Badai Hantam Selat Bali, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk 2 Kali Buka Tutup
loading...
A
A
A
DENPASAR - Penyeberangan Ketapang-Gilmanuk sempat diberlakukan sistem buka tutup, menyusul badai yang melanda selat Bali , Selasa (21/12/2021).
Sistem buka tutup dilakukan hingga dua kali dari siang hingga sore. "Dua kali buka tutup karena faktor cuaca ekstrem," kata Kepala BPTD Bali - NTB Satuan Pelayanan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan.
Penutupan pertama dilakukan pukul 12.55 Wita karena kecepatan angin di selat Bali mencapai 30 knot. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan hingga keluar manuver Pelabuhan Gilimanuk.
Dua jam lebih ditutup, penyeberangan dibuka kembali pukul 15.00 Wita. Setengah jam kemudian tepatnya pukul 15.33 Wita, penyeberangan kembali ditutup karena angin kencang dan gelombang tinggi muncul lagi.
Penyeberangan akhirnya kembali dibuka pukul 16.30 Wita setelah badai mereda. Penumpukan kendaraan di pelabuhan berangsur terurai.
Menurut Sastrawan, penutupan dilakukan karena angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi sangat berisiko bagi pelayaran. Apalagi saat ini mulai memasuki musim liburan akhir tahun.
Angin berkecepatan 30 knot, berpotensi mendorong kapal keluar jalur pelayaran dan bisa memicu tabrakan antar kapal yang terjadi di selat Bali.
“Juga menyulitkan pergerakan kapal saat sandar di dermaga untuk proses bongkar muat," pungkasnya.
Sistem buka tutup dilakukan hingga dua kali dari siang hingga sore. "Dua kali buka tutup karena faktor cuaca ekstrem," kata Kepala BPTD Bali - NTB Satuan Pelayanan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan.
Penutupan pertama dilakukan pukul 12.55 Wita karena kecepatan angin di selat Bali mencapai 30 knot. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan hingga keluar manuver Pelabuhan Gilimanuk.
Dua jam lebih ditutup, penyeberangan dibuka kembali pukul 15.00 Wita. Setengah jam kemudian tepatnya pukul 15.33 Wita, penyeberangan kembali ditutup karena angin kencang dan gelombang tinggi muncul lagi.
Penyeberangan akhirnya kembali dibuka pukul 16.30 Wita setelah badai mereda. Penumpukan kendaraan di pelabuhan berangsur terurai.
Menurut Sastrawan, penutupan dilakukan karena angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi sangat berisiko bagi pelayaran. Apalagi saat ini mulai memasuki musim liburan akhir tahun.
Angin berkecepatan 30 knot, berpotensi mendorong kapal keluar jalur pelayaran dan bisa memicu tabrakan antar kapal yang terjadi di selat Bali.
“Juga menyulitkan pergerakan kapal saat sandar di dermaga untuk proses bongkar muat," pungkasnya.
(nic)