Penampakan Candi Songgoriti Abad 9 Masehi, Konstruksinya Diduga Telah Diubah Belanda

Kamis, 18 November 2021 - 10:58 WIB
loading...
Penampakan Candi Songgoriti Abad 9 Masehi, Konstruksinya Diduga Telah Diubah Belanda
Ekskavasi Candi Songgoriti di Kota Batu, Jawa Timur peninggalan Kerajaan Mataram abad 9 Masehi. Sayang konstruksinya berubah usai dipugar Belanda. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
KOTA BATU - Candi Songgiriti di Kota Batu, Jawa Timur merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram yang dibangun di abad 9 Masehi. Sayang konstruksinya telah berubah saat dipugar di zaman penjajahan Belanda.

Penampakan Candi Songgoriti Abad 9 Masehi, Konstruksinya Diduga Telah Diubah Belanda


Pamong Ahli Budaya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Andi Muhammad Said menerangkan, Candi Songgiriti memang menjadi salah satu candi tertua yang telah ditemukan di Jawa Timur. Bahkan candi ini telah berdiri sebelum Mpu Sindok, raja Mataram.



“Kalau disebut tertua mungkin belum, tetapi dibanding lain-lain ini termasuk tua, dirikan abad 9 Masehi, sebelum Mpu Sindok. Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno,” ungkap Andi Muhammad Said saat ditemui MNC Portal Indonesia, pada Kamis pagi (18/11/2021).

Kendati merupakan salah satu candi tertua, mantan Kepala BPCB Jatim ini menyatakan, candi tertua di Jatim dipegang oleh Candi Badut. Tetapi jika dibandingkan dengan temuan struktur candi di Pendem, Kota Batu yang diekskavasi pada Februari 2020 lalu dan diidentikan peninggalan Mataram, maka perlu adanya kajian keilmuan kembali.

“(Kalau sama Situs Pendem) Masih belum dikatakan bisa menggeser, masih butuh penelitian dan pembuktian-pembuktian karena yang tua juga Candi Badut, itu tua juga Mataram juga,” terangnya.

Namun ia menyayangkan salah satu candi tertua di Jawa Timur ini berubah konstruksi dari aslinya, diduga setelah adanya pemugaran di zaman Belanda di tahun 1921.


Oleh karena itu, BPCB melakukan ekskavasi atau penggalian kedua kalinya, setelah ekskavasi pertama di tahun 2014 lalu untuk mengetahui bentuk asli Candi Songgoriti dan ruang lingkungannya.

“Kita mau melihat lingkungannya seperti apa, kan candi ini berada di atas batur, nah batur yang ada di bangun di masa Belanda kita mau lihat bentuk yang sebenarnya,” kata Andi kembali.

Pihaknya pun menemukan beberapa pipa-pipa air yang mengalirkan air panas dari sumber panas yang tak jauh dari lokasi Candi Songgiriti. Pipa-pipa ini yang disinyalir mengubah konstruksi area candi yang diperkirakan masih luas.

“Jelas kita mengetahui bahwa bukti pemugaran dilakukan oleh Belanda, dari struktur dari pondasinya di bawah itu, sudah ada batu-batu yang digunakan ditambahkan, dikasih penanda batu baru, itu sudah ads temuan lain bahwa di bagian yang kita injak ini banyak tandon air dan pipa-pipa berseliweran begitu,” paparnya.

Ia memastikan bila jaringan pipa air panas yang ada di sekitar Candi Songgoriti merupakan bagian dari pemugaran di tahun 1921 oleh pemerintah Belanda. Apalagi tak jauh dari lokasi candi dahulunya berdiri sebuah rumah sakit Belanda.

“Mungkin (dibangun tahun 1921), bisa juga setelahnya, kan ini banyak eksploitasi diambil airnya, banyak sekali kita temukan tandon-tandon di bawah sana, itu juga struktur drainase itu nggak asli (bawaan candi), itu ada foto lama ada rumah sakit Belanda, mungkin itu bagian-bagiannya,” terangnya.



Sementara itu Ketua Tim Ekskavasi Candi Songgoriti Muhammad Ikhwan menerangkan, dari ekskavasi selama delapan hari menemukan adanya struktur batu bata yang diduga berasal dari zaman Belanda.

Mengingat batu bata ini tergolong berusia baru dibandingkan dengan usia Candi Songgiriti yang didirikan sekitar abad 9 Masehi.

“Candi Songgoriti itu pernah dipugar oleh Belanda pada 1921. Dari sini, kami mengetahui di candi induk terdapat lingkaran-lingkaran timah, itu sebagi penanda dalam pemugaran itu adalah susun ulang. Itu penempatan ulang,” ungkap Ikhwan.

“Selain itu, di bawah dari batur Candi Songgoriti, didapatkan adanya perkuatan yang dilakukan Belanda dengan menggunakan bata. Dengan menggunakan bata baru panjang 25 cm, dan lebar 13 sentimeter, tebal lima sentimeter,” tambahnya.

Pondasi batu ini disebut Ikhwan tersusun sembilan lapis, kemudian di bagian bawah dari pondasi bata ini ada pelat beton setebal 40 sentimer. “Jadi itu perkuatan yang diberikan Belanda dalam pemugaran yang dilakukan oleh Belanda pada 1921 sampai 1936,” paparnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1274 seconds (0.1#10.140)