Emak emak Minta Pasukan Brimob Ditarik dari Lokasi Waduk Lambo
loading...
A
A
A
NAGEKEO - Sejumlah emak-emak warga Adat Lambo meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik aparat polisi, brimob dan petugas pengukur tanah dari lokasi Waduk Lambo . Saat ini, warga resah dan tegas menolak pembangunan waduk.
Aksi emak-emak dan warga adat di Dusun Malapoma Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa, Kabupanten Nagekeo, di pintu masuk ke lokasi waduk nyaris ricuh.
Emak-emak meminta agar presiden segera menarik aparat yang ada di lokasi karena warga mulai diteror oleh aparat yang datang ke lokasi.
Aksi adu mulut antara polisi dan warga terjadi, aparat pun menyerobot masuk ke lokasi waduk dengan melompat pagar dan tanpa izin dari pemilik lahan.
Tak puas dengan perilaku aparat polisi warga pun mengejar petugas di lokasi dan mengusir aparat agar keluar dari lokasi tersebut.
“Kami tetap menjaga tanah ulayat kami, mereka lewat jalan pintas lewat hutan, tidak melalui pintu masuk. Ada polisi yang mengobrol dengan kita, ternyata tim surveinya ada yang masuk lewat hutan,” kata seorang perempuan adat, Hermina Mawa.
Dia menyebutkan, masayarakat adat yang menolak pembangunan waduk lambo berasal dari masayarakat adat Rendo, Lora dan Lambo
Dia menyatakan warga tetap menolak waduk lambo dan meminta agar Presiden Jokowi menarik semua aparat yang ada di lokasi karena warga resah dengan hadirnya aparat di lokasi tersebut.
“Kami minta segera tarik semua aparat brimob, polisi dan tim survei itu, kami tidak mau tanah kami ditenggelamkan,” tegasnya.
Para emak-emak ini pun tetap bertahan di pintu masuk dengan duduk di tanah, sebagai ungkapan protes terhadap rencana pembangunan waduk lambo. Hingga saat ini warga masih duduk di pintu masuk lokasi waduk.
Aksi emak-emak dan warga adat di Dusun Malapoma Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa, Kabupanten Nagekeo, di pintu masuk ke lokasi waduk nyaris ricuh.
Emak-emak meminta agar presiden segera menarik aparat yang ada di lokasi karena warga mulai diteror oleh aparat yang datang ke lokasi.
Aksi adu mulut antara polisi dan warga terjadi, aparat pun menyerobot masuk ke lokasi waduk dengan melompat pagar dan tanpa izin dari pemilik lahan.
Tak puas dengan perilaku aparat polisi warga pun mengejar petugas di lokasi dan mengusir aparat agar keluar dari lokasi tersebut.
“Kami tetap menjaga tanah ulayat kami, mereka lewat jalan pintas lewat hutan, tidak melalui pintu masuk. Ada polisi yang mengobrol dengan kita, ternyata tim surveinya ada yang masuk lewat hutan,” kata seorang perempuan adat, Hermina Mawa.
Dia menyebutkan, masayarakat adat yang menolak pembangunan waduk lambo berasal dari masayarakat adat Rendo, Lora dan Lambo
Dia menyatakan warga tetap menolak waduk lambo dan meminta agar Presiden Jokowi menarik semua aparat yang ada di lokasi karena warga resah dengan hadirnya aparat di lokasi tersebut.
“Kami minta segera tarik semua aparat brimob, polisi dan tim survei itu, kami tidak mau tanah kami ditenggelamkan,” tegasnya.
Para emak-emak ini pun tetap bertahan di pintu masuk dengan duduk di tanah, sebagai ungkapan protes terhadap rencana pembangunan waduk lambo. Hingga saat ini warga masih duduk di pintu masuk lokasi waduk.
(nic)