BMKG: Curah Hujan Tahunan 2022 Diprediksi sedikit Lebih Tinggi Dibandingkan dengan Normalnya

Rabu, 12 Januari 2022 - 12:41 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, Plt. Deputi Klimatologi Urip Haryoko menambahkan, pada semester I tahun 2022, anomali iklim ENSO di Samudera Pasifik diprediksikan akan masih berada pada fase La Nina dengan intensitas moderate, dan akan kembali Netral pada Semester II. Sementara itu anomali iklim IOD di Samudera Hindia diprediksikan akan berada pada kondisi Netral pada periode tersebut. Di wilayah Indonesia, suhu muka laut di bagian timur diprediksikan hangat.

Urip mengatakan, Informasi BMKG dalam Climate Outlook, Prediksi Musim dan iklim bulanan dapat digunakan sebagai acuan dalam antisipasi dampak keadaan iklim 2022 terhadap kegiatan sektoral yang penting, diantaranya sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor pekerjaan umum, sektor pariwisata, sektor kesehatan, dan sektor kebencanaan. Baca: Dibakar Cemburu, Pria di Kuta Bali Bacok Kepala Pacar dan Teman.

Di antaranya, lanjut Urip di sektor pertanian dimana pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengatur pola tanam sesuai dengan ketersediaan air; memilih komoditas dan varietas sesuai dengan prediksi iklim, upaya adaptasi lebih fokus dan tepat lokasi, seperti untuk wilayah yang diprediksi kering dapat menyediakan air melalui sumur pompa, dam parit, embung, longstorage. Sedangkan untuk yang diprediksi lebih basah dapat menyiapkan sistem drainase yang baik, dan menekan kehilangan hasil pertanian akibat kekeringan atau serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Sektor lainnya, tambah Urip, seperti di sektor kehutanan dimana potensi kelimpahan air hujan dapat dimanfaatkan untuk mendukung untuk aktivitas penanaman pohon dan reboisasi, demikian pula untuk kebencanaan hidrometeorologi kekeringan dengan tetap menjaga kesiagaan, potensi karhutla pun tidak terlalu tinggi.

Sementara di sektor kebencanaan, tingginya curah hujan berpeluang menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah Sumatra bagian tengah, Kalimantan bagian utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Baca Juga: Hilang saat Mancing di Laut, Kepala BPBD Halmahera Barat Ditemukan Meninggal Dunia.

"Bencana di sektor kesehatan juga perlu diperhatikan. Meningkatnya curah hujan juga turut meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue," tuturnya.

"Karenanya, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi hal yang wajib dilakukan selama musim penghujan agar tidak menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah," pungkas Urip.
(nag)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1946 seconds (0.1#10.140)