Mahapatih Gajah Mada Dituduh Lakukan Strategi Licik Saat Pasukan Majapahit Menyerbu Bali
loading...
A
A
A
Majapahit terus berupaya memperluas wilayahnya, dengan rencana penakhlukan terhadap Bali. Mahapatih Gajah Mada, yang telah mengucapkan sumpah Palapa, didapuk mengatur strategi perang saat pasukan Majapahit menyerbu bali.
Dalam peristiwa penyerbuan Majapahit ke Bali tersebut, Mahapatih Majapahit Gajah Mada mempertontonkan keahliannya sebagai jagonya strategi perang. Salah satunya, dengan menempatkan Arya Damar sebagai pemimpin pasukan saat menyerbu Bali.
Bahkan, dalam penyerbuan Majapahit ke Bali tersebut, menurut ahli sejarah Enung Nurhayati dalam bukunya berjudul "Gajah Mada Sistem Politik dan Kepemimpinan,". Saat itu, Mahapatih Gajah Mada diberi tugas oleh Raja Majapahit bersama, bala tentara untuk memusnahkan Bali.
Penaklukan Bali menjadi bagian dari misi Majapahit memperluas kekuasaan. Hal ini juga dikisahkan pada Kakawin Gajah Mada pada pupuh 54.4-5. Dikisahkan, pasukan Majapahit yang berjumlah 15 ribu ini pernah menyerang Bali, dari arah utara yang dipimpin oleh Arya Damar.
Namun penunjukan Arya Damar untuk merebut Bali tersebut, justru disebut Arya Damar sebagai cara menjerumuskan dirinya dan bala tentaranya untuk menghadapi musuh besar di medan perang.
Tuduhan ini muncul bila Gajah Mada yang telah mengatur taktik perang di Mimba, dengan menyalakan api dan asap menggumpal, yang artinya tandanya penyerangan dimulai. Arya Damar sebagai pemimpin perang Majapahit di kubu Jimbaran, harus menyerang musuh.
Arya Damar menuduh Gajah Mada yang berkubu di Mimba sama sekali tidak membuat peperangan, sementara di Jimbaran berjuang keras dan ia banyak kehilangan anak buahnya. Mendapat tuduhan itu Gajah Mada mengelak, dia menyebut menyalakan api untuk membakar semangat bala tentara Majapahit dari Pulau Jawa, dalam menghadapi musuh.
Perjuangan Arya Damar ini pun, sebenarnya membuahkan hasil. Nama Arya Damar pun tercatat harum di dalam sejarah Majapahit, karena telah memenangi peperangan dan berhasil merebut Bali menjadi bagian dari Majapahit.
Dalam peristiwa penyerbuan Majapahit ke Bali tersebut, Mahapatih Majapahit Gajah Mada mempertontonkan keahliannya sebagai jagonya strategi perang. Salah satunya, dengan menempatkan Arya Damar sebagai pemimpin pasukan saat menyerbu Bali.
Bahkan, dalam penyerbuan Majapahit ke Bali tersebut, menurut ahli sejarah Enung Nurhayati dalam bukunya berjudul "Gajah Mada Sistem Politik dan Kepemimpinan,". Saat itu, Mahapatih Gajah Mada diberi tugas oleh Raja Majapahit bersama, bala tentara untuk memusnahkan Bali.
Penaklukan Bali menjadi bagian dari misi Majapahit memperluas kekuasaan. Hal ini juga dikisahkan pada Kakawin Gajah Mada pada pupuh 54.4-5. Dikisahkan, pasukan Majapahit yang berjumlah 15 ribu ini pernah menyerang Bali, dari arah utara yang dipimpin oleh Arya Damar.
Namun penunjukan Arya Damar untuk merebut Bali tersebut, justru disebut Arya Damar sebagai cara menjerumuskan dirinya dan bala tentaranya untuk menghadapi musuh besar di medan perang.
Tuduhan ini muncul bila Gajah Mada yang telah mengatur taktik perang di Mimba, dengan menyalakan api dan asap menggumpal, yang artinya tandanya penyerangan dimulai. Arya Damar sebagai pemimpin perang Majapahit di kubu Jimbaran, harus menyerang musuh.
Arya Damar menuduh Gajah Mada yang berkubu di Mimba sama sekali tidak membuat peperangan, sementara di Jimbaran berjuang keras dan ia banyak kehilangan anak buahnya. Mendapat tuduhan itu Gajah Mada mengelak, dia menyebut menyalakan api untuk membakar semangat bala tentara Majapahit dari Pulau Jawa, dalam menghadapi musuh.
Perjuangan Arya Damar ini pun, sebenarnya membuahkan hasil. Nama Arya Damar pun tercatat harum di dalam sejarah Majapahit, karena telah memenangi peperangan dan berhasil merebut Bali menjadi bagian dari Majapahit.
(eyt)