Sebaran Corona di Gua Pindul Meluas, Pemkab Belum Berikan Bantuan
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Penyebaran virus corona di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul terus meluas. Tercatat warga yang dinyatakan positif di desa yang terkenal dengan objek wisata Gua Pindul ini sebanyak lima orang.
Akibatnya, lebih dari 300 Kepala Keluarga (KK) harus melakukan karantina mandiri. Namun hingga kini pemkab belum memberikan bantuan makanan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri . Praktis, bantuan hanya dari gotong-royong warga serta bantuan pemerintah desa.
Ketua Komisi A DPRD Gunungkidul Ery Agustin Rudiyati mengatakan, begitu ada informasi karantina mandiri, pihaknya langsung melakukan tinjauan lapangan. Pihaknya kaget ketika pihak desa memberikan laporan telah mengeluarkan anggaran Rp55 juta untuk keperluan isolasi mandiri warga. "Kemudian gotong-royong warga, sedangkan Pemkab belum memberikan bantuan," katanya kepada SINDOnews, Minggu (7/6/2020).( )
Dijelaskan, DPRD akan memanggil pemkab terkait hal tersebut. "Anggaran dari hasil refocusing untuk COVID-19 lebih dari Rp210 miliar dan digunakan baru Rp47 miliar," katanya.
Untuk itu, pihaknya mendesak Pemkab Gunungkidul segera memberikan bantuan sosial untuk warga Bejiharjo. Jangan sampai, klaster Bejiharjo meluas menjadi klaster baru lantaran masyarakat tidak mendapatkan bantuan, sehingga terpaksa keluar rumah untuk bekerja. "Kami akan segera panggil BPBD untuk menanyakan hal ini. Pemkab harus memberikan bantuan, jangan sampai justru mengandalkan pihak lain. Karena anggaran ada," ujar politikus Golkar ini.
Kepala Desa Bejiharjo Yanto membenarkan hal tersebut. Saat ini pihaknya bersama relawan membangun semangat gotong-royong untuk menbantu ratusan warga yang isolasi mandiri. "Kemampuan desa hanya Rp55 juta, lainnya dari gotong-royong warga dan pihak ketiga, Pemkab belum turun," katanya.
Lihat Juga: Kisah Almarhum Mas Katon, Suporter Nyentrik Timnas Indonesia dari Gunungkidul yang Melegenda
Akibatnya, lebih dari 300 Kepala Keluarga (KK) harus melakukan karantina mandiri. Namun hingga kini pemkab belum memberikan bantuan makanan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri . Praktis, bantuan hanya dari gotong-royong warga serta bantuan pemerintah desa.
Ketua Komisi A DPRD Gunungkidul Ery Agustin Rudiyati mengatakan, begitu ada informasi karantina mandiri, pihaknya langsung melakukan tinjauan lapangan. Pihaknya kaget ketika pihak desa memberikan laporan telah mengeluarkan anggaran Rp55 juta untuk keperluan isolasi mandiri warga. "Kemudian gotong-royong warga, sedangkan Pemkab belum memberikan bantuan," katanya kepada SINDOnews, Minggu (7/6/2020).( )
Dijelaskan, DPRD akan memanggil pemkab terkait hal tersebut. "Anggaran dari hasil refocusing untuk COVID-19 lebih dari Rp210 miliar dan digunakan baru Rp47 miliar," katanya.
Untuk itu, pihaknya mendesak Pemkab Gunungkidul segera memberikan bantuan sosial untuk warga Bejiharjo. Jangan sampai, klaster Bejiharjo meluas menjadi klaster baru lantaran masyarakat tidak mendapatkan bantuan, sehingga terpaksa keluar rumah untuk bekerja. "Kami akan segera panggil BPBD untuk menanyakan hal ini. Pemkab harus memberikan bantuan, jangan sampai justru mengandalkan pihak lain. Karena anggaran ada," ujar politikus Golkar ini.
Kepala Desa Bejiharjo Yanto membenarkan hal tersebut. Saat ini pihaknya bersama relawan membangun semangat gotong-royong untuk menbantu ratusan warga yang isolasi mandiri. "Kemampuan desa hanya Rp55 juta, lainnya dari gotong-royong warga dan pihak ketiga, Pemkab belum turun," katanya.
Lihat Juga: Kisah Almarhum Mas Katon, Suporter Nyentrik Timnas Indonesia dari Gunungkidul yang Melegenda
(abd)