Dermaga Mulyono Silam Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (4/3/2022).
Di awal pengarahannya, Pangkogabwilhan III menyampaikan bahwa sesuai kebijakan Panglima TNI, pola operasi di Papua maupun Papua Barat dilaksanakan dengan pendekatan teritorial melalui kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) dan Komunikasi Sosial (Komsos).
Cantiasa menegaskan, tugas Satgas adalah melaksanakan tugas-tugas Kodim maupun Koramil khususnya dalam upaya membantu kesulitan rakyat. Hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor keamanan personel dan materiil, tanpa mengabaikan kewaspadaan secara taktis sebagaimana yang telah dilatihkan.
"Keberadaan kalian nanti harus dapat membantu kesulitan rakyat Papua, apapun yang mereka rasakan kesulitan itu. Terserah apa membuat listrik dari kincir air, silahkan, tapi kau harus sudah berhitung, rutenya mana, yang ngamankan siapa, nanti siapa yang saya kontak, begitu. Bukan kau polos-polos saja berangkat, oh tidak bisa," katanya.
"Jangan ragu-ragu dalam melaksanakan tugas, kamu harus dapat merebut hati dan pikiran rakyat agar mau mendukung kita," lanjut Pangkogabwilhan III.
Mantan Pangdam Kasuari ini mengingatkan, bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) telah mengembangkan taktik bertempur, dengan mempelajari gerakan TNI selama ini.
Sehingga mereka semakin sering melakukan gangguan terhadap TNI/Polri, seperti menghadang, menyerang pos atau pos tinjau, dan lain-lain pada saat personel lengah atau tidak disiplin.
Sehingga mengakibatkan kerugian personel maupun materiil. Oleh karena itu, apa yang telah dilatihkan saat pra tugas dapat dipedomani dan dilaksanakan dengan tetap fokus pada pelaksanaan tugas operasi.
"Taktik-taktik yang sudah dibekali di basis saat pra tugas, kamu praktekkan di sana, para perwira terutama ini. Bagaimana masuk daerah penyelaman, bagaimana ketika harus beristirahat, bagaimana teknik pembersihan, semua taktikmu pada saat di lapangan di daerah operasi, mainkan," pesan Cantiasa.
"Kalau selama ini ujiannya di kelas, saat ini ujianmu di daerah operasi. Lihat medan, kalau sekiranya posmu itu rawan, ya kamu geser. Makanya Danyon nanti ya, 113 sama 301, tolong kamu evaluasi disposisi dan komposisi pos, kalau daerah itu sering ditembaki, ya kau pindah posmu," tegas mantan Danjen Kopassus ini.
"Semua fokus tugas, gak boleh main-main, sebelum kau kembali ke basis, kau jangan berpikiran yang lain-lain. Jangan pingin tiap hari ini dapat sinyal, nyari-nyari sinyal, akhirnya tidak ada yang mengamankan kawan. Banyak kejadian begitu, sudahlah kalian melaksanakan tugasmu dengan baik di sana," lanjutnya.
Lebih lanjut, Pangkogabwilhan III menekankan bahwa tugas operasi merupakan kebanggaan bagi seorang prajurit TNI. Karena tidak semua prajurit TNI akan mengalaminya. Sehingga harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
Pangkogabwilhan III juga mengingatkan agar seluruh anggota satgas, baik perwira, bintara dan tamtama selalu menjaga kekompakan dan kesetiaannya demi suksesnya pelaksanaan tugas operasi.
"Tugas operasi ini adalah kebanggaan, tugas operasi ini adalah harga diri dan tugas operasi ini adalah kebersihan hati, jadi kau, tolong tingkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kau serahkan kepada yang di atas, kalian jangan takut yang namanya kematian. Semuanya Tuhan yang atur, makanya kau harus baik-baik dengan rakyat, jangan menyakiti, belajar bahasa dan budaya di sana," tandasnya.
"Para perwira, Bintara, Tamtama, kalian harus kompak di sini. Anak buah, kau harus setia pada pimpinanmu. Pemimpin ya para komandan harus juga setia pada anak buahmu. Kau jangan jadi pengkhianat di sana. Kau sesama kawan harus setia sesama kawan. Temanmu sakit, ada masalah, kau bantu, jangan dibiarin," tegas mantan Pangdam XVIII/Kasuari ini.
"Itulah kesetian di Tentara Nasional Indonesia, setia, kita ini besar karena anak buah dan kita bisa hancur juga karena anak buah, betul gak? Jadi kamu harus kompak, kamu harus solid, kita berangkat tugas sama-sama, pulang juga sama-sama," pungkasnya.
Diketahui Satgas Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang akan menggantikan Satgas Yonif Raider 613/Raja Alam di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Sedangkan Satgas Yonif Raider Khusus 113/Jaya Sakti akan menggantikan Satgas Yonif Mekanis 521/Dadaha Yodha di wilayah Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Paniai, Deiai, Dogiai dan Kabupaten Intan Jaya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Kolinlamil Laksda TNI Erwin S Aldedharma, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Darmono Susastro, Asintel Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Erikson Naek P Simanjuntak, Asops Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Aditya Nindra Pasha, Aslog Kaskogabwilhan III Laksma TNI Aziz Ikhsan Bachtiar, Aspotwil Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Stepanus Mahury dan Askomlek Kaskogabwilhan III Marsma TNI Talawide.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Pengarahan disampaikan kepada personel Satgas Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang dan Satgas Yonif Raider Khusus 113/Jaya Sakti di Lapangan Dermaga Mulyono Silam Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (4/3/2022).
Di awal pengarahannya, Pangkogabwilhan III menyampaikan bahwa sesuai kebijakan Panglima TNI, pola operasi di Papua maupun Papua Barat dilaksanakan dengan pendekatan teritorial melalui kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) dan Komunikasi Sosial (Komsos).
Cantiasa menegaskan, tugas Satgas adalah melaksanakan tugas-tugas Kodim maupun Koramil khususnya dalam upaya membantu kesulitan rakyat. Hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor keamanan personel dan materiil, tanpa mengabaikan kewaspadaan secara taktis sebagaimana yang telah dilatihkan.
"Keberadaan kalian nanti harus dapat membantu kesulitan rakyat Papua, apapun yang mereka rasakan kesulitan itu. Terserah apa membuat listrik dari kincir air, silahkan, tapi kau harus sudah berhitung, rutenya mana, yang ngamankan siapa, nanti siapa yang saya kontak, begitu. Bukan kau polos-polos saja berangkat, oh tidak bisa," katanya.
"Jangan ragu-ragu dalam melaksanakan tugas, kamu harus dapat merebut hati dan pikiran rakyat agar mau mendukung kita," lanjut Pangkogabwilhan III.
Mantan Pangdam Kasuari ini mengingatkan, bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) telah mengembangkan taktik bertempur, dengan mempelajari gerakan TNI selama ini.
Sehingga mereka semakin sering melakukan gangguan terhadap TNI/Polri, seperti menghadang, menyerang pos atau pos tinjau, dan lain-lain pada saat personel lengah atau tidak disiplin.
Sehingga mengakibatkan kerugian personel maupun materiil. Oleh karena itu, apa yang telah dilatihkan saat pra tugas dapat dipedomani dan dilaksanakan dengan tetap fokus pada pelaksanaan tugas operasi.
"Taktik-taktik yang sudah dibekali di basis saat pra tugas, kamu praktekkan di sana, para perwira terutama ini. Bagaimana masuk daerah penyelaman, bagaimana ketika harus beristirahat, bagaimana teknik pembersihan, semua taktikmu pada saat di lapangan di daerah operasi, mainkan," pesan Cantiasa.
"Kalau selama ini ujiannya di kelas, saat ini ujianmu di daerah operasi. Lihat medan, kalau sekiranya posmu itu rawan, ya kamu geser. Makanya Danyon nanti ya, 113 sama 301, tolong kamu evaluasi disposisi dan komposisi pos, kalau daerah itu sering ditembaki, ya kau pindah posmu," tegas mantan Danjen Kopassus ini.
"Semua fokus tugas, gak boleh main-main, sebelum kau kembali ke basis, kau jangan berpikiran yang lain-lain. Jangan pingin tiap hari ini dapat sinyal, nyari-nyari sinyal, akhirnya tidak ada yang mengamankan kawan. Banyak kejadian begitu, sudahlah kalian melaksanakan tugasmu dengan baik di sana," lanjutnya.
Lebih lanjut, Pangkogabwilhan III menekankan bahwa tugas operasi merupakan kebanggaan bagi seorang prajurit TNI. Karena tidak semua prajurit TNI akan mengalaminya. Sehingga harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
Pangkogabwilhan III juga mengingatkan agar seluruh anggota satgas, baik perwira, bintara dan tamtama selalu menjaga kekompakan dan kesetiaannya demi suksesnya pelaksanaan tugas operasi.
"Tugas operasi ini adalah kebanggaan, tugas operasi ini adalah harga diri dan tugas operasi ini adalah kebersihan hati, jadi kau, tolong tingkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kau serahkan kepada yang di atas, kalian jangan takut yang namanya kematian. Semuanya Tuhan yang atur, makanya kau harus baik-baik dengan rakyat, jangan menyakiti, belajar bahasa dan budaya di sana," tandasnya.
"Para perwira, Bintara, Tamtama, kalian harus kompak di sini. Anak buah, kau harus setia pada pimpinanmu. Pemimpin ya para komandan harus juga setia pada anak buahmu. Kau jangan jadi pengkhianat di sana. Kau sesama kawan harus setia sesama kawan. Temanmu sakit, ada masalah, kau bantu, jangan dibiarin," tegas mantan Pangdam XVIII/Kasuari ini.
"Itulah kesetian di Tentara Nasional Indonesia, setia, kita ini besar karena anak buah dan kita bisa hancur juga karena anak buah, betul gak? Jadi kamu harus kompak, kamu harus solid, kita berangkat tugas sama-sama, pulang juga sama-sama," pungkasnya.
Diketahui Satgas Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang akan menggantikan Satgas Yonif Raider 613/Raja Alam di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Sedangkan Satgas Yonif Raider Khusus 113/Jaya Sakti akan menggantikan Satgas Yonif Mekanis 521/Dadaha Yodha di wilayah Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Paniai, Deiai, Dogiai dan Kabupaten Intan Jaya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Kolinlamil Laksda TNI Erwin S Aldedharma, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Darmono Susastro, Asintel Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Erikson Naek P Simanjuntak, Asops Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Aditya Nindra Pasha, Aslog Kaskogabwilhan III Laksma TNI Aziz Ikhsan Bachtiar, Aspotwil Kaskogabwilhan III Brigjen TNI Stepanus Mahury dan Askomlek Kaskogabwilhan III Marsma TNI Talawide.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(shf)