Kisah Perang Saudara di Balik Legenda Terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera

Senin, 01 November 2021 - 20:32 WIB
loading...
A A A
Selat Sunda sendiri merupakan selat yang menghubungkan Jawa dan Sumatera serta menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Dalam legenda, terbentuknya Selat Sunda juga mengawali cerita terbentuknya Gunung Krakatau.

Masyarakat percaya bahwa Selat Sunda terbentuk berkat kekuasaan seorang raja yang berkuasa atas tanah Jawa dan Sumatera yang kalau itu merupakan satu daratan, yakni Prabu Rakata. Prabu Rakata dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana dan memiliki dua orang putera bernama Raden Sundana dan Raden Tapabaruna.

Di usianya yang telah senja, Prabu Rakata atau dikenal juga dengan nama Krakatau itu berniat untuk membagi wilayah kekuasaannya, yakni wilayah barat yang kini menjadi Pulau Sumatera dan Timur yang kini menjadi Pulau Jawa.

Selain usianya yang telah senja, niat Prabu Rakata juga didasari keinginannya untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Kedua alasan tersebut membuat tekad Prabu Rakata menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada kedua putranya semakin kuat.

Tiba di hari penentuan, Prabu Rakata pun akhirnya menyerahkan wilayah barat kepada Raden Tapabaruna dan wilayah timur kepada Raden Sundana. Pembagian wilayah tersebut dilakukan sangat adil oleh Prabu Rakata karena tak ingin kedua putranya berselisih pascapembagian wilayah kekuasaannya itu.

Kala itu, kedua putra Prabu Rakata pun menerima dengan baik keputusan ayahandanya itu. Prabu Rakata pun akhirnya pergi dari kerajaan dengan hati yang tenang menuju sebuah tempat untuk menyepi. Hanya sebuah guci yang dia bawa dari kerajaaan untuk menemani hari-harinya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Beberapa tahun menyendiri, Prabu Rakata menerima kabar yang mengejutkan. Pembagian wilayah yang dia putuskan seadil-adilnya itu ternyata membawa petaka bagi kedua putranya. Kabar yang dia terima, Raden Tapabaruna dan Raden Sundana terlibat perang besar memperebutkan wilayah perbatasan yang digadang-gadang kaya akan emas.

Hati Prabu Rakata pun seketika hancur mendengar kabar tersebut. Dia tak menyangka jika niat baiknya berlaku adil dibalas dengan perselisihan hanya karena kekuasaan. Hal itu pun membuat Prabu Rakata murka dan memutuskan kembali ke kerajaan untuk menghentikan perang saudara itu.

Mengetahui ayahandanya akan pulang ke kerajaan, Raden Tapabaruna dan Raden Tukdana akhirnya memutuskan untuk menarik pasukannya masing-masing. Keduanya sepakat menghentikan perang untuk menghormati kedatangan Prabu Rakata.

Dalam perjalanannya ke kerajaan, Prabu Rakata pun menyempatkan diri mengisi penuh guci yang dibawanya dengan air laut. Tiba di kerajaan, Prabu Rakata lalu memanggil kedua putranya dan meminta agar keduanya berdiri di wilayah perbatasan antara wilayah kekuasaanya masing-masing.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)