Ini Kisah Tentara AS tentang Dahsyatnya Ledakan Rudal Iran

Kamis, 23 April 2020 - 15:54 WIB
loading...
A A A
Sejumlah penerbang yang diprofilkan dalam fitur ingat bahwa mereka mendapat panggilan briefing pada pukul 20.00 malam waktu setempat untuk kemungkinan menghadapi ancaman rudal kimia, biologi atau balistik yang diduga akan mengenai pangkalan antara pukul 23.00 malam hingga 01.00 pagi

Tapi tidak ada yang benar-benar yakin apa yang akan terjadi. Kapten Adella Ramos, komandan penerbangan operasi lapangan udara AES ke-443, mengatakan;"Keputusan hidup atau mati yang dibuat oleh para pemimpin tim seperti Coleman didasarkan pada sedikit informasi, dan banyak intuisi."

"Tidak ada yang cukup memahami besarnya apa yang mungkin kita hadapi," katanya. "Kami mempercayai komandan penerbangan kami, dan mereka mempercayai kami," imbuh Mayor Johnathan Jordan, direktur operasi Skuadron Ekspedisi Udara ke-443.

Jordan, yang bekerja langsung dengan Coleman, membawa 80 pasukan ke tempat aman sementara 80 lainnya tetap di belakang. Dia berusaha meredakan ketegangan dengan lelucon ringan di atas pesawat angkut C-130 Hercules dalam perjalanan ke markas Sayap Ekspedisi Udara ke-332 di wilayah tersebut.

Tetapi di benaknya, dia berkata bahwa dia berpikir tentang fakta bahwa pihaknya mungkin harus mengidentifikasi mayat dan meletakkan teman-temannya untuk beristirahat ketika mereka kembali setelah serangan selesai.

Ledakan Kuat

Salah satu penerbang, yang minta ditulis anonim, mengatakan tidak ada yang bisa mempersiapkan dirinya untuk serbuan Iran, termasuk dering di telinganya, atau campuran emosi dan kekacauan yang membuncah. "Bom demi bom mengguncang kami untuk apa yang terasa seperti sepanjang malam," kata pilot itu.

Suara tembakan terdengar pada satu titik, menyebabkan pilot berpikir kelompoknya sedang diserang oleh pasukan musuh yang menyusup ke markas. Sebaliknya, ledakan rudal telah memicu kobaran api.

Sementara itu, petugas keamanan pasukan keamanan dari Skuadron Ekspedisi Udara ke-443 melakukan pemeriksaan kesejahteraan terhadap personel, jalur penerbangan pesawat dan tempat perlindungan pangkalan sebelum dan sesudah rudal-rudal Iran menghantam. Satu rudal menghantam area yang hanya 100 meter dari posisi mereka ketika mereka duduk di kendaraan untuk semua medan militer (MATV).

Bahkan dengan rudal yang masuk, pasukan keamanan harus bertindak di mana mereka telah melihat personel Angkatan Darat bergegas keluar dari menara penjaga perimeter setelah terbakar akibat serangan. Para penerbang menggunakan MATV untuk membobol tembok pertahanan HESCO terdekat, menjatuhkan puing-puing untuk membuat jembatan di atas kawat berduri dan memungkinkan pasukan untuk melarikan diri dari menara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2283 seconds (0.1#10.140)