Karyawan Kantor di Jakarta Siap Bekerja ala Ninja, Seperti Apa?

Senin, 08 Juni 2020 - 07:45 WIB
loading...
Karyawan Kantor di Jakarta Siap Bekerja ala Ninja, Seperti Apa?
Di tengah kondisi belum normal akibat pandemi Covid-19, dibutuhkan cara kerja yang hati-hati, cepat, dan senyap namun tetap produktif layaknya filosofi ninja. Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Para pekerja perkantoran di DKI Jakarta mulai hari ini resmi beraktivitas lagi seiring kebijakan transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di tengah kondisi belum normal akibat pandemi Covid-19, dibutuhkan cara kerja yang hati-hati, cepat, dan senyap namun tetap produktif layaknya filosofi ninja.

Bersikap ekstra hati-hati diperlukan karena wilayah DKI Jakarta hingga hari ini belum bersih dari Covid-19. Untuk itu, protokol kesehatan seperti wajib wajib memakai masker, phyisical distancing, menghindari kerumunan sebagaimana yang telah diinstruksikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mutlak ditaati.(baca juga: Ada Tambahan 113, Kasus COVID-19 di Jatim Capai 5.948 )

Karena kondisi yang belum sepenuhnya normal, sistem kerja juga patut ditata lagi misalnya dengan menyingkat waktu kerja di dalam kantor atau membatasi personel yang masuk. Semakin singkat pekerja beraktivitas di dalam ruangan kerja yang biasanya tertutup dan minim berinteraksi dengan banyak orang, maka potensi tertular virus juga kian kecil.

Guna mengantisipasi terjadinya kerumunan, sejumlah instansi telah menyiapkan protokol khusus seperti menetapkan jam masuk kantor secara shift.

Reaktivitasi perkantoran merupakan salah satu sektor yang diizinkan beroperasi lagi sesuai kebijakan tahapan masa transisi PSBB yang diterbitkan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan, Kamis (4/6/2020). Pada transisi fase II ini, selain perkantoran, sektor yang diperlonggar adalah rumah makan, perindustrian, pergudangan, ritel, hingga showroom.

Operasional sektor-sektor ini dibatasi hanya boleh dibuka Senin hingga Jumat dengan kapasitas maksimal 50%. Pada pekan ini, transportasi ojek online maupun pangkalan juga dibuka lagi dengan diperbolehkan mengangkut penumpang.

Basyir, pekerja perkantoran yang tinggal di Kota Tangerang Selatan mengaku telah menyiapkan berbagai hal agar bisa bekerja maksimal meski dalam kondisi yang belum sepenuhnya normal. Selain membekali diri dengan masker, hand sanitizer, dirinya berencana di kantor tidak terlalu lama. “Teman-teman sudah sepakat untuk berbagi tugas agar kita juga tidak setiap hari masuk kantor,” ujar Basyir yang mengaku sudah tiga bulan menjalani sistem kerja di rumah (work from home).

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, datangnya pandemi Covid-19 membuat pendekatan business as usual tidak relevan lagi untuk diterapkan. Untuk itu, kuncinya adalah agilitas, adaptibilitas, serta komunikasi yang efektif.

Menurut Shinta, kelincahan dalam bekerja sangat dibutuhkan di tengah kondisi ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi. Dengan demikian, penting bagi para pengusaha atau pekerja untuk cepat menghadapi perubahan dan inovatif. “Dengan agilitas, perusahaan besar juga didorong untuk lebih fleksibel dan cepat mengambil keputusan strategis ketika market berubah dengan cepat," ujarnya.

Selain itu, perusahaan juga membutuhkan adaptabilitas mengingat perilaku pasar saat ini telah berubah. Masyarakat lebih aware terhadap kesehatan dan lebih adaptif terhadap transaksi digital.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2035 seconds (0.1#10.140)