Pandemi COVID-19, Pabrik Tekstil di Pekalongan Kesulitan Pasarkan Produk

Kamis, 04 Juni 2020 - 08:24 WIB
loading...
Pandemi COVID-19, Pabrik...
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dan rombongan saat mengunjungi pabrik tekstil di Kabupaten Pekalongan, Rabu (3/6/2020). FOTO/Istimewa
A A A
PEKALONGAN - Bupati Pekalongan Asip Kholbihi didampingi istri Munafah selaku Ketua TP PKK Kabupaten Pekalongan, Wabup Arini Harimurti, Sekda Mukaromah Syakoer serta para Kepala OPD, Rabu (3/0/2020), meninjau ke beberapa pabrik tekstil di Kabupaten Perkalongan. Di antaranya, pabrik PT Pajitex di Desa Watusalam, Kecamatan Buaran dan pabrik PT Pisma Putra Textile di Desa Pait, Kecamatan Siwalan.

Kunjungan Bupati Asip dan rombongan untuk memastikan kondisi pabrik tekstil yang sebenarnya. Dalam dua bulan terakhir banyak karyawan yang dirumahkan, karena adanya pandemiCOVID-19 yang melanda sehingga kondisi pabrik yang belum bisa beroperasional dengan normal.

Direktur Operasional PT Pajitex, Agung mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih merumahkan 300-an karyawan dari 1.600 karyawan yang bekerja. Namun demikian, karyawan yang dirumahkan tersebut masih menerima 50% dari gaji pokok.( )

Menurutnya, sejak ada pandemi COVID-19 tiga bulan lalu, pabrik PT Pajitex hanya menumpuk produksinya, karena beberapa negara yang menerima barang produksi dari PT Pajitex, seperti Malaysia dan Singapura, melakukan lockdown.

"Ribuan lusin sarung kami tak bisa dijual, maka kami pun kesulitan dalam operasional, sehingga ada tiga ratusan karyawan yang dirumahkan," ungkap Agung.

Hal serupa juga disampaikan Direktur PT Pisma Putra, Turah, yang merumahkan karyawannya sebanyak 400 orang, karena terdampak akan pandemi COVID-19.

"Pembayaran listrik yang tidak bisa dinego, menumpuknya barang yang tidak bisa dijual, karena produk kami tidak bisa lagi diekspor ke Amerika, mengakibatkan kami harus merumahkan ratusan karyawan," kata Turah.

Sementara itu, Bupati Pekalongan menegaskan pihaknya akan segera membantu beberapa pabrik yang sedang kesulitan dalam pemasaran, sehingga harus merumahkan karyawannya. Jika karyawan terlalu lama di rumah tanpa bekerja, maka akan berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pabrik tekstil yang belum bisa beroperasi, tidak bisa menjual barang yang diproduksi, sehingga mengalami overstock atau penumpukan barang produski. Pabrik kesulitan menjual produknya karena pasar tujuan banyak tutup.

"Kami akan segera meyurati Gubernur DKI Jakarta dan Menperindag, untuk segera membuka beberapa pasar di Jakarta, seperti Pasar Tanah Abang dan Cipulir agar produk sarung dan batik bisa kembali dijual di Jakarta," kata Bupati Asip.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2139 seconds (0.1#10.140)