Kisah Nestapa Imlek di Awal Kemerdekaan, Belum Bisa Dirayakan karena Zaman Susah

Jum'at, 28 Januari 2022 - 15:27 WIB
loading...
A A A


Bahkan banyak yang kehilangan harta dan jiwa sanak familinya. “Maka tahun baru Imlek waktu itu tidak mereka rayakan,” tulis Marcus A.S.

Pada tahun 1948, Imlek juga belum bisa dirayakan. Orang-orang Tionghoa yang belum menjadi warga negara Indonesia terbebani perang saudara yang berkecamuk di Tiongkok.

Harapan mereka tentang cita-cita “Satu Tiongkok” makmur, buyar. Begitu juga dengan tahun 1949. Belanda melancarkan agresi militer ke dua dan banyak orang Tionghoa menjadi korban.

Tidak sedikit rumah-rumah orang Tionghoa dibakar. Banyak yang kehilangan harta, nyawa maupun sanak famili. Banyak yang kemudian tidak memiliki tempat tinggal, bercerai dan kehilangan anak.

Beribu-ribu orang berada dalam situasi mencekam sekaligus kekurangan sandang pangan. “Tahun baru (Imlek) masih dianggap tidak pantas untuk dirayakan,” kata Marcus A.S.

Lepas dari tahun 1949, situasi Indonesia berangsur-angsur membaik. Sehingga pada saat itu orang-orang Tionghoa mulai berani merayakan tahun baru Imlek, meskipun tidak secara besar-besaran.
(shf)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1808 seconds (0.1#10.140)