Mangkrak 10 Tahun Lebih, Warga Dukung Penyelesaian Museum Goa Pawon
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Sempat mangkrak selama 10 tahun lebih pembangunan Museum Goa Pawon di Kampung Cibukur RT 2/15, Desa Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), bisa segera dilanjutkan.
Hal itu setelah status lahan seluas 3.000 meter persegi di kawasan museum tersebut akhirnya menjadi milik Pemda KBB, setelah dihibahkan owarga yang mendukung agar pembangunan museum diselesaikan.
Baca juga: Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, dari Hukuman Mati hingga Jasad Berbau Wangi
"Proses hibah tanah sudah selesai, saya hibahkan karena mendukung agar pembangunan Museum Goa Pawon bisa diselesaikan," pemilik lahan yang telah dihibahkan, Yeti, Sabtu (29/1/2022).
Dirinya berharap dengan menghibahkan tanah miliknya untuk dibangun Museum Goa Pawon bisa mendukung pemerintah daerah memajukan kawasan Gua Pawon. Sebab pembangunan Museum Goa Pawon yang dimulai tahun 2011 sempat terkatung-katung akibat satus lahan tidak jelas.
"Saya ingin selesainya hibah lahan tersebut bisa mempercepat pembangunan museum yang sempat terhenti. Jangan sampai tertunda-tunda lagi," ujarnya.
Menurutnya, keberadaan museum sudah sangat dibutuhkan untuk mewadahi temuan fosil dan artepak di Goa Pawon. Selama ini para pengunjung belum bisa menyaksikan langsung karena benda itu disimpan di Balai Arkeologi Bandung.
"Penemuan fosil dari Goa Pawon sudah hampir ratusan dan tempatnya tidak ada. Kalau museumnya ada di sini kan bisa langsung disimpan dan jadi objek wisata maupun penelitian para arkeolog," tandasnya.
Museum Gua Pawon sendiri dibangun tahun 2011 dengan anggaran bersumber dari dana bantuan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp1,8 miliar. Museum berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi dan memiliki konsep pembangunan yang megah. Namun pembangunannya hingga kini tidak selesai karena terkendala status lahan dan anggaran.
Hal itu setelah status lahan seluas 3.000 meter persegi di kawasan museum tersebut akhirnya menjadi milik Pemda KBB, setelah dihibahkan owarga yang mendukung agar pembangunan museum diselesaikan.
Baca juga: Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, dari Hukuman Mati hingga Jasad Berbau Wangi
"Proses hibah tanah sudah selesai, saya hibahkan karena mendukung agar pembangunan Museum Goa Pawon bisa diselesaikan," pemilik lahan yang telah dihibahkan, Yeti, Sabtu (29/1/2022).
Dirinya berharap dengan menghibahkan tanah miliknya untuk dibangun Museum Goa Pawon bisa mendukung pemerintah daerah memajukan kawasan Gua Pawon. Sebab pembangunan Museum Goa Pawon yang dimulai tahun 2011 sempat terkatung-katung akibat satus lahan tidak jelas.
"Saya ingin selesainya hibah lahan tersebut bisa mempercepat pembangunan museum yang sempat terhenti. Jangan sampai tertunda-tunda lagi," ujarnya.
Menurutnya, keberadaan museum sudah sangat dibutuhkan untuk mewadahi temuan fosil dan artepak di Goa Pawon. Selama ini para pengunjung belum bisa menyaksikan langsung karena benda itu disimpan di Balai Arkeologi Bandung.
"Penemuan fosil dari Goa Pawon sudah hampir ratusan dan tempatnya tidak ada. Kalau museumnya ada di sini kan bisa langsung disimpan dan jadi objek wisata maupun penelitian para arkeolog," tandasnya.
Museum Gua Pawon sendiri dibangun tahun 2011 dengan anggaran bersumber dari dana bantuan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp1,8 miliar. Museum berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi dan memiliki konsep pembangunan yang megah. Namun pembangunannya hingga kini tidak selesai karena terkendala status lahan dan anggaran.
(msd)