Pemerintah Belum Beri Atensi Khusus Varian Omicron di Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Varian baru Covid-19 Omicron sudah terdeteksi masuk di Indonesia. Meski begitu, belum ada atensi khusus terhadap vairan tersebut di Kota Makassar.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar , Nursaida Sirajuddin mengemukakan, sejauh ini belum ada rencana pengiriman sampel untuk mengidentifikasi penyebaran varian baru Covid-19 tersebut.
Dia menjelaskan, pengiriman sampel tidak bisa langsung dilakukan. Ada beberapa indikator atau kriteria yang mesti dilihat terlebih dahulu, sebelum akhirnya mengirim sampel Omicron ke Litbangkes di Jakarta.
"Untuk mengirim ke Litbangkes, itu ada syaratnya, dan provinsi yang punya tanggung jawab itu untuk mengirim itu data-data," kata Nursaida, Rabu (22/12/2021).
Selain itu, pengiriman sampel juga dilakukan melihat kondisi penyebaran yang tidak seperti biasanya. Salah satu contohnya saat terjadi penularan yang masif di sebuah proyek pembangunan apartemen, beberapa waktu lalu.
"Pada saat itu kita langsung mengambil sikap bijak karena ada penyebaran langsung. karena kita juga tidak bisa mengirim kalau tidak ada kecurigaan," ungkapnya.
Sementara untuk varian Omicron ini, lanjutnya, belum pada kriteria tersebut. Sejauh ini, kasus penularan Covid-19 di Kota Makassar masih cenderung terkendali. Sehingga belum dicurigai adanya varian Omicron masuk ke Makassar.
"Harus ada analisanya kenapa kita mengirim. Sekarang kan dengan kondisi kasus yang alhamdulillah sangat menurun, kita tidak punya alasan untuk mencurigai adanya Omicron," ucapnya.
Apalagi saat ini, capaian vaksinasi yang sudah mendekati 80 persen diharapkan bisa memperkuat kekebalan masyarakat di Kota Makassar. Sejauh ini kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan juga masih terjaga.
"Sekarang masyarakat dan kerja-kerja upaya pemerintah ada sinergitas. Mereka paham bahwa selama ini pemerintah berupaya terus menerus bagaimana mengendalikan Covid dengan banyaknya inovasi," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kadinkes Sulsel, Arman Bausat menjelaskan, kendati varian Omicron dianggap berbahaya dan cepat menular, tetapi varian ini punya mortalitas atau tingkat kematian yang terbilang rendah.
"Misalnya dari 100 orang yang terinfeksi, hanya 1 atau dua orang yang meninggal. Mutasi virus Omicron juga cukup rendah, sehingga masyarakat diminta untuk tidak terlalu cemas tapi tetap waspada,” tandasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar , Nursaida Sirajuddin mengemukakan, sejauh ini belum ada rencana pengiriman sampel untuk mengidentifikasi penyebaran varian baru Covid-19 tersebut.
Dia menjelaskan, pengiriman sampel tidak bisa langsung dilakukan. Ada beberapa indikator atau kriteria yang mesti dilihat terlebih dahulu, sebelum akhirnya mengirim sampel Omicron ke Litbangkes di Jakarta.
"Untuk mengirim ke Litbangkes, itu ada syaratnya, dan provinsi yang punya tanggung jawab itu untuk mengirim itu data-data," kata Nursaida, Rabu (22/12/2021).
Selain itu, pengiriman sampel juga dilakukan melihat kondisi penyebaran yang tidak seperti biasanya. Salah satu contohnya saat terjadi penularan yang masif di sebuah proyek pembangunan apartemen, beberapa waktu lalu.
"Pada saat itu kita langsung mengambil sikap bijak karena ada penyebaran langsung. karena kita juga tidak bisa mengirim kalau tidak ada kecurigaan," ungkapnya.
Sementara untuk varian Omicron ini, lanjutnya, belum pada kriteria tersebut. Sejauh ini, kasus penularan Covid-19 di Kota Makassar masih cenderung terkendali. Sehingga belum dicurigai adanya varian Omicron masuk ke Makassar.
"Harus ada analisanya kenapa kita mengirim. Sekarang kan dengan kondisi kasus yang alhamdulillah sangat menurun, kita tidak punya alasan untuk mencurigai adanya Omicron," ucapnya.
Apalagi saat ini, capaian vaksinasi yang sudah mendekati 80 persen diharapkan bisa memperkuat kekebalan masyarakat di Kota Makassar. Sejauh ini kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan juga masih terjaga.
"Sekarang masyarakat dan kerja-kerja upaya pemerintah ada sinergitas. Mereka paham bahwa selama ini pemerintah berupaya terus menerus bagaimana mengendalikan Covid dengan banyaknya inovasi," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kadinkes Sulsel, Arman Bausat menjelaskan, kendati varian Omicron dianggap berbahaya dan cepat menular, tetapi varian ini punya mortalitas atau tingkat kematian yang terbilang rendah.
"Misalnya dari 100 orang yang terinfeksi, hanya 1 atau dua orang yang meninggal. Mutasi virus Omicron juga cukup rendah, sehingga masyarakat diminta untuk tidak terlalu cemas tapi tetap waspada,” tandasnya.
(agn)