Tak Hanya COVID-19, DBD Juga Renggut 6 Korban Jiwa di Cimahi
loading...
A
A
A
CIMAHI - Tidak hanya COVID-19 yang merenggut nyawa manusia di Kota Cimahi, tapi juga penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, hingga Agustus 2021 sudah ada 79 warga Kota Cimahi yang terinfeksi DBD. Dari puluhan kasus tersebut, 6 orang di antaranya meninggal dunia.
Karena itu, memasuki musim penghujan, Dinkes Kota Cimahi mewaspadai munculnya . Pasalnya, peralihan dari kemarau ke hujan dapat memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang jadi penyebab penyakit DBD.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman mengatakan, perkembangbiakan Aedes Aegypti saat musim peralihan kemarau ke hujan biasanya meningkat. Sebab sumber virus dangue biasanya berkembang pada kubangan air.
"Pada musim penghujan biasanya lebih banyak perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dan kasus DBD meningkat," kata ujar Romi didampingi staffnya Eka Febriana, Jumat (1/10/2021).
Sebagai upaya mencegah kasus DBB di tengah pandemi COVID-19 ini, pihaknya bersama petugas di lapangan terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Utamanya agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit, di antaranya demam berdarah.
"Memang Cimahi merupakan daerah endemis, jadi setiap tahunnya selalu ada kasus DBD. Kita penyuluhan untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa," kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing. Sebab jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air.
Itu yang tidak boleh dibiarkan agar DBD bisa dicegah."Kami juga membagikan larvasida atau zat yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk melalui Puskesmas dan mengintensifkan foging," tandasnya.
Karena itu, memasuki musim penghujan, Dinkes Kota Cimahi mewaspadai munculnya . Pasalnya, peralihan dari kemarau ke hujan dapat memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang jadi penyebab penyakit DBD.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman mengatakan, perkembangbiakan Aedes Aegypti saat musim peralihan kemarau ke hujan biasanya meningkat. Sebab sumber virus dangue biasanya berkembang pada kubangan air.
"Pada musim penghujan biasanya lebih banyak perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dan kasus DBD meningkat," kata ujar Romi didampingi staffnya Eka Febriana, Jumat (1/10/2021).
Sebagai upaya mencegah kasus DBB di tengah pandemi COVID-19 ini, pihaknya bersama petugas di lapangan terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Utamanya agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit, di antaranya demam berdarah.
"Memang Cimahi merupakan daerah endemis, jadi setiap tahunnya selalu ada kasus DBD. Kita penyuluhan untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa," kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing. Sebab jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air.
Itu yang tidak boleh dibiarkan agar DBD bisa dicegah."Kami juga membagikan larvasida atau zat yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk melalui Puskesmas dan mengintensifkan foging," tandasnya.
(don)