28 Ribu Pelaku Industri Pariwisata di Jawa Barat Tuntas Divaksin
loading...
A
A
A
BANDUNG - Perlahan tapi pasti, sektor pariwisata di Jawa Barat yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19 mulai menunjukkan kebangkitan seiring kebijakan relaksasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Kebangkitan sektor pariwisata tersebut terus dibarengi upaya pencegahan penularan COVID-19 dan percepatan vaksinasi, khususnya bagi para pelaku industri pariwisata, termasuk seniman dan budayawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, vaksinasi COVID-19 yang bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity sangat penting dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata.
Apalagi, kata Dedi, Jabar kini sudah lepas dari zona merah atau daerah berisiko tinggi penularan COVID-19 menjadi zona oranye dan menuju zona kuning. Kemudian, wilayah kabupaten/kota yang berstatus level tiga kini tinggal 17 kabupaten/kota dan 10 kabupaten lainnya berstatus level dua.
Diakui Dedi, seiring kebijakan relaksasi, sektor pariwisata di Jabar perlahan mulai bangkit. Kondisi tersebut dibarengi upaya pencegahan penularan COVID-19 di tempat wisata melalui penerapan 3T atau tracing, tracing, dan treatment serta vaksinasi seluruh pelaku industri pariwisata.
"Herd immunity itu penting, sehingga kita menyiapkan pranata di lapangan, salah satunya early warning melalui rapid antigen di tempat wisata. Untuk awal kita melakukan 3T," ujar Dedi di sela kegiatan vaksinasi massal bagi pelaku industri pariwisata di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikav) Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/9/2021).
Dedi menekankan, pihaknya gencar melakukan vaksinasi bagi para pelaku industri pariwisata di Jabar yang jumlah keseluruhannya mencapai 96.545 orang.
"Sejauh ini, yang sudah tuntas divaksin mencapai 28.000-an orang. Selain pelaku industri pariwisata, vaksinasi juga menyasar seniman dan budayawan," katanya.
Selain upaya 3 T dan vaksinasi, lanjut Dedi, pihaknya juga melakukan pendekatan dengan aplikasi PeduliLindungi yang sudah mulai diujicobakan di beberapa daerah berstatus level tiga dan dua di Jabar. Baca: 25 Gardu di Pantura Sempat Padam, PLN:Penyebabnya Masih Diinvestigasi.
"Ini merupakan langkah bagus kesiapan kita di dunia pariwisata. Selain aplikasi, kita kedepankan juga persyaratannya, yakni vaksinasi dan early warning-nya rapid antigen. Itu langkah untuk reborn tourism di Jawa Barat," tegas Dedi seraya menyebut jargon Dont Danic-Do Vaksin-Go Picnic.
Terkait kegiatan vaksinasi massal di Pusdikav Padalarang, Dedi menyebutkan bahwa vaksinasi massal yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu menyasar 7.500 pelaku industri pariwisata, termasuk masyarakat umum.
Kegiatan vaksinasi massal dosis kedua tersebut dirangkaikan dengan peringatan Hari Pariwisata Dunia yang dilaksanakan sejak Jumat (24/9/2021) hingga Selasa (28/9/2021). Kegiatan vaksinasi juga diwarnai hiburan kesenian dimana seluruh pengisi acara sudah melalui proses tes COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan (proses) ketat. Baca Juga: Polres Simalungun Bekuk Komplotan Pencuri Motor yang Kerap Beraksi di Masjid.
"Antusiasmenya sangat luar biasa. Hari pertama 1.500 orang, hari kedua 1.500 orang. Kemarin 2.018, sekarang 1.500 orang. Targetnya pasti tercapai," tandas Dedi.
Kebangkitan sektor pariwisata tersebut terus dibarengi upaya pencegahan penularan COVID-19 dan percepatan vaksinasi, khususnya bagi para pelaku industri pariwisata, termasuk seniman dan budayawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, vaksinasi COVID-19 yang bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity sangat penting dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata.
Apalagi, kata Dedi, Jabar kini sudah lepas dari zona merah atau daerah berisiko tinggi penularan COVID-19 menjadi zona oranye dan menuju zona kuning. Kemudian, wilayah kabupaten/kota yang berstatus level tiga kini tinggal 17 kabupaten/kota dan 10 kabupaten lainnya berstatus level dua.
Diakui Dedi, seiring kebijakan relaksasi, sektor pariwisata di Jabar perlahan mulai bangkit. Kondisi tersebut dibarengi upaya pencegahan penularan COVID-19 di tempat wisata melalui penerapan 3T atau tracing, tracing, dan treatment serta vaksinasi seluruh pelaku industri pariwisata.
"Herd immunity itu penting, sehingga kita menyiapkan pranata di lapangan, salah satunya early warning melalui rapid antigen di tempat wisata. Untuk awal kita melakukan 3T," ujar Dedi di sela kegiatan vaksinasi massal bagi pelaku industri pariwisata di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikav) Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/9/2021).
Dedi menekankan, pihaknya gencar melakukan vaksinasi bagi para pelaku industri pariwisata di Jabar yang jumlah keseluruhannya mencapai 96.545 orang.
"Sejauh ini, yang sudah tuntas divaksin mencapai 28.000-an orang. Selain pelaku industri pariwisata, vaksinasi juga menyasar seniman dan budayawan," katanya.
Selain upaya 3 T dan vaksinasi, lanjut Dedi, pihaknya juga melakukan pendekatan dengan aplikasi PeduliLindungi yang sudah mulai diujicobakan di beberapa daerah berstatus level tiga dan dua di Jabar. Baca: 25 Gardu di Pantura Sempat Padam, PLN:Penyebabnya Masih Diinvestigasi.
"Ini merupakan langkah bagus kesiapan kita di dunia pariwisata. Selain aplikasi, kita kedepankan juga persyaratannya, yakni vaksinasi dan early warning-nya rapid antigen. Itu langkah untuk reborn tourism di Jawa Barat," tegas Dedi seraya menyebut jargon Dont Danic-Do Vaksin-Go Picnic.
Terkait kegiatan vaksinasi massal di Pusdikav Padalarang, Dedi menyebutkan bahwa vaksinasi massal yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu menyasar 7.500 pelaku industri pariwisata, termasuk masyarakat umum.
Kegiatan vaksinasi massal dosis kedua tersebut dirangkaikan dengan peringatan Hari Pariwisata Dunia yang dilaksanakan sejak Jumat (24/9/2021) hingga Selasa (28/9/2021). Kegiatan vaksinasi juga diwarnai hiburan kesenian dimana seluruh pengisi acara sudah melalui proses tes COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan (proses) ketat. Baca Juga: Polres Simalungun Bekuk Komplotan Pencuri Motor yang Kerap Beraksi di Masjid.
"Antusiasmenya sangat luar biasa. Hari pertama 1.500 orang, hari kedua 1.500 orang. Kemarin 2.018, sekarang 1.500 orang. Targetnya pasti tercapai," tandas Dedi.
(nag)