Dikepung Militer, Area Gedung Putih Bak Zona Perang

Selasa, 02 Juni 2020 - 09:11 WIB
loading...
Dikepung Militer, Area Gedung Putih Bak Zona Perang
Para demonstran pro-George Floyd berhadapan dengan pasukan polisi tak jauh dari kompleks Gedung Putih, Amerika Serikat, 1 Juni 2020. Foto/Twitter @ellievhall.
A A A
WASHINGTON - Aksi demonstran di Ibu Kota Amerika Serikat (AS) Washington D.C belum menunjukkan tanda-tanda mereda, bahkan pasukan militer dari Garda Nasional dan polisi mengepung area Gedung Putih. Publik setempat menggambarkan area kantor presiden AS itu bak zona perang.

Tentara Garda Nasional dan polisi berada di Gedung Putih untuk memaksa para demonstran hengkang dari jalanan. Militer Garda Nasional tiba setelah dipanggil Presiden Donald Trump.

Setidaknya sembilan kendaraan lapis baja tiba di Gedung Putih untuk menghentikan pengunjuk rasa mendekati kantor yang juga kediaman dinas presiden Amerika tersebut.

Trump juga memajukan jam malam di Ibu Kota AS menjadi pukul 19.00 waktu setempat setelah kota itu jatuh ke dalam kekerasan dan pengunjuk rasa dan polisi bentrok di seberang jalan dari Gedung Putih di Lafayette Park.

Ketika Trump tiba di Rose Garden Gedung Putih, ledakan keras terdengar tak jauh dari lokasi berkumpulnya demonstran. Polisi juga memaksa memindahkan para demonstran keluar dari Lafayette Park sehingga presiden dapat mengambil foto di depan sebuah gereja bersejarah yang telah dibakar massa sehari sebelumnya.

"Ya Tuhan. Ini bahkan belum jam malam dan penegak hukum (yang ditempatkan di lapangan di sekitar Gedung Putih) telah mulai 'membersihkan' pengunjuk rasa damai dengan flash dan gas air mata," tulis jurnalis senior Buzz Feed News, Ellie Hall via akun @ellievhall, Selasa (2/6/2020).

Jurnalis Vox, Aaron Rupar, via akun Twitter-nya, @atrupar, menulis; "Daerah di luar Gedung Putih tampak seperti zona perang sekarang."

Demo yang diwarnai kerusuhan selama beberapa hari di berbagai wilayah di AS dipicu oleh kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam ketika seorang polisi kulit putih Minneapolis menjepitkan lututnya ke leher Floyd selama beberapa menit bahkan setelah ia berhenti bergerak dan memohon udara.

Trump berpidato singkat sebelum jam malam di Washington D.C diberlakukan. Dia meminta orang-orang Amerika untuk menghentikan kekerasan.

“Semua orang Amerika benar-benar muak dan berontak oleh kematian brutal George Floyd. Pemerintahan saya berkomitmen penuh bahwa untuk George dan keluarganya, keadilan akan ditegakkan. Dia tidak akan meninggal sia-sia. Tetapi kita tidak bisa membiarkan tangisan yang benar dari para pemrotes damai ditenggelamkan oleh gerombolan yang marah, korban kerusuhan terbesar adalah warga yang cinta damai di komunitas termiskin kita dan sebagai presiden mereka saya akan berjuang untuk menjaga mereka tetap aman," kata Trump.

"Saya akan berjuang untuk melindungi Anda. Saya adalah presiden hukum dan ketertiban Anda dan sekutu dari semua pengunjuk rasa damai, tetapi dalam beberapa hari terakhir bangsa kita telah dicengkeram oleh kaum anarkis profesional, gerombolan perusuh, pembakar, penjarah, penjahat, perusuh, Antifa, dan lainnya," paparnya.

“Penghancuran kehidupan orang yang tidak bersalah dan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah pelanggaran terhadap kemanusiaan dan kejahatan terhadap Tuhan. Amerika membutuhkan penciptaan, bukan kehancuran. Kerjasama tidak menghina. Keamanan, bukan anarki. Kesembuhan bukan kebencian. Keadilan bukan kekacauan. Ini adalah misi kami dan kami akan berhasil 100 persen, kami akan berhasil. Negara kita selalu menang," imbuh dia.
(zai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3129 seconds (0.1#10.140)