Harga Pupuk Subsidi Melonjak Tinggi, DPRD Kendal Segera Panggil OPD Terkait

Minggu, 21 November 2021 - 11:49 WIB
loading...
Harga Pupuk Subsidi Melonjak Tinggi, DPRD Kendal Segera Panggil OPD Terkait
Ketua Komisi B DPRD Kendal Dian Alfat Muchammad mengatakan pihaknya akan memanggil mitra OPD-nya mengetahui penyebab terjadinya kenaikan harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer.
A A A
KENDAL - Tingginya harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer akan segera ditindaklanjuti DPRD Kendal dengan memanggil para pihak terkait untuk dimintai keterangan.

Ketua Komisi B DPRD Kendal Dian Alfat Muchammad mengatakan pihaknya akan memanggil mitra Organisasi Perangkat Daerah (OPD)-nya mengetahui penyebab terjadinya kenaikan harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer.

"Kami akan segera panggil OPD terkait. Dinas Pertanian, Perdagangan dan distributor pupuk subsidi. Apakah karena pasokan stocknya yang kurang atau ada yang sengaja memainkan harga," ujarnya, Minggu (21/11/2021).

Dian Alfat mengatakan, persoalan distribusi pupuk subsidi bukan kali pertama terjadi. Awal tahun ini, pihaknya mengaku telah melakukan sidak lapangan menanggapi aduan petani menyoal kelangkaan pupuk. Dari temuan di lapangan, salah satu pemicunya Kartu Tani yang belum banyak menjangkau petani.

"Terkait kuota pupuk subsidi tahun 2022, kami minta petani proaktif berkordinasi dengan Gapoktan dan PPL setempat. Bulan ini masih penyusunan ERDK untuk pengajuan kuota pupuk tahun depan. Sumber datanya dari usulan di lapangan," katanya.

Sebelumnya para petani di Kendal mengeluhkan tingginya harga pupuk bersubsidi. Bahkan untuk pupuk jenis urea, harga di pengecer melonjak dua kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET).

Muhammad Idris Nor, petani di Desa Sukolilan, Kecamatan Patebon, mengatakan tingginya harga pupuk bersubsidi tingkat pengecer sudah di luar kewajaran.

Disebutkan, untuk pupuk jenis urea harganya melonjak mencapai Rp 190 ribu. Kenaikannya lebih dari 100 persen dari HET Rp 80 ribu. Kenaikan juga terjadi pada jenis Tsp 36, ZA dan Ponska.

"Bagaimana petani mau untung kalau harga pupuk dan obat-obatan melonjak gila-gilaan. Biaya tanam semakin tinggi, tapi saat panen harga gabah anjlog," tutur Kyai pengasuh Pesantren Nurul Qur'an, yang juga bertani, Sabtu (20/22/2021).

Pihaknya berharap pemerintah turun tangan untuk memecahkan kesulitan yang sedang dialami oleh para petani. Menurut tokoh kharismatik yang dikenal akrab dengan kelompok muda ini, petani tetap bertahan meski dalam kondisi terjepit karena memang tidak ada pilihan.

"Petani itu memang unik, biar hitung-hitungan tidak masuk, tetap saja masih menanam. Dengan harga pupuk yang sudah di luar nalar, petani terancam gagal panen," pungkasnya. CM
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2180 seconds (0.1#10.140)