Alumni ITB Siap Bangun Metaverse Ibu Kota Baru Indonesia

Sabtu, 18 Desember 2021 - 14:54 WIB
loading...
Alumni ITB Siap Bangun Metaverse Ibu Kota Baru Indonesia
Ketua IA-ITB, Gembong Primadjaja menyatakan, IA ITB akan mengusulkan pembangunan metaverse ibu kota baru Indonesia. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Ikatan Alumni ITB (IA ITB) siap membangun metaverse ibu kota baru Indonesia.

Hal itu mengemuka dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IA ITB yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (18/12/2021).



Rakernas IA-ITB dibuka oleh Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Erick Tohir dan dihadiri langsung sejumlah tokoh nasional yang juga alumni ITB, seperti Ratu Tisha dan Arya Sinulingga.

Ketua IA-ITB Gembong Primadjaja mengatakan, dunia metaverse menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Rakernas IA ITB. Pembangunan ibu kota baru Indonesia dalam wujud versi meta itu bertujuan agar masyarakat mengetahui gambaran konsep ibu kota baru secara riil.

"Kami akan membentuk tim, kami akan mengusulkan, ibu kota baru kita belum mendapatkan gambarannya seperti apa. Kita akan bangun versi metanya dimana pelayanan maupun aktivitas di dalamnya bisa kita visualkan dalam bentuk 3D (tiga dinensi) menggunakan augmented produk digital aplikasi," tutur Gembong.

Metaverse sendiri merupakan ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.



Istilah metaverse mengacu pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual serta seringkali menggunakan mata uang kripto.

Di dalam dunia metaverse, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata.

Saat ini, kata Gembong, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang sudah membuat metaverse untuk ibu kotanya, Seoul.

"Artinya, buat generasi gen Z dan milenial, hidup di dunia maya itu bukan sesuatu yang aneh. Banyak di antara mereka senang melakukan aktivitas bisnis, sosial di dunia maya dan itu yang akan ditawarkan karena ada potensi bisnis juga," katanya.

Apalagi, tambah Gembong, 40 persen perekonomian Indonesia kini sudah mengarah pada shadow ekonomi di mana orang bermain di sektor blockchain dan lainnya yang tidak terdeteksi oleh infrastruktur ekonomi, sehingga tidak ada pajak yang bisa diambil oleh pemerintah.

"Nah, pelu teknologi untuk itu dan kita akan menawarkan teknologi kita untuk membantu pemerintah mendapatkan pendapatan pajak dari sektor shadow ekonomi," kata Gembong.

Selain mengusulkan pembangunan metaverse ibu kota baru Indonesia, lanjut Gembong, IA ITB ke depan juga bakal fokus mengedepankan teknologi, baik teknologi tepat guna maupun teknologi advance, agar produktivitas industri di Indonesia bisa lebih efisien dan meningkat.

Selain itu, IA ITB juga akan tetap fokus pada isu kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi, khususnya terkait pengembangan UMKM. Pasalnya, mayoritas rakyat Indonesia bekerja di sektor UMKM.

"Hampir 90 persen masyarakat Indonesia terlibat di dalam kegiatan UMKM dan 60 persen pendapatan orang Indonesia itu ada di sektor UMKM, sehingga kita terpanggil untuk turut serta di dalam kegiatan tersebut," imbuhnya.

"Kita akan fokus ke peningkatan added value dengan masukan teknologi tepat guna di dalamnya. Jadi, saat ini (seperti) petani nelayan hanya menjual produk hasil tangkapannya sebagai bahan mentah, itu akan kita tingkatkan menjadi bahan baku yang lebih tinggi nilai jualnya," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)