Diterjang Puting Beliung, Ponpes dan 5 Rumah Warga Pabelan Rusak

Jum'at, 22 Oktober 2021 - 15:27 WIB
loading...
Diterjang Puting Beliung, Ponpes dan 5 Rumah Warga Pabelan Rusak
Tempat pembibitan vanili dan indigovera di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang rusak diterjang angin kencang. Foto/IST
A A A
SEMARANG - Bencana angin puting beliung melanda wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Kamis (21/10/2021). Akibatnya, rumah milik Setyo Pilih, warga RT 02 RW 03 Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan rusak.Tak hanya itu, bangunan pondok pesantren (Ponoes) Al Falah Kauman Lor dan Kantor Desa Kauman Lor juga porak poranda diterjang angin puting beliung.

Sementara bencana alam yang sama juga terjadi di Desa Padaan, Kecamatan Pabelan. Di desa tersebut ada empat rumah warga di lingkungan RT 01 RW 03, yakni milik Turmudi, Munawar, Muh Mawardi dan Sungatini.

Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto menjelaskan, berdasarkan hasil essesment, semua rumah warga yang diterjang angin puting beliung mengalami kerusakan pada bagian atap."Satu rumah di Desa Kauman Lor rusak akibat tertimpa pohon kelapa. Kemudian pondok pesantren Al Falah dan Kantor Desa Kauman Lor juga mengalami kerusakan pada atap," katanya, Jumat (22/10/2021).

Menurutnya, BPBD telah melakukan langkah penanganan guna membantu warga korban bencana angin puting beliung di Pabelan. "Kami mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan deras. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi bencana bisa melakukannya langkah antisipasi dan penanganan dengan cepat," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang diguyur hujan es disertai angin kencang, Kamis (21/10/2021). Setidaknya ada tiga desa yang terdampak.

Di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan bencana angin kencang merusak tempat pembibitan vanili dan indigovera. Sebanyak 70.000 polibag bibit vanili dan Indigovera milik Kepala Desa Kadirejo Riyadi, rusak.

Kerugian yang diderita Riyadi akibat rusaknya puluhan ribu bibit tanaman vanili dan indigovera itu, ditaksir mencapai Rp40 juta. "Hujan es berlangsung selama beberapa menit. Awalnya, terjadi hujan deras disertai angin kencang. Kemudian turun hujan es sebesar kelereng," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9859 seconds (0.1#10.140)