Dampak COVID-19, Selama April Wisman ke Jatim Hanya 21 Orang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak langsung dan paling terpukul saat pandemi Covid-19. Adanya larangan orang asing masuk wilayah Indonesia, yang diterapkan awal April 2020, sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke negeri ini, khususnya ke Jawa Timur (Jatim).
(Baca juga: Hasil Tes Swab di Kedungdoro Molor, Wawali Surabaya Jadi Korban )
Jika dibandingkan selama Januari-April tahun 2016-2020, pada Januari-April 2020 jumlah wisman yang masuk Jatim hanya 34.542 kunjungan. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
"Bahkan kunjungan wisman di April 2020 hanya sebanyak 21 kunjungan. Ini merupakan jumlah kunjungan wisman terkecil yang pernah tercatat di Jatim," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Rabu (3/6/2020).
Jumlah kunjungan wisman yang hanya 21 kunjungan itu turun sebesar 99,64 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 5.774 kunjungan. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, jumlah wisman yang datang ke Jatim juga mengalami penurunan sebesar 99,89 persen, yaitu dari 18.431 kunjungan.
"Ke depan, ketika kondisi sudah normal, dengan tatanan yang baru, tentunya diperlukan upaya yang cukup berat untuk memulihkan kondisi pariwisata, khususnya kunjungan wisman ke Jatim," imbuh Satriyo.
(Baca juga: Ini Penjelasan Risma Tentang Penanganan COVID-19 di Surabaya )
Secara umum, pola kedatangan wisman ke Jatim, pada bulan Januari-April selama tiga tahun terakhir semakin menunjukkan tren menurun. Pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisman lebih rendah dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 70.169 kunjungan menjadi 34.542 kunjungan. Sedangkan dibanding Januari-April 2018 dengan jumlah wisman 93.850 kunjungan, jumlah kunjungan wisman Januari-April 2020 juga masih lebih rendah.
"Pada bulan April 2020, dari 21 kunjungan wisman tidak ada yang merupakan warga negara asing (WNA). Semua berkewarganegaraan Indonesia. Artinya, semua adalah warga negara Indonesia (WNI) penduduk luar negeri yang masuk ke Jatim," terang Satriyo.
(Baca juga: Hasil Tes Swab di Kedungdoro Molor, Wawali Surabaya Jadi Korban )
Jika dibandingkan selama Januari-April tahun 2016-2020, pada Januari-April 2020 jumlah wisman yang masuk Jatim hanya 34.542 kunjungan. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
"Bahkan kunjungan wisman di April 2020 hanya sebanyak 21 kunjungan. Ini merupakan jumlah kunjungan wisman terkecil yang pernah tercatat di Jatim," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Rabu (3/6/2020).
Jumlah kunjungan wisman yang hanya 21 kunjungan itu turun sebesar 99,64 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 5.774 kunjungan. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, jumlah wisman yang datang ke Jatim juga mengalami penurunan sebesar 99,89 persen, yaitu dari 18.431 kunjungan.
"Ke depan, ketika kondisi sudah normal, dengan tatanan yang baru, tentunya diperlukan upaya yang cukup berat untuk memulihkan kondisi pariwisata, khususnya kunjungan wisman ke Jatim," imbuh Satriyo.
(Baca juga: Ini Penjelasan Risma Tentang Penanganan COVID-19 di Surabaya )
Secara umum, pola kedatangan wisman ke Jatim, pada bulan Januari-April selama tiga tahun terakhir semakin menunjukkan tren menurun. Pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisman lebih rendah dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 70.169 kunjungan menjadi 34.542 kunjungan. Sedangkan dibanding Januari-April 2018 dengan jumlah wisman 93.850 kunjungan, jumlah kunjungan wisman Januari-April 2020 juga masih lebih rendah.
"Pada bulan April 2020, dari 21 kunjungan wisman tidak ada yang merupakan warga negara asing (WNA). Semua berkewarganegaraan Indonesia. Artinya, semua adalah warga negara Indonesia (WNI) penduduk luar negeri yang masuk ke Jatim," terang Satriyo.
(eyt)