Lorong Sayur, Ketahanan Pangan ala Yogya di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Semangat warga Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta dalam memanfaatkan lahan kosong untuk ketahanan pangan patut diacungi jempol. Lorong sayur yang awalnya dikembangkan untuk kepentingan lomba, kini telah dirasakan manfaatnya. Meski gagal mengikuti lomba lorong sayur karena pandemi virus corona (COVID-19), tapi mereka jelas sebagai juaranya.
Rapi dan hijau adalah dua kata yang tepat menggambarkan lingkungan di RW 07 Kelurahan Patangpuluhan. Gang-gang sempit telah disulap menjadi lorong sayur. Aneka sayuran ditanam dan ditata di kanan kiri jalan gang. Ada terong, cabai, kacang panjang, jagung manis, dan lainnya. Bahkan warga sudah beberapa kali panen sayuran.
"Kita memang gagal ikut lomba, tetapi kami adalah juaranya. Ini untuk menyemangati warga agar tetap mau ikut serta dalam pengembangan lorong sayur," kata Ketua RW 07 Patangpuluhan, Heli seperti dikutip dari situs resmi Pemkot Yogyakarta, Sabtu (13/6/2020). ( )
Konsep lorong sayur ini awalnya memang untuk mengikuti lomba. Namun lomba gagal dilaksanakan lantaran adanya pandemi COVID-19. Warga yang sudah bersemangat menanam terus mengembangkannya. Dari awalnya hanya beberapa petak, kini menjadi lebih luas dengan memanfaatkan lahan kosong yang awalnya akan digunakan untuk membangun kantor Kelurahan Patangpuluhan.
"Tanah kosong ini yang awalnya akan dibangun kantor kelurahan dalam kondisi tidak terawat banyak rumput berduri lalu ada pohon besar di tengahnya," ujarnya.
Bersama warga lain, pihak RW lalu melakukan kerja bakti bersih-bersih tanah kosong tersebut dan mulai menanam sayuran. "Di belakang kami ada kolam lele yang kurang lebih sudah ada 2.000 ekor. Kami juga sudah beberapa kali panen dan dibagikan kepada warga sekitarnya," katanya.
Saat mengembangkan lahan ini warga sempat mengalami kesulitan mendapatkan sumber air untuk menyiram tanaman lantaran di tengah-tengah perkotaan tidak ada saluran irigasi. Lalu ada bantuan dari masyarakat berupa pompa air, dan satu di antara warga merelakan sumurnya untuk dijadikan sumber pengairan.
"Kami warga sekitar khawatir karena lahan ini akan dibangun kantor kelurahan, memang tidak dalam waktu dekat tetapi tetap menjadi kekhawatiran warga karena bercocok tanam ini menjadi hiburan warga," ucapnya.
Saat masa pandemi seperti saat ini lorong sayur dimanfaatkan untuk membantu warga yang terdampak COVID-19. Hasil panen dibagikan ke warga-warga yang membutuhkan sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.
"Kita tidak tahu pandemi ini kapan selesainya, dengan adanya lahan ini paling tidak membantu walaupun sangat kecil," katanya.
Heli menambahkan setiap harinya warga bergantian merawat tanaman sayur dan lele. "Semua inisiatif warga, ibu-ibu biasanya melakukan pembibitan, lalu bapak-bapak pekerjaan yang sedikit lebih berat seperti mencangkul," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang melakukan kunjungan ke Patangpuluhan mencoba menenangkan warga. "Jangan khawatir pembangunan tidak akan dalam waktu dekat, karena tidak mungkin jika dilakukan sekarang atau tahun depan kemungkinan pada 2022 baru bisa dibangun," katanya.
Heroe juga sempat berkeliling di area Patangpuluhan hingga turun ke dekat Sungai Code yang telah disulap menjadi tempat rekreasi warga. Terdapat gazebo, dan ruang terbuka untuk anak-anak bermain.
"Besok kalau memang harus pindah bisa diarahkan ke bawah (dekat sungai) karena masih banyak lahan di sana, dan dekat dengan air, ini bisa menjadi tempat rekreasi," katanya.
Heroe berharap kelompok tani di Patangpuluhan dapat mencontoh kelompok tani lainnya yang telah berjalan beberapa bulan bahkan tahun. "Saya harap di Patangpuluhan ini dapat mencontoh di Bausasran, Cokrodiningratan dan lainnya karena saat pandemi hasil dari lorong sayur ini dibagikan ke warga sekitar. Tidak hanya satu kelurahan bahkan ada yang dibagikan keluar kelurahan," ucap Heroe.
Rapi dan hijau adalah dua kata yang tepat menggambarkan lingkungan di RW 07 Kelurahan Patangpuluhan. Gang-gang sempit telah disulap menjadi lorong sayur. Aneka sayuran ditanam dan ditata di kanan kiri jalan gang. Ada terong, cabai, kacang panjang, jagung manis, dan lainnya. Bahkan warga sudah beberapa kali panen sayuran.
"Kita memang gagal ikut lomba, tetapi kami adalah juaranya. Ini untuk menyemangati warga agar tetap mau ikut serta dalam pengembangan lorong sayur," kata Ketua RW 07 Patangpuluhan, Heli seperti dikutip dari situs resmi Pemkot Yogyakarta, Sabtu (13/6/2020). ( )
Konsep lorong sayur ini awalnya memang untuk mengikuti lomba. Namun lomba gagal dilaksanakan lantaran adanya pandemi COVID-19. Warga yang sudah bersemangat menanam terus mengembangkannya. Dari awalnya hanya beberapa petak, kini menjadi lebih luas dengan memanfaatkan lahan kosong yang awalnya akan digunakan untuk membangun kantor Kelurahan Patangpuluhan.
"Tanah kosong ini yang awalnya akan dibangun kantor kelurahan dalam kondisi tidak terawat banyak rumput berduri lalu ada pohon besar di tengahnya," ujarnya.
Bersama warga lain, pihak RW lalu melakukan kerja bakti bersih-bersih tanah kosong tersebut dan mulai menanam sayuran. "Di belakang kami ada kolam lele yang kurang lebih sudah ada 2.000 ekor. Kami juga sudah beberapa kali panen dan dibagikan kepada warga sekitarnya," katanya.
Saat mengembangkan lahan ini warga sempat mengalami kesulitan mendapatkan sumber air untuk menyiram tanaman lantaran di tengah-tengah perkotaan tidak ada saluran irigasi. Lalu ada bantuan dari masyarakat berupa pompa air, dan satu di antara warga merelakan sumurnya untuk dijadikan sumber pengairan.
"Kami warga sekitar khawatir karena lahan ini akan dibangun kantor kelurahan, memang tidak dalam waktu dekat tetapi tetap menjadi kekhawatiran warga karena bercocok tanam ini menjadi hiburan warga," ucapnya.
Saat masa pandemi seperti saat ini lorong sayur dimanfaatkan untuk membantu warga yang terdampak COVID-19. Hasil panen dibagikan ke warga-warga yang membutuhkan sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.
"Kita tidak tahu pandemi ini kapan selesainya, dengan adanya lahan ini paling tidak membantu walaupun sangat kecil," katanya.
Heli menambahkan setiap harinya warga bergantian merawat tanaman sayur dan lele. "Semua inisiatif warga, ibu-ibu biasanya melakukan pembibitan, lalu bapak-bapak pekerjaan yang sedikit lebih berat seperti mencangkul," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang melakukan kunjungan ke Patangpuluhan mencoba menenangkan warga. "Jangan khawatir pembangunan tidak akan dalam waktu dekat, karena tidak mungkin jika dilakukan sekarang atau tahun depan kemungkinan pada 2022 baru bisa dibangun," katanya.
Heroe juga sempat berkeliling di area Patangpuluhan hingga turun ke dekat Sungai Code yang telah disulap menjadi tempat rekreasi warga. Terdapat gazebo, dan ruang terbuka untuk anak-anak bermain.
"Besok kalau memang harus pindah bisa diarahkan ke bawah (dekat sungai) karena masih banyak lahan di sana, dan dekat dengan air, ini bisa menjadi tempat rekreasi," katanya.
Heroe berharap kelompok tani di Patangpuluhan dapat mencontoh kelompok tani lainnya yang telah berjalan beberapa bulan bahkan tahun. "Saya harap di Patangpuluhan ini dapat mencontoh di Bausasran, Cokrodiningratan dan lainnya karena saat pandemi hasil dari lorong sayur ini dibagikan ke warga sekitar. Tidak hanya satu kelurahan bahkan ada yang dibagikan keluar kelurahan," ucap Heroe.
(abd)