IPI Bulukumba Komitmen Perjuangkan Perda Kepesantrenan
loading...
A
A
A
BULUKUMBA - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kabupaten Bulukumba periode 2021-2026 telah dilantik. Pelantikan organisasi yang dinahkodahi Ustaz Muslim Bahar itu disaksikan langsung Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf, belum lama ini.
Muslim mengaku berterima kasih atas perhatian dan dukungan Pemerintah Kabupaten Bulukumba . Meski sempat tertunda selama 2 tahun, Muslim optimis IPI Bulukumba dapat menjadi wadah pemersatu pesantren di Bumi Panrita Lopi.
"Harapan utama kita ingin agar pesantren di Bulukumba saling merangkul, dan bergandengan tangan tanpa melihat perbedaan bendera (kelompok aliran)," harapnya.
Dia berharap IPI menjadi titik perkumpulan pesantren di Bulukumba. Terlebih di Bulukumba, ada pesantren paling tua hingga paling muda. "Juga ada paling besar dengan 700 orang sampai yang kecil," ungkapnya.
Muslim mewakili IPI memiliki impian besar akan adanya peraturan daerah atau perda kepesantrenan . Olehnya itu, IPI menegaskan komitmen untuk memperjuangkan lahirnya perda kepesantrenan.
"Semoga ke depan ada perda kepesantrenan . Kita akan melakukan studi banding ke daerah yang sudah menjalankan Perda Kepesantrenan," jelasnya.
IPI Bulukumba tak melupakan komitmen atas ekonomi berbasis kemandirian di Pesantren. "Ekonomi berbasis mandiri kita akan terapkan sehingga tidak lagi tergantung pada bantuan. Karena lebih baik tangan di atas dibanding tangan di bawah. Misalnya bagaimana santri di pesantren mampu membuat kapal atau usaha lain," terangnya.
Sementara itu, Ketua IPI Provinsi Sulsel, Abdul Rauf, mengajak seluruh pengurus IPI menjaga nama baik lembaga. "Ini organisasi profesional didirikan para kiai dan ustaz. Kita semua pengurus menjaga kekompakan dalam menyikapi peristiwa," katanya.
Dia berharap ada keselarasan dan koordinasi pemerintah untuk kegiatan. "Kita jaga hubungan baik dengan pemerintah yang sudah terjalin," katanya.
Lanjut dia, pesantren di Indonesia sedang diuji bahkan dikaitkan kasus. "Kita yakin di Bulukumba dapat melewati hal seperti ini. Mari jaga nama baik pesantren," tutupnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Edy Manaf mengapresiasi hadirnya IPI Bulukumba sebagai wadah konsolidasi para pembina pondok pesantren yang ada di daerah Butta Panrita Lopi.
Menurutnya, pesantren itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Musababnya, banyak alumni pesantren yang menjadi tokoh nasional dan pejabat publik. Artinya kualitas dari pondok pesantren tidak kalah bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Meski demikian, di masa lalu pesantran masih dicap sebagai tempat pelarian. Namun sekarang sudah berubah justru masyarakat berlomba-lomba memasukkan anak-anaknya di pondok pesantren. Sekarang juga jenis pesantren sudah beragam, ada Tahfiz Quran, maupun boarding school.
"Padahal kita dulu kalau mengaji hanya modal angkat air di rumah guru mengaji," kata Edy Manaf.
Muslim mengaku berterima kasih atas perhatian dan dukungan Pemerintah Kabupaten Bulukumba . Meski sempat tertunda selama 2 tahun, Muslim optimis IPI Bulukumba dapat menjadi wadah pemersatu pesantren di Bumi Panrita Lopi.
"Harapan utama kita ingin agar pesantren di Bulukumba saling merangkul, dan bergandengan tangan tanpa melihat perbedaan bendera (kelompok aliran)," harapnya.
Dia berharap IPI menjadi titik perkumpulan pesantren di Bulukumba. Terlebih di Bulukumba, ada pesantren paling tua hingga paling muda. "Juga ada paling besar dengan 700 orang sampai yang kecil," ungkapnya.
Muslim mewakili IPI memiliki impian besar akan adanya peraturan daerah atau perda kepesantrenan . Olehnya itu, IPI menegaskan komitmen untuk memperjuangkan lahirnya perda kepesantrenan.
"Semoga ke depan ada perda kepesantrenan . Kita akan melakukan studi banding ke daerah yang sudah menjalankan Perda Kepesantrenan," jelasnya.
IPI Bulukumba tak melupakan komitmen atas ekonomi berbasis kemandirian di Pesantren. "Ekonomi berbasis mandiri kita akan terapkan sehingga tidak lagi tergantung pada bantuan. Karena lebih baik tangan di atas dibanding tangan di bawah. Misalnya bagaimana santri di pesantren mampu membuat kapal atau usaha lain," terangnya.
Sementara itu, Ketua IPI Provinsi Sulsel, Abdul Rauf, mengajak seluruh pengurus IPI menjaga nama baik lembaga. "Ini organisasi profesional didirikan para kiai dan ustaz. Kita semua pengurus menjaga kekompakan dalam menyikapi peristiwa," katanya.
Dia berharap ada keselarasan dan koordinasi pemerintah untuk kegiatan. "Kita jaga hubungan baik dengan pemerintah yang sudah terjalin," katanya.
Lanjut dia, pesantren di Indonesia sedang diuji bahkan dikaitkan kasus. "Kita yakin di Bulukumba dapat melewati hal seperti ini. Mari jaga nama baik pesantren," tutupnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Edy Manaf mengapresiasi hadirnya IPI Bulukumba sebagai wadah konsolidasi para pembina pondok pesantren yang ada di daerah Butta Panrita Lopi.
Menurutnya, pesantren itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Musababnya, banyak alumni pesantren yang menjadi tokoh nasional dan pejabat publik. Artinya kualitas dari pondok pesantren tidak kalah bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Meski demikian, di masa lalu pesantran masih dicap sebagai tempat pelarian. Namun sekarang sudah berubah justru masyarakat berlomba-lomba memasukkan anak-anaknya di pondok pesantren. Sekarang juga jenis pesantren sudah beragam, ada Tahfiz Quran, maupun boarding school.
"Padahal kita dulu kalau mengaji hanya modal angkat air di rumah guru mengaji," kata Edy Manaf.
(tri)