Tangis Pecah saat Jenazah Windha Karyawan Diskotek Double O Sorong Tiba di Rumah Duka
loading...
A
A
A
SORONG - Isak tangis keluarga tak terbendung kala menyambut kedatangan jenazah, Windha Prihasticha Bastian (29), korban tewas dalam bentrokan maut dan pembakaran yang melibatkan dua kelompok masyakarat perantauan di Kota Sorong , Senin (24/1/2022).
Setelah terindentifikasi oleh Tim DVI Pusdokkes Polri, Windha Prihasticha Bastian (29) karyawan Club Malam Double O yang terpanggang bersama 16 korban lain, akhirnya diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.
Jenazah di bawa ke rumah duka di Kampung Malanu Pasir, Kota Sorong, isak tangis keluarga tak terbendung saat jenazah Icha sapaan akrab Windha Prihasticha Bastian, tiba di rumah duka.
Mereka tak menyangka anaknya meninggal dengan cara yang sangat sadis dalam bentrokan berdarah dua kelompok masyakarat perantauan pada Senin pekan lalu.
Ibunda Icha menyesalkan sikap pimpinan dari kedua kelompok masyakarat perantauan yang bertikai yang tidak ada perhatian terhadap keluarga korban.
Menurut Yanti, ibu korban, kejadian ini seharusnya tidak terjadi jika pihak yang bertikai memiliki hati penuh kasih dan saling menghargai. Dia pun berharap agar kejadian ini merupakan kejadian terakhir dan tidak terulang kembali di Tanah Papua.
Selaku ibu kandung dari korban, Yanti berharap penegakan hukum tanpa pandang bulu dan hukuman seberat-beratnya dapat diterapkan kepada para pelaku yang telah merenggut nyawa anak perempuannya yang merupakan anak tertua dari dua bersaudara.
Setelah terindentifikasi oleh Tim DVI Pusdokkes Polri, Windha Prihasticha Bastian (29) karyawan Club Malam Double O yang terpanggang bersama 16 korban lain, akhirnya diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.
Baca Juga
Jenazah di bawa ke rumah duka di Kampung Malanu Pasir, Kota Sorong, isak tangis keluarga tak terbendung saat jenazah Icha sapaan akrab Windha Prihasticha Bastian, tiba di rumah duka.
Mereka tak menyangka anaknya meninggal dengan cara yang sangat sadis dalam bentrokan berdarah dua kelompok masyakarat perantauan pada Senin pekan lalu.
Ibunda Icha menyesalkan sikap pimpinan dari kedua kelompok masyakarat perantauan yang bertikai yang tidak ada perhatian terhadap keluarga korban.
Menurut Yanti, ibu korban, kejadian ini seharusnya tidak terjadi jika pihak yang bertikai memiliki hati penuh kasih dan saling menghargai. Dia pun berharap agar kejadian ini merupakan kejadian terakhir dan tidak terulang kembali di Tanah Papua.
Selaku ibu kandung dari korban, Yanti berharap penegakan hukum tanpa pandang bulu dan hukuman seberat-beratnya dapat diterapkan kepada para pelaku yang telah merenggut nyawa anak perempuannya yang merupakan anak tertua dari dua bersaudara.