Viral Video Pelajar SMP di Bali Diperkosa 2 Temannya sambil Mabuk
loading...
A
A
A
DENPASAR - Seorang siswi SMP di Buleleng, Bali, ANI (14), disetubuhi secara bergilir oleh dua temannya satu kampung. Korban disetubuhi setelah sebelumnya dicekoki minuman keras.
Kedua pelaku, AM dan AMN, yang sama-sama pelajar SMA. "Kedua pelaku diamankan, tapi tidak ditahan, karena masih di bawah umur dan pelajar," kata Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya, Senin (7/2/2022).
Dia menjelaskan, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak tengah menangani kasus ini. Terlebih video asusila itu telah tersebar dan viral di media sosial.
Peristiwa bermula ketika kedua pelaku menjemput korban di rumahnya di daerah Gerokgak. Mereka lalu berboncengan tiga ke penginapan.
Di perjalanan, salah satu pelaku sempat mampir membeli minuman jenis arak. Tiba di penginapan, korban lalu dipaksa ikut minum hingga teler.
Melihat korban tidak berdaya, kedua pelaku lalu menyetubuhi korban secara bergantian. Aksi itu juga direkam hingga akhirnya tersebar ke media sosial.
Korban yang tidak terima dengan tersebarnya video itu akhirnya lapor polisi. "Kondisi korban masih trauma dan takut dikeluarkan dari sekolah," tukas Sumarjaya.
Kedua pelaku, AM dan AMN, yang sama-sama pelajar SMA. "Kedua pelaku diamankan, tapi tidak ditahan, karena masih di bawah umur dan pelajar," kata Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya, Senin (7/2/2022).
Dia menjelaskan, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak tengah menangani kasus ini. Terlebih video asusila itu telah tersebar dan viral di media sosial.
Peristiwa bermula ketika kedua pelaku menjemput korban di rumahnya di daerah Gerokgak. Mereka lalu berboncengan tiga ke penginapan.
Di perjalanan, salah satu pelaku sempat mampir membeli minuman jenis arak. Tiba di penginapan, korban lalu dipaksa ikut minum hingga teler.
Melihat korban tidak berdaya, kedua pelaku lalu menyetubuhi korban secara bergantian. Aksi itu juga direkam hingga akhirnya tersebar ke media sosial.
Korban yang tidak terima dengan tersebarnya video itu akhirnya lapor polisi. "Kondisi korban masih trauma dan takut dikeluarkan dari sekolah," tukas Sumarjaya.
(hsk)