Rumah Ibunda Bung Karno di Buleleng Bali Jadi Cagar Budaya

Selasa, 04 Januari 2022 - 19:44 WIB
loading...
Rumah Ibunda Bung Karno di Buleleng Bali Jadi Cagar Budaya
Tim ahli cagar budaya Bali meninjau rumah ibunda Bung Karno di Buleleng, Bali. Foto: SINDOnews/Miftahul Chusna
A A A
DENPASAR - Rumah Ida Ayu Nyoman Rai Srimben , ibunda Presiden Pertama Soekarno di Buleleng, Bali, ditetapkan menjadi situs cagar budaya . Hal itu diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, penetapan itu berdasarkan surat keputusan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. "SK itu selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga," katanya, Selasa (4/1/2021).



Kediaman Srimben berada di Jalan Mayor Metra, Kelurahan Paket Agung, Singaraja, Buleleng. Di dalam rumah itu, terdapat Bale Agung, bangunan berukuran 3X3 meter yang merupakan kediaman sehari-hari ibu sang proklamator.



Menurut Dody, agar bisa menarik kunjungan wisatawan, nantinya akan semacam tulisan dan foto tentang kisah hidup Srimben yang dipajang di lokasi.

Dengan begitu, setiap wisatawan yang datang akan mengetahui sejarah seorang ibu yang pernah melahirkan orang penting di negara ini. "Kalau ini bisa dikemas dengan bagus, akan jadi destinasi yang menarik," ujar Dody.


Selain kediaman Srimben, satu lagi bangunan yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya adalah Masjid Jami' Singaraja. Masjid tua ini merupakan saksi peradaban masuknya Islam ke Buleleng di abad XVIII.

Masjid Jami’ Singaraja merupakan hadiah dari Raja Buleleng (waktu itu) I Gusti Ngurah Ketut Jlantik, keturunan pendiri Kerajaan Buleleng, I Gusti Ngurah Panji Sakti. Fakta sejarah tersebut dibuktikan dengan sejumlah ornamen pada bangunan masjid yang sangat kental budaya Bali, seperti mimbar, daun pintu, dan jendela yang berukiran khas Bali.



Bahkan, pintu kayu yang dipasang di gerbang depan Masjid Agung Jami’ Singaraja merupakan pintu dari Istana Raja Buleleng, yang dihibahkan ke pengurus masjid.

Masjid Agung Jami’ Singaraja hingga saat ini masih menyimpan Al Quran tua tulis tangan yang dibuat oleh I Gusti Ngurah Ketut Jelantik Celagi, adik dari Raja Buleleng I Gusti Ngurah Ketut Jlantik atau Anak Agung Padang, tahun 1830. I Gusti Je-lantik Celagi ini adalah keturunan Raja Buleleng pertama yang memilih untuk menjadi mualaf dan memeluk Islam.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1532 seconds (0.1#10.140)