Mengenal 8 Pahlawan Asal Sulsel, Ada yang Diabadikan Lewat Nama Jalan

Kamis, 17 Februari 2022 - 08:04 WIB
loading...
Mengenal 8 Pahlawan Asal Sulsel, Ada yang Diabadikan Lewat Nama Jalan
Sultan Hasanuddin, pahlawan asal Sulsel yang melawan pasukan Belanda di Makassar. Foto/Istimewa
A A A
MAKASSAR - Kebebasan dan kemerdekaan yang dinikmati saat ini tentunya tidak terlepas dari jasa para pahlawan . Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, memperjuangkan kemerdekaan melalui perlawanan di daerah masing-masing.

Khusus di Sulawesi Selatan, ada banyak nama pahlawan dan pejuang, mulai dari Sultan Hasanuddin hingga Andi Pangerang Pettarani. Bahkan beberapa diantara pejuang tersebut diabadikan menjadi nama jalan.

1. Sultan Hasanuddin

Terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape, Sultan Hasanuddin merupakan pahlawan nasional yang berjuang melawan pasukan Belanda di Makassar.

Namanya kini diabadikan untuk Universitas Hasanuddin, Kodam XIV/Hasanuddin dan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, KRI Sultan Hasanuddin dan Jl Sultan Hasanuddin di berbagai kota di Indonesia.



2. Ranggong Daeng Romo

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Ranggong dinobatkan menjadi salah satu orang yang memprakarsai berdirinya organisasi perjuangan di Polombangkeng oleh Karaeng Pajonga Daeng Ngalle yaitu Gerakan Muda Bajeng (GMB).

Pada tanggal 21 Februari 1946, Ranggong memimpin perang untuk pertama kalinya dengan kekuatan lebih kurang seratus pasukan menyerang pertahanan Belanda. Serangan tersebut dilakukan di sebelah Selatan Makassar serta menimbulkan kesengitan yang luar biasa di antara kedua belah pihak.

3. Andi Mappanyukki

Andi Mappanyukki adalah salah tokoh pejuang dan seorang bangsawan tertinggi di Sulawesi Selatan. Ia pulalah yang memimpin raja-raja di Sulawesi Selatan untuk bersatu dan bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tahun 1950. Andi Mappanyuki diangkat sebagai pahlawan nasional menjelang proklamasi, ia juga bertindak sebagai penasihat BPUPKI.

Setelah Indonesia merdeka, ia menyatakan bahwa Kerajaan Bone merupakan bagian dari Republik Indonesia. Pada masa Republik Indonesia Serikat, ia ikut menuntut peleburan Negara Indonesia Timur ke dalam RI. Keteladanan dan keteguhan hatinya dalam berjuang dilkuti oleh putra-putranya, yaitu Andi Pangeran Petta Rani dan Andi Abdullah Bau Maseppe.

4. Pong Tiku

Pong Tiku atau dikenal juga dengan nama Ne' Baso, adalah pemimpin dan gerilyawan Toraja yang beroperasi di Sulawesi Selatan. Ia merupakan pemimpin pemberontakan terlama di Sulawesi melawan Belanda dan menjadi simbol pemberontakan di Toraja. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2002.

5. La Madukelleng

La Madukelleng adalah pemimpin Kerajaan Wajo. Bagi orang-orang Wajo, La Maddukelleng berjasa dalam memerdekakan negeri mereka dari kekangan Bone dan Belanda. Sebagai penghargaan atas perlawanan La Maddukelleng terhadap Belanda, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional baginya pada tahun 1998.

6. Andi Djemma

Andi Djemma adalah seorang tokoh Indonesia dan dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 8 November 2002. Menjelang kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945, Andi Djemma memimpin Gerakan Soekarno Muda dan memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada 23 Januari 1946.



7. Emmy Saelan

Emmy Saelan adalah salah seorang pejuang wanita dan Pahlawan Nasional Indonesia. Untuk mengenang kepahlawanannya, jalan yang sering dilalui Emmy ketika bergerilya diabadikan sebagai nama Jalan Emmy Saelan ini terletak di Jalan Sam Ratulangi Makasar. Bahkan, pernah diusulkan untuk membangun patung Emmy. Profesi Emmy Saelan sebagai perawat berandil banyak dalam menumbuhkan semangat anti-penjajahan. Selain mengangkat senjata dan terlibat operasi mata-mata, dirinya masih melanjutkan tugas medisnya di garis depan.

8. Andi Pangerang Pettarani

Andi Pangerang Pettarani menjalani profesi sebagai tentara dan turut berjuang melawan penjajah yang pada masa itu tentara Hindia Belanda sempat mengusai kawasan di Sulawesi Selatan bahkan Pemerintah Hindia Belanda memiliki beberapa Benteng pertahanan di yang terletak di beberapa lokasi.Seperti Benteng Fort Rotterdam dan Benteng Somba opu

Pada bulan Agustus 1945 ia ditunjuk sebagai anggota delegasi Sulawesi ke Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bersama Dr. Sam Ratulangi dan Andi Sultan Daeng Radja, dia mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI yang pada saat itu diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1945.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5127 seconds (0.1#10.140)