Dukung PTM, BIN DIY Gencarkan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun
loading...
A
A
A
BANTUL - Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SD Tarakanita, Jetis, Bantul, Senin (3/1/2022). Vaksinasi ini untuk menunjang kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) .
Vaksinasi anak di Yogyakarta ditarget selesai pada awal 2022. Binda DIY pun berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Yogyakarta untuk mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi.
"Menargetkan (vaksinasi) sejumlah 680 anak. Vaksinasi ini merupakan bentuk dukungan BIN terhadap upaya pemerintah mewujudkan kekebalan komunal," kata Koordinator Vaksinasi Binda DIY AKBP Yono, Senin (3/1/2022).
Harapannya dengan adanya vaksinasi ini, masyarakat yang belum menerima vaksinasi bisa mendapat layanan vaksinasi. “Sehingga herd immunity bisa segera tercipta," ujarnya.
Yono menambahkan, menghadapi masuknya varian baru Omicron masyarakat harus mengedepankan protokol kesehatan, termasuk anak-anak. Di samping itu, pemerintah dan masyarakat mesti sepakat dan saling mendukung pembatasan mobilitas.
Sebab ledakan gelombang ketiga bisa terjadi kalau masyarakat tidak patuh. "Kami mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menahan diri, tidak melakukan aktivitas di luar rumah agar tidak menciptakan klaster baru pascalibur Nataru," tuturnya.
Vaksinasi anak di Yogyakarta ditarget selesai pada awal 2022. Binda DIY pun berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Yogyakarta untuk mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi.
"Menargetkan (vaksinasi) sejumlah 680 anak. Vaksinasi ini merupakan bentuk dukungan BIN terhadap upaya pemerintah mewujudkan kekebalan komunal," kata Koordinator Vaksinasi Binda DIY AKBP Yono, Senin (3/1/2022).
Harapannya dengan adanya vaksinasi ini, masyarakat yang belum menerima vaksinasi bisa mendapat layanan vaksinasi. “Sehingga herd immunity bisa segera tercipta," ujarnya.
Yono menambahkan, menghadapi masuknya varian baru Omicron masyarakat harus mengedepankan protokol kesehatan, termasuk anak-anak. Di samping itu, pemerintah dan masyarakat mesti sepakat dan saling mendukung pembatasan mobilitas.
Sebab ledakan gelombang ketiga bisa terjadi kalau masyarakat tidak patuh. "Kami mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menahan diri, tidak melakukan aktivitas di luar rumah agar tidak menciptakan klaster baru pascalibur Nataru," tuturnya.
(poe)