1 Anak di Malang Positif COVID-19, Isolasi Mandiri Rentan Penularan
loading...
A
A
A
MALANG - Isolasi mandiri di rumah untuk pasien positif COVID-19, ternyata sangat rentan menularkan virus Corona ke anggota keluarga lain yang ada dalam satu rumah.
(Baca juga: Parikan Khas Surabaya Hangatkan Penyaluran BST di Kantor Pos )
Beberapa kasus penularan COVID-19 yang terjadi di Kota Malang, juga terjadi di lingkungan keluarga yang menjalani isolasi mandiri di rumah akibat positif COVID-19.
Bahkan, menurut Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa Rate of Transmition (RT) atau angka penularan pasien positif COVID-19 ke orang lain di Malang Raya masih tinggi.
"Untuk memasuki masa normal baru, menurut pedoman dari WHO dipersyaratkan angka RT harus di bawah 1. Sementara untuk Malang Raya ini, RT-nya masih pada angka 1,23. Ini karena masih muncul kasus positif baru, meskipun juga diikuti dengan adanya penambahan yang sembuh," ujar Khofifah.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Sementara pada Minggu (7/6/2020), menurut Kabag Humas Pemkot Malang, Widianto, di Kota Malang, ada tambahan satu kasus positif baru. Yakni seorang anak perempuan berusia 10 tahun. "Satu kasus positif baru ini, memiliki kontak erat dengan pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan positif," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Dengan adanya penambahan satu kasus positif ini, jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Malang, hingga Minggu (7/6/2020) totalnya mencapai sebanyak 69 orang. Dari jumlah itu, empat orang meninggal dunia, sembuh 26 orang, dan masih dirawat 39 orang.
Sementara untuk Orang Dengan Resiko (ODR) mencapai sebanyak 2.263 orang. Orang Tanpa Gangguan (OTg) bertambah tiga orang, menjadi 475 orang. Orang Dalam Pantauan (ODP) sebanyak 922 orang, di mana 859 orang selesai dipantau, dan 62 orang masih dipantau.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP), menurut data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Malang, bertambah lima orang menjadi 266 orang, dimana lima orang di antaranya meninggal dunia, sehat 144 orang, dan masih dalam perawatan 105 orang.
(Baca juga: Menikah Saat Pandemi COVID-19, Iik dan Yoga Sempat Degdegan )
Isolasi mandiri di rumah tersebut, juga menjadi perhatian serius Wali Kota Malang, Sutiaji. "Penambahan terakhir banyak muncul dari lingkar keluarga inti. Bisa jadi lingkungan rumah tidak memadai untuk dilakukan isolasi mandiri, karenanya ini akan ditarik ke RSUD. Kami siapkan segera," tegasnya.
Hal lain yang jadi perhatian adalah gerakan operasi rapid test secara masif ke titik kerumunan massa. Fakta di lapangan, ditemukan komunitas millenial yang harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang COVID-19, justru abai.
Kondisi tersebut akan terus menjadi sasaran Tim COVID-19 Kota Malang, melalui operasi gabungan (Opsgab) yang melibatkan Pemkot Malang, Polresta Malang Kota, Kodim 0833 Kota Malang.
"Di tengah masyarakat muncul persepsi masa transisi sudah normal baru, bahkan dipahami normal seperti tidak ada COVID-19. Ini yang akan terus ditekan dan diluruskan," imbuh Sutiaji.
(Baca juga: Parikan Khas Surabaya Hangatkan Penyaluran BST di Kantor Pos )
Beberapa kasus penularan COVID-19 yang terjadi di Kota Malang, juga terjadi di lingkungan keluarga yang menjalani isolasi mandiri di rumah akibat positif COVID-19.
Bahkan, menurut Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa Rate of Transmition (RT) atau angka penularan pasien positif COVID-19 ke orang lain di Malang Raya masih tinggi.
"Untuk memasuki masa normal baru, menurut pedoman dari WHO dipersyaratkan angka RT harus di bawah 1. Sementara untuk Malang Raya ini, RT-nya masih pada angka 1,23. Ini karena masih muncul kasus positif baru, meskipun juga diikuti dengan adanya penambahan yang sembuh," ujar Khofifah.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Sementara pada Minggu (7/6/2020), menurut Kabag Humas Pemkot Malang, Widianto, di Kota Malang, ada tambahan satu kasus positif baru. Yakni seorang anak perempuan berusia 10 tahun. "Satu kasus positif baru ini, memiliki kontak erat dengan pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan positif," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Dengan adanya penambahan satu kasus positif ini, jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Malang, hingga Minggu (7/6/2020) totalnya mencapai sebanyak 69 orang. Dari jumlah itu, empat orang meninggal dunia, sembuh 26 orang, dan masih dirawat 39 orang.
Sementara untuk Orang Dengan Resiko (ODR) mencapai sebanyak 2.263 orang. Orang Tanpa Gangguan (OTg) bertambah tiga orang, menjadi 475 orang. Orang Dalam Pantauan (ODP) sebanyak 922 orang, di mana 859 orang selesai dipantau, dan 62 orang masih dipantau.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP), menurut data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Malang, bertambah lima orang menjadi 266 orang, dimana lima orang di antaranya meninggal dunia, sehat 144 orang, dan masih dalam perawatan 105 orang.
(Baca juga: Menikah Saat Pandemi COVID-19, Iik dan Yoga Sempat Degdegan )
Isolasi mandiri di rumah tersebut, juga menjadi perhatian serius Wali Kota Malang, Sutiaji. "Penambahan terakhir banyak muncul dari lingkar keluarga inti. Bisa jadi lingkungan rumah tidak memadai untuk dilakukan isolasi mandiri, karenanya ini akan ditarik ke RSUD. Kami siapkan segera," tegasnya.
Hal lain yang jadi perhatian adalah gerakan operasi rapid test secara masif ke titik kerumunan massa. Fakta di lapangan, ditemukan komunitas millenial yang harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang COVID-19, justru abai.
Kondisi tersebut akan terus menjadi sasaran Tim COVID-19 Kota Malang, melalui operasi gabungan (Opsgab) yang melibatkan Pemkot Malang, Polresta Malang Kota, Kodim 0833 Kota Malang.
"Di tengah masyarakat muncul persepsi masa transisi sudah normal baru, bahkan dipahami normal seperti tidak ada COVID-19. Ini yang akan terus ditekan dan diluruskan," imbuh Sutiaji.
(eyt)