UAD Kembangkan Energi Baru Terbarukan PLTS di Serut, Gunungkidul
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengembangkan energi baru terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalurahan Serut, Gedangsari, Gunungkidul. Pengembangan ini untuk menggerakan pompa air guna membantu warga dalam memenuhi kebutuhan air bersih sekaligus implementasi dari program pengabdian masyarakat hibah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).gunungkidul
Rektor UAD, Muchlas mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk mengembangkan energi baru terbarukan melalui pengabdian masyarakat hibah dari BRIN. Diantaranya dengan pembangunan PLTS di Serut. Terutama untuk keberlangsungan atau sustainability dari energi yang dipakai. Ini penting sebab energi berbasis fosil ketersediaannya kurang menjamin.
“Kami harapkan PLTS yang menggunakan energi baru terbarukan ini memberikan dampak besar, baik dalam pemenuhan air bersih dan dalam efisiensi biaya,” katanya, Kamis (29/10/2021).
PLTS di Serut memiliki kemampuan 5.000 Watt Peak (Wp) atau setara 5Kw. Tenaga ini cukup besar untuk menggerakan pompa dengan kekuatan 3 horsepower (3hp). Air yang dipompa dari sumber mata air kemudian dialirkan ke bak penampungan induk yang berada di atas bukit dan jaraknya kurang lebih 650 meter.
Kemudian dari bak penampungan didistribusikan ke rumah-rumah warga menggunakan gaya gravitasi sehingga tidak membutuhkan listrik. “Selama dua bulan, efisiensinya sudah luar biasa. Seharusnya membayar biaya listrik ke PLN sebesar Rp1,2 juta. Tetapi dengan adanya PLTS kini hanya membayar PLN Rp11.000 saja. Ini baru ujicoba, saya kira kalau sudah mantap biaya PLN bisa free. Namun kita tetap memback-up dengan PLN,” jelasnya
Saat ini, sudah ada 30 kepala keluarga (KK) yang mendapat air bersih dari PLTS ini. Ke depan akan disalurkan ke 100 KK. Untuk itu, diharapkan ada pihak yang mau diajak berkolaborasi membangun PLTS yang sama. Sebab di Gedangsari ini ada empat titik sumber air, namun baru satu sumber air yang dimanfaatkan yaitu di Kalurahan Serut.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan wilayah Kapanewon Gedangsari merupakan daerah paling utara wilayah Gunungkidul dan berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sebelum gempa bumi tahun 2006, Kapanewon Gedangsari memiliki banyak sumber mata air.
Namun gempa bumi telah mematikan banyak sumber mata air dan kini tinggal empat. Setiap musim kemarau masyarakat selalu kekurangan air bersih.“PLTS ini sangat membantu masyarakat Kalurahan Serut dalam mendapatkan air bersih. Kami harapkan ke depan tidak hanya mengaliri 30 KK, tetapi bisa lebih banyak lagi,” harapnya.
Rektor UAD, Muchlas mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk mengembangkan energi baru terbarukan melalui pengabdian masyarakat hibah dari BRIN. Diantaranya dengan pembangunan PLTS di Serut. Terutama untuk keberlangsungan atau sustainability dari energi yang dipakai. Ini penting sebab energi berbasis fosil ketersediaannya kurang menjamin.
“Kami harapkan PLTS yang menggunakan energi baru terbarukan ini memberikan dampak besar, baik dalam pemenuhan air bersih dan dalam efisiensi biaya,” katanya, Kamis (29/10/2021).
PLTS di Serut memiliki kemampuan 5.000 Watt Peak (Wp) atau setara 5Kw. Tenaga ini cukup besar untuk menggerakan pompa dengan kekuatan 3 horsepower (3hp). Air yang dipompa dari sumber mata air kemudian dialirkan ke bak penampungan induk yang berada di atas bukit dan jaraknya kurang lebih 650 meter.
Kemudian dari bak penampungan didistribusikan ke rumah-rumah warga menggunakan gaya gravitasi sehingga tidak membutuhkan listrik. “Selama dua bulan, efisiensinya sudah luar biasa. Seharusnya membayar biaya listrik ke PLN sebesar Rp1,2 juta. Tetapi dengan adanya PLTS kini hanya membayar PLN Rp11.000 saja. Ini baru ujicoba, saya kira kalau sudah mantap biaya PLN bisa free. Namun kita tetap memback-up dengan PLN,” jelasnya
Saat ini, sudah ada 30 kepala keluarga (KK) yang mendapat air bersih dari PLTS ini. Ke depan akan disalurkan ke 100 KK. Untuk itu, diharapkan ada pihak yang mau diajak berkolaborasi membangun PLTS yang sama. Sebab di Gedangsari ini ada empat titik sumber air, namun baru satu sumber air yang dimanfaatkan yaitu di Kalurahan Serut.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan wilayah Kapanewon Gedangsari merupakan daerah paling utara wilayah Gunungkidul dan berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sebelum gempa bumi tahun 2006, Kapanewon Gedangsari memiliki banyak sumber mata air.
Namun gempa bumi telah mematikan banyak sumber mata air dan kini tinggal empat. Setiap musim kemarau masyarakat selalu kekurangan air bersih.“PLTS ini sangat membantu masyarakat Kalurahan Serut dalam mendapatkan air bersih. Kami harapkan ke depan tidak hanya mengaliri 30 KK, tetapi bisa lebih banyak lagi,” harapnya.
(don)