Wabup Maros Minta Dinas Pertanian Perhatikan Petani Kopi di Mallawa
loading...
A
A
A
MAROS - Potensi perkebunan kopi di Kabupaten Maros dalam beberapa tahun terakhir dinilai menjanjikan, khususnya di Kecamatan Mallawa. Olehnya itu, Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari, meminta Dinas Pertanian untuk lebih serius memperhatikan petani kopi di wilayah tersebut.
Dalam kunjungannya ke Dinas Pertanian Maros , Suhartina meminta Bidang Perkebunan untuk lebih serius memperkenalkan kopi Mallawa. Dia menargetkan tahun depan kopi asal Maros tersebut bisa lebih dikenal.
"Kita di Maros ini juga memiliki komoditi kopi Mallawa. Makanya kami meminta kepada Bidang Perkebunan untuk memperkenalkan kopi Mallawa ini. Kalau bisa tahun depan kopi Mallawa sudah bisa dikenal di seluruh Indonesia," jelasnya.
Suhartina bahkan mendorong agar tahun depan sudah ada produksi kopi Mallawa tahun depan. Guna mendukung itu, jika memang perlu, setiap perangkat daerah di Maros diusulkan menyediakan kopi Mallawa di kantornya.
"Sehingga jika ada tamu, mereka menyajikan kopi tersebut sebagai suguhannya. Bukan lagi menyajikan minuman kemasan. Termasuk juga warung kopi di Maros. Sebisa mungkin mereka juga menggunakan kopi asal Mallawa," jelasnya.
Keseriusan Suhartina mengangkat citra dan nama kopi Mallawa juga ditunjukkannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas bagi penyuluh pertanian di Dinas Pertanian . Dia menyebutkan kebun kopi di Mallawa yang ditekuni warga bukanlah suatu hal yang biasa. Mengingat ada beberapa wilayah yang memang dikhususkan untuk kebun kopi.
"Dari dulu memang ada wilayah khusus untuk kebun kopi. Tapi jika ini ditanggapi serius oleh Dinas Pertanian , maka saya percaya Mallawa bisa menjadi daerah penghasil kopi terbesar di Maros," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Maros , Maalumah, menjelaskan untuk menjalankan fungsinya memantau perkebunan kopi di Mallawa, maka dirinya meminta bantuan kendaraan operasional.
Berdasarkan data yang dipegang Dinas Pertanian, luas lahan yang diperuntukkan untuk kebun kopi seluas 127 hektare.
Dalam kunjungannya ke Dinas Pertanian Maros , Suhartina meminta Bidang Perkebunan untuk lebih serius memperkenalkan kopi Mallawa. Dia menargetkan tahun depan kopi asal Maros tersebut bisa lebih dikenal.
"Kita di Maros ini juga memiliki komoditi kopi Mallawa. Makanya kami meminta kepada Bidang Perkebunan untuk memperkenalkan kopi Mallawa ini. Kalau bisa tahun depan kopi Mallawa sudah bisa dikenal di seluruh Indonesia," jelasnya.
Suhartina bahkan mendorong agar tahun depan sudah ada produksi kopi Mallawa tahun depan. Guna mendukung itu, jika memang perlu, setiap perangkat daerah di Maros diusulkan menyediakan kopi Mallawa di kantornya.
"Sehingga jika ada tamu, mereka menyajikan kopi tersebut sebagai suguhannya. Bukan lagi menyajikan minuman kemasan. Termasuk juga warung kopi di Maros. Sebisa mungkin mereka juga menggunakan kopi asal Mallawa," jelasnya.
Keseriusan Suhartina mengangkat citra dan nama kopi Mallawa juga ditunjukkannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas bagi penyuluh pertanian di Dinas Pertanian . Dia menyebutkan kebun kopi di Mallawa yang ditekuni warga bukanlah suatu hal yang biasa. Mengingat ada beberapa wilayah yang memang dikhususkan untuk kebun kopi.
"Dari dulu memang ada wilayah khusus untuk kebun kopi. Tapi jika ini ditanggapi serius oleh Dinas Pertanian , maka saya percaya Mallawa bisa menjadi daerah penghasil kopi terbesar di Maros," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Maros , Maalumah, menjelaskan untuk menjalankan fungsinya memantau perkebunan kopi di Mallawa, maka dirinya meminta bantuan kendaraan operasional.
Berdasarkan data yang dipegang Dinas Pertanian, luas lahan yang diperuntukkan untuk kebun kopi seluas 127 hektare.