Pandemi Corona, Ramadhan-Lebaran 2020 Jabar Deflasi 0,11%
loading...
A
A
A
BANDUNG - Selama periode Ramadan dan Lebaran pada Mei 2020, Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,11%. Ini merupakan kejadian langka karena biasanya inflasi Jawa Barat cukup tinggi pada periode tersebut.
Kepala Kantor Badan Pusat Statistik ( BPS ) Jawa Barat Dody Herlando menyatakan, haal itu terjadi karena harga komoditas secara umum mengalami penurunan. Padahal, pada momentum Ramadan dan Lebaran, harga komoditas dan jasa lain biasanya cenderung naik.
"Dengan deflasi 0,11%, maka inflasi selama lima bulan hingga Mei sebesar 1,12%. Ada 4 kota yang alami deflasi, salah satunya yang terdalam Kota Bandung," kata Dody pada rilis bulanan BPS Jabar, Selasa (2/6/2020).
(Baca: Dua Bulan Pandemi Corona, Inflasi Jabar Tetap Terjaga)
Menurut dia, terjadinya deflasi pada Mei 2020 tak bisa dilepaskan dari kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia. Sehingga menyebabkan permintaan rendah, karyawan banyak dirumahkan, kantor tutup. Kondisi ini menyebabkan demand berkurang.
Dari beberapa sektor pantauan inflasi, sektor makanan dan minuman menjadi komoditas yang memberi andil deflasi terbesar. Beberapa komoditas yang tercatat harganya sangat rendah saat Ramadan kemarin misalnya telor, cabai merah, bawang putih, dan daging ayam. "Porsi permintaan restoran berkurang untuk beberapa komoditas itu, jadi permintaan kurang," jelas Dody.
Turunnya harga komoditas, juga terpantau pada nilai tukar petani(NTP) periode Mei 2020 yang tercatat turun menjadi 103,21 dari 105,22. Turunnya NTP menunjukan makin rendahnya harga harga komoditas pertanian.
(Baca: Inflasi Jabar 3,21%, BI Ingatkan Daya Saing dengan Jateng dan Jatim)
"Ini mesti menjadi perhatian pemerintah, karena Jabar masih andalkan pertanian. Apalagi sektor lain sedang melambat, seperti hotel dan pariwisata," imbuh dia.
Harga gabah juga terpantau turun. Di mana harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp4.487 per kilogram dan gabah kering giling (GKG) Rp5.202. Begitupun dengan harga beras ditingkat penggilingan yang juga turun. Misalnya beras medium turun menjadi Rp9.791 per kilogram.
Kepala Kantor Badan Pusat Statistik ( BPS ) Jawa Barat Dody Herlando menyatakan, haal itu terjadi karena harga komoditas secara umum mengalami penurunan. Padahal, pada momentum Ramadan dan Lebaran, harga komoditas dan jasa lain biasanya cenderung naik.
"Dengan deflasi 0,11%, maka inflasi selama lima bulan hingga Mei sebesar 1,12%. Ada 4 kota yang alami deflasi, salah satunya yang terdalam Kota Bandung," kata Dody pada rilis bulanan BPS Jabar, Selasa (2/6/2020).
(Baca: Dua Bulan Pandemi Corona, Inflasi Jabar Tetap Terjaga)
Menurut dia, terjadinya deflasi pada Mei 2020 tak bisa dilepaskan dari kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia. Sehingga menyebabkan permintaan rendah, karyawan banyak dirumahkan, kantor tutup. Kondisi ini menyebabkan demand berkurang.
Dari beberapa sektor pantauan inflasi, sektor makanan dan minuman menjadi komoditas yang memberi andil deflasi terbesar. Beberapa komoditas yang tercatat harganya sangat rendah saat Ramadan kemarin misalnya telor, cabai merah, bawang putih, dan daging ayam. "Porsi permintaan restoran berkurang untuk beberapa komoditas itu, jadi permintaan kurang," jelas Dody.
Turunnya harga komoditas, juga terpantau pada nilai tukar petani(NTP) periode Mei 2020 yang tercatat turun menjadi 103,21 dari 105,22. Turunnya NTP menunjukan makin rendahnya harga harga komoditas pertanian.
(Baca: Inflasi Jabar 3,21%, BI Ingatkan Daya Saing dengan Jateng dan Jatim)
"Ini mesti menjadi perhatian pemerintah, karena Jabar masih andalkan pertanian. Apalagi sektor lain sedang melambat, seperti hotel dan pariwisata," imbuh dia.
Harga gabah juga terpantau turun. Di mana harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp4.487 per kilogram dan gabah kering giling (GKG) Rp5.202. Begitupun dengan harga beras ditingkat penggilingan yang juga turun. Misalnya beras medium turun menjadi Rp9.791 per kilogram.
(muh)