Upaya DKPKP Pangandaran Stabilkan Harga Gabah
loading...
A
A
A
PANGANDARAN - Dinas Kelautan Ketahanan Pangan (DKPKP) Pangandaran berupaya menstabilkan harga gabah dipasaran. Upaya tersebut salah satunya dengan cara memaksimalkan peran Lumbung Padi yang ada dimasyarakat.
Kepala DKPKP Pangandaran Dedi mengatakan, pihaknya mengimbau petani untuk menjual padi hasil panen ke Lumbung Padi.
"Penjualan gabah ke Lumbung Padi mencegah monopoli harga dari pengusaha nakal saat musim panen," kata Dedi.
Harga pembelian padi oleh pengusaha ke petani dimusim panen dengan harga murah. Namun jika petani menjual gabah ke Lumbung Padi sudah mempunyai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Saat ini HPP padi ke petani oleh lumbung padi untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp5.300 per kilogram," tambahnya.
Sedangkan untuk harga beli Gabah Kering Panen (GKP) atau padi yang belum dijemur Rp4.200 per kilogram. "Berbeda dengan harga yang ditentukan oleh pengusaha, biasanya padi hasil panen petani dibeli dengan harga murah," jelasnya.
Pengusaha padi saat ini membeli Gabah Kering Giling per kilogram ke petani dengan harga Rp3.600 per kilogram "Untuk itu kami mengimbau petani jika akan menjual padi hasil panen ke Lumbung Padi saja," terangnya.
Selain HPP untuk jual beli gabah, Lumbung Padi juga memiliki standar harga jual beli beras.
Lumbung Padi menjual beras dengan harga Rp8.700 per kilogram untuk kelas medium sedangkan untuk beras premium menjual dengan harga Rp11.000.
"Pada harga beras juga terjadi perbedaan harga antara Lumbung Padi dengan dipasar, untuk beras medium Rp10.800 sedangkan beras premium Rp12.000," sambungnya.
Dedi menegaskan, jumlah Lumbung Padi di Pangandaran ada 185 yang tersebar di masyarakat. Jumlah 185 Lumbung Padi memberikan dampak yang baik bagi ketahanan pangan di Pangandaran.
Pada musim panen Juli 2021 Kabupaten Pangandaran menghasilkan 17.904,01 ton gabah kering giling atau 11.100,49 ton beras. Hasil perhitung surplus beras di Kabupaten Pangandaran sampai Juli 2021 sebanyak 53.422,61 ton.
Apabila kebutuhan konsumsi beras per bulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 5.785,02 ton, maka ketersediaan beras di Pangandaran bisa memenuhi kebutuhan selama sembilan bulan kedepan atau 9,41 ton. Baca: Pesta Miras Oplosan, Nyawa 3 Warga Karawang Tak Bisa Diselamatkan.
Rumusan tersebut menggambarkan keberadaan Lumbung Padi di Kabupaten Pangandaran sudah berjalan maksimal.
"185 Lumbung Padi tersebut yang dikelola secara swadaya 117, sedangkan yang bersumber dari APBD II ada 40, yang bersumber dari APBD ada 23 dan dari DAK ada 5," tegasnya. Baca Juga: 28 Ribu Pelaku Industri Pariwisata di Jawa Barat Tuntas Divaksin.
Untuk Kecamatan Langkaplancar ada 9 lumbung padi, Kecamatan Padaherang 34, Kecamatan Pangandaran 11, Kecamatan Cigugur 8 dan Kecamatan Cimerak 10.
Sedangkan Kecamatan Kalipucang 11, Kecamatang Cijulang 9, Kecamatan Parigi 24, Kecamatan Sidamulih 34 dan Kecamatan Mangunjaya 35.
Kepala DKPKP Pangandaran Dedi mengatakan, pihaknya mengimbau petani untuk menjual padi hasil panen ke Lumbung Padi.
"Penjualan gabah ke Lumbung Padi mencegah monopoli harga dari pengusaha nakal saat musim panen," kata Dedi.
Harga pembelian padi oleh pengusaha ke petani dimusim panen dengan harga murah. Namun jika petani menjual gabah ke Lumbung Padi sudah mempunyai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Saat ini HPP padi ke petani oleh lumbung padi untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp5.300 per kilogram," tambahnya.
Sedangkan untuk harga beli Gabah Kering Panen (GKP) atau padi yang belum dijemur Rp4.200 per kilogram. "Berbeda dengan harga yang ditentukan oleh pengusaha, biasanya padi hasil panen petani dibeli dengan harga murah," jelasnya.
Pengusaha padi saat ini membeli Gabah Kering Giling per kilogram ke petani dengan harga Rp3.600 per kilogram "Untuk itu kami mengimbau petani jika akan menjual padi hasil panen ke Lumbung Padi saja," terangnya.
Selain HPP untuk jual beli gabah, Lumbung Padi juga memiliki standar harga jual beli beras.
Lumbung Padi menjual beras dengan harga Rp8.700 per kilogram untuk kelas medium sedangkan untuk beras premium menjual dengan harga Rp11.000.
"Pada harga beras juga terjadi perbedaan harga antara Lumbung Padi dengan dipasar, untuk beras medium Rp10.800 sedangkan beras premium Rp12.000," sambungnya.
Dedi menegaskan, jumlah Lumbung Padi di Pangandaran ada 185 yang tersebar di masyarakat. Jumlah 185 Lumbung Padi memberikan dampak yang baik bagi ketahanan pangan di Pangandaran.
Pada musim panen Juli 2021 Kabupaten Pangandaran menghasilkan 17.904,01 ton gabah kering giling atau 11.100,49 ton beras. Hasil perhitung surplus beras di Kabupaten Pangandaran sampai Juli 2021 sebanyak 53.422,61 ton.
Apabila kebutuhan konsumsi beras per bulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 5.785,02 ton, maka ketersediaan beras di Pangandaran bisa memenuhi kebutuhan selama sembilan bulan kedepan atau 9,41 ton. Baca: Pesta Miras Oplosan, Nyawa 3 Warga Karawang Tak Bisa Diselamatkan.
Rumusan tersebut menggambarkan keberadaan Lumbung Padi di Kabupaten Pangandaran sudah berjalan maksimal.
"185 Lumbung Padi tersebut yang dikelola secara swadaya 117, sedangkan yang bersumber dari APBD II ada 40, yang bersumber dari APBD ada 23 dan dari DAK ada 5," tegasnya. Baca Juga: 28 Ribu Pelaku Industri Pariwisata di Jawa Barat Tuntas Divaksin.
Untuk Kecamatan Langkaplancar ada 9 lumbung padi, Kecamatan Padaherang 34, Kecamatan Pangandaran 11, Kecamatan Cigugur 8 dan Kecamatan Cimerak 10.
Sedangkan Kecamatan Kalipucang 11, Kecamatang Cijulang 9, Kecamatan Parigi 24, Kecamatan Sidamulih 34 dan Kecamatan Mangunjaya 35.
(nag)