Ngaku Kapok, Pelajar Suka Tawuran Menangis di Makodim 0604 Karawang

Senin, 18 Oktober 2021 - 14:50 WIB
loading...
Ngaku Kapok, Pelajar Suka Tawuran Menangis di Makodim 0604 Karawang
Sejumlah pelajar yang sering terlibat tawuran menagis di Markas Kodim (Makodim) 0604 Karawang. Mereka mengaku menyesal dan kapok melakukan tawuran. Foto SINDOnews
A A A
KARAWANG - Sejumlah pelajar yang sering terlibat tawuran menagis di Markas Kodim (Makodim) 0604 Karawang. Mereka mengaku menyesal dan kapok melakukan tawuran. Selama sepekan sebanyak 100 pelajar mengikuti pendidikan bela negara di Makodim agar kembali ke sekolah dengan perilaku yang lebih baik.

Suasana haru mewarnai lapangan Makodim 0604 Karawang, ketika penutupan pendidikan bela negara. Para orang tua pelajar dihadirkan dan dipertemukan dengan anaknya. Pertemuan anak dan orang tua itulah yang menimbulkan hujan tangis.

"Kebanyakan orang tua bersyukur dengan program pendidikan bela negara ini. Kami juga berharap mereka yang mengikuti program ini bisa kembali ke sekolah dengan perilaku yang lebih baik lagi," kata Komandan Kodim 0604 Karawang, Letkol Inf Medi Hario Wibowo, Senin (18/10/21).

Menurut Medi, para pelajar yang mengikuti pendidikan bela negara tidak hanya digembleng secara fisik. Tapi pendidikan mental dan moral juga diberikan. Hal ini untuk menciptakan perilaku pelajar menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Pendidikan moral kita utamakan. Makanya kami melibatkan MUI untuk memberikan materi pembelajaran," katanya.

Sementara itu salah seorang siswa yang mengikuti pendidikan bela negara , Hidayattullah, mengaku kapok dan menolak mengulangi aksi tawuran yang kerap mereka lakukan usai bubar sekolah. Selama satu minggu di gembleng fisik dan mental oleh para pelatih di Makodim 0604 Karawang, telah membuka mata dan hati mereka jika tawuran hanya menimbulkan banyak masalah. "Akhirnya kita kasihan dengan orang tua," kata Hidayatullah.

Hidayatullah mengaku sejak SMP hingga SMK kelas 12, dirinya masih suka tawuran. Tapi sejak saat ini dia berjanji akan meninggalkan tawuran. "Saya tidak mau tawuran, kapok," katanya.

Menurut Hidayatullah, sebelumnya merasa hebat jika sudah tawuran bersama teman-teman. Dia merasa ada yang kurang jika sekolah tanpa tawuran. Namun setelah diajar bela negara, dirinya baru tahu jika sikap jagoannya itu tidak ada artinya.

"Pak ustad bilang lihat wajah orang tuamu saat tawuran. Lihat orang tua korban saat kamu menganiaya pelajar lain," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3337 seconds (0.1#10.140)