Taktik Ublek Telur Kodam Brawijaya Hancurkan PKI Blitar Selatan yang Hendak Bangkit

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 17:24 WIB
loading...
A A A
KH Maksum Djauhari Komandan Banser Pesantren Lirboyo Kediri, ikut terjun langsung dalam operasi penumpasan.

"Saya sendiri waktu itu ya pakai seragam Hansip, berkeliling sampai pedalaman Blitar dan Malang Selatan," kata Gus Maksum dalam Banser Berjihad Menumpas PKI.

Isi utama dari Perintah Operasi 02/5/1968 adalah menghancurkan proyek basis PKI Blitar Selatan. Di bawah Komandan Satgas Operasi Trisula Kolonel Infantri Witarmin, perang dimulai. Pos Komando Pertempuran diletakkan di wilayah Kademangan.

Pengepungan besar-besaran dilakukan di wilayah Suruhwadang, Maron dan Ngeni (SMN), yang merupakan desa-desa proyek mutlak PKI Blitar Selatan. Untuk meringkus kader dan simpatisan PKI yang bersembunyi di tengah warga, TNI menerapkan taktik pagar betis.

Di bulan Juni 1968. Banser yang berpakaian Hansip, personil TNI dan masyarakat berderet panjang hingga puluhan kilometer. Mulai dari Suruhwadang hingga Maron. Pengepungan tersebut diikuti dengan aksi penggeropyokan kilat.

Pasukan Operasi Trisula juga bergerak intensif di seluruh perbatasan Blitar Selatan di wilayah Tulungagung dan Malang. Wilayah perbatasan terbongkar sebagai jalur keluar masuk kurir PKI dari Surabaya dan Malang.

Dijelaskan secara rinci dalam buku Operasi Trisula Kodam VIII/Brawidjaja. Pada hari pertama Operasi Trisula dalam waktu singkat sebanyak 4.280 orang dikumpulkan. Sebanyak 8 orang teridentifikasi sebagai anggota Gerilya Desa dan 2 orang sebagai Detasemen Gerilya PKI Gaya Baru Blitar Selatan. Banyak kader PKI yang tertangkap hidup-hidup, dan menyerah.

Namun tidak sedikit yang mempraktikkan aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan 3 Tidak (Tidak Tahu, Tidak Dengar dan Tidak Mengerti). Saat diinterogasi mereka memilih mengunci mulut. Rata-rata aksi GTM dilakukan para kader PKI tingkat bawah.

Sementara kader tingkat menengah atas memilih berbicara, dan oleh TNI langsung dipakai sebagai petunjuk operasi. Meski terdesak, para kader PKI yang lolos dari penggeropyokan melawan.

Baku tembak terjadi di medan-medan sulit. Tebing perbukitan dan hutan. Dalam bertempur PKI menerapkan gaya perang gerilya. Menyerang tiba-tiba, menghindar bila lawan berkekuatan besar, menyerang bila lawan berkekuatan kecil, serta melakukan gerakan kucing-kucingan, yakni menyerang dan menghilang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1275 seconds (0.1#10.140)