Pemprov Evaluasi Pembatasan Mikro di 6 Kelurahan, Begini Hasilnya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat mengevaluasi pelaksanaan pembatasan sosial skala mikro (PSBM) di enam desa/kelurahan berstatus kritis COVID-19.
Wakil Sekretaris dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Berli Hamdani mengatakan, kenam desa tersebut tersebar di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi dan Kota Bogor.
"Enam daerah (desa/kelurahan) ini merupakan pilot project untuk pelaksanaan PSBM," ujar Berli dalam konferensi pers yang juga digelar secara virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/6/2020).
(Baca: 51 OTG dan ODP di Majalengka Jadi Target Swab Test Massal)
Dalam PSBM, fokus utama yang dilakukan melokalisasi dan melacak kontak pasien terkonfirmasi positif di desa berstatus kritis untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Penanganan berskala mikro tersebut dilakukan melalui isolasi intensif selama 14 hari.
Menurut Berli, setelah update tracing dan sosialisasi, langkah lanjutannya adalah pelaksanaan swab test . Selain itu, didirikan pula dapur umum dan distribusi alat kesehatan bagi warga yang menjalani isolasi.
Berli memaparkan, PSBM di Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan di Desa Tanimulya. Tahap update tracing dan sosialisasi digelar pada 1 Juni 2020, sedangkan swab test pada 2 Juni 2020 dengan sasaran 291 orang.
Hasil swab test yang diumumkan pada 6 Juni 2020 yaitu 286 orang negatif, 0 positif, dan 4 tidak ada sampel. Jarak kontak antara ke-291 orang dengan pasien terkonfirmadi positif sudah lebih dari 14 hari.
"Dengan mempertimbangkan hasil tersebut, PSBM di Desa Tanimulya dinyatakan selesai dan tidak perlu dilakukan pemantauan masa isolasi, termasuk swab test kedua," ujar Berli.
(Baca: Jabar Targetkan Tes Corona 300 Ribu Penduduk Rampung Juni 2020)
Di Kabupaten Bandung PSBM dilaksanakan di Desa Margaasih dan Rahayu, di mana update trading dan sosialisasi dilakukan pada 1 Juni 2020. Tes swab pertama dilakukan terhadap 51 orang warga Desa Margaasih dan 21 orang warga Desa Rahayu. Hasilnya adalah 71 orang negatif, 0 positif, dan 1 invalid.
”PSBM di Margaasih dan sebagian Rahayu dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test yang kedua. Selanjutnya, menunggu hasil swab test kedua untuk 29 warga Desa Rahayu (lainnya)," paparnya.
Di Kabupaten Subang, PSBM dilaksanakan di Desa Kasomalang Kulon dengan pola yang sama. Swab test terhadap 97 orang warga desa hasilnya 93 orang negatif, 2 orang positif, dan 2 orang invalid. Jarak kontak antara 93 orang tersebut dengan kasus positif kurang dari 14 hari. Hasil ini membuat PSBM di Desa Kasomalang Kulon dilanjutkan hingga 15 Juni 2020 dan swab test kedua dilaksanakan pada 15 Juni 2020.
"Berdasarkan pengajuan pihak desa didukung gugus tugas setempat, maka kedua orang suspect positif saat ini dirawat di RSUD setempat dan belum dinyatakan sembuh," katanya.
(Baca: Pemprov Jabar Targetkan Sektor Pariwisata Kembali Normal Januari 2021)
Selanjutnya, PSBM di Kota Tasikmalaya dilaksanakan di Kelurahan Cipedes. Hasilnya swab terhadap 83 orang semuanya negatif. Jarak kontak 83 warga dengan pasien positif sudan lebih dari 14 hari. "Maka, PSBM di Kelurahan Cipedes dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test kedua," katanya.
Di Kota Cimahi, 177 warga yang dites dalam PSBM di Kelurahan Karangmekar menghasilkan 175 orang negatif dan 2 orang positif. Jarak kontak antara 175 orang dengan kasus terkonfirmasi positif sebelumnya kurang dari 14 hari. Dengan pertimbangan tersebut, PSBM di Kelurahan Karang Mekar dilanjutkan untuk 32 orang atau 10 kepala keluarga (KK) yang kontak erat dengan dua orang yang dinyatakan positif baru itu.
"Dua suspect positif dikarantina di rumah sakit setempat. Pemantauan masa isolasi akan dilanjutkan sampai 18 Juni 2020 dan swab test kedua pada 18 Juni 2020," terangnya.
Sementara di Kota Bogor, PSBM dilaksanakan di Kelurahan Cilendek Barat dan Kelurahan Loji. Pelaksanaan swab test di Kelurahan Cilendek Barat dilakukan terhadap 80 orang pada 6 Juni 2020 lalu dan di Kelurahan Loji 35 orang pada 8 Juni 2020 lalu.
"PSBM di Kota Bogor (hingga kini) masih dalam kajian. Selain Kota Bogor, kami juga tambahkan Kota Depok yang juga masih dalam kajian sebagai piloting PSBM," tandasnya.
(Baca: Pariwisata Akan Dibuka, Emil: Hanya Jika Tak Ada Lonjakan COVID-19)
Sebelumnya diberitakan, Provinsi Jabar kini fokus menangani COVID-19 di tingkat desa/kelurahan. Penanganan COVID-19 skala mikro lewat karantina lokal tersebut diharapkan dapat melokalisasi penyebaran COVID-19.
Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jabar sendiri tersebar di 267 desa/kelurahan dari total lebih dari 5.312 desa. 54 desa di antaranya berstatus kritis COVID-19 karena memiliki pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang.
Selain memiliki jumlah pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang, penetapan status desa/kelurahan juga didasarkan pada kajian ilmiah. Penetapan status juga menjadi landasan penanganan COVID-19 skala mikro dimana kewenangan penuhnya berada di tangan pemerintah kabupaten/kota. agung bakti sarasa
Wakil Sekretaris dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Berli Hamdani mengatakan, kenam desa tersebut tersebar di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi dan Kota Bogor.
"Enam daerah (desa/kelurahan) ini merupakan pilot project untuk pelaksanaan PSBM," ujar Berli dalam konferensi pers yang juga digelar secara virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/6/2020).
(Baca: 51 OTG dan ODP di Majalengka Jadi Target Swab Test Massal)
Dalam PSBM, fokus utama yang dilakukan melokalisasi dan melacak kontak pasien terkonfirmasi positif di desa berstatus kritis untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Penanganan berskala mikro tersebut dilakukan melalui isolasi intensif selama 14 hari.
Menurut Berli, setelah update tracing dan sosialisasi, langkah lanjutannya adalah pelaksanaan swab test . Selain itu, didirikan pula dapur umum dan distribusi alat kesehatan bagi warga yang menjalani isolasi.
Berli memaparkan, PSBM di Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan di Desa Tanimulya. Tahap update tracing dan sosialisasi digelar pada 1 Juni 2020, sedangkan swab test pada 2 Juni 2020 dengan sasaran 291 orang.
Hasil swab test yang diumumkan pada 6 Juni 2020 yaitu 286 orang negatif, 0 positif, dan 4 tidak ada sampel. Jarak kontak antara ke-291 orang dengan pasien terkonfirmadi positif sudah lebih dari 14 hari.
"Dengan mempertimbangkan hasil tersebut, PSBM di Desa Tanimulya dinyatakan selesai dan tidak perlu dilakukan pemantauan masa isolasi, termasuk swab test kedua," ujar Berli.
(Baca: Jabar Targetkan Tes Corona 300 Ribu Penduduk Rampung Juni 2020)
Di Kabupaten Bandung PSBM dilaksanakan di Desa Margaasih dan Rahayu, di mana update trading dan sosialisasi dilakukan pada 1 Juni 2020. Tes swab pertama dilakukan terhadap 51 orang warga Desa Margaasih dan 21 orang warga Desa Rahayu. Hasilnya adalah 71 orang negatif, 0 positif, dan 1 invalid.
”PSBM di Margaasih dan sebagian Rahayu dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test yang kedua. Selanjutnya, menunggu hasil swab test kedua untuk 29 warga Desa Rahayu (lainnya)," paparnya.
Di Kabupaten Subang, PSBM dilaksanakan di Desa Kasomalang Kulon dengan pola yang sama. Swab test terhadap 97 orang warga desa hasilnya 93 orang negatif, 2 orang positif, dan 2 orang invalid. Jarak kontak antara 93 orang tersebut dengan kasus positif kurang dari 14 hari. Hasil ini membuat PSBM di Desa Kasomalang Kulon dilanjutkan hingga 15 Juni 2020 dan swab test kedua dilaksanakan pada 15 Juni 2020.
"Berdasarkan pengajuan pihak desa didukung gugus tugas setempat, maka kedua orang suspect positif saat ini dirawat di RSUD setempat dan belum dinyatakan sembuh," katanya.
(Baca: Pemprov Jabar Targetkan Sektor Pariwisata Kembali Normal Januari 2021)
Selanjutnya, PSBM di Kota Tasikmalaya dilaksanakan di Kelurahan Cipedes. Hasilnya swab terhadap 83 orang semuanya negatif. Jarak kontak 83 warga dengan pasien positif sudan lebih dari 14 hari. "Maka, PSBM di Kelurahan Cipedes dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test kedua," katanya.
Di Kota Cimahi, 177 warga yang dites dalam PSBM di Kelurahan Karangmekar menghasilkan 175 orang negatif dan 2 orang positif. Jarak kontak antara 175 orang dengan kasus terkonfirmasi positif sebelumnya kurang dari 14 hari. Dengan pertimbangan tersebut, PSBM di Kelurahan Karang Mekar dilanjutkan untuk 32 orang atau 10 kepala keluarga (KK) yang kontak erat dengan dua orang yang dinyatakan positif baru itu.
"Dua suspect positif dikarantina di rumah sakit setempat. Pemantauan masa isolasi akan dilanjutkan sampai 18 Juni 2020 dan swab test kedua pada 18 Juni 2020," terangnya.
Sementara di Kota Bogor, PSBM dilaksanakan di Kelurahan Cilendek Barat dan Kelurahan Loji. Pelaksanaan swab test di Kelurahan Cilendek Barat dilakukan terhadap 80 orang pada 6 Juni 2020 lalu dan di Kelurahan Loji 35 orang pada 8 Juni 2020 lalu.
"PSBM di Kota Bogor (hingga kini) masih dalam kajian. Selain Kota Bogor, kami juga tambahkan Kota Depok yang juga masih dalam kajian sebagai piloting PSBM," tandasnya.
(Baca: Pariwisata Akan Dibuka, Emil: Hanya Jika Tak Ada Lonjakan COVID-19)
Sebelumnya diberitakan, Provinsi Jabar kini fokus menangani COVID-19 di tingkat desa/kelurahan. Penanganan COVID-19 skala mikro lewat karantina lokal tersebut diharapkan dapat melokalisasi penyebaran COVID-19.
Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jabar sendiri tersebar di 267 desa/kelurahan dari total lebih dari 5.312 desa. 54 desa di antaranya berstatus kritis COVID-19 karena memiliki pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang.
Selain memiliki jumlah pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang, penetapan status desa/kelurahan juga didasarkan pada kajian ilmiah. Penetapan status juga menjadi landasan penanganan COVID-19 skala mikro dimana kewenangan penuhnya berada di tangan pemerintah kabupaten/kota. agung bakti sarasa
(muh)