Pemprov Jabar Telah Salurkan 5.237 Paket Bansos di Bodebek dan Bandung Raya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Meski sempat muncul riak dalam proses penyaluran bantuan sosial (bansos), Pemprov Jawa Barat terus menyalurkan bansos berupa paket sembako dan uang tunai senilai Rp500.000 kepada masyarakat terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar M Arifin Soedjayana mengatakan, Pemprov Jabar terus menggenjot penyaluran bansos tunai dan non tunai tersebut kepada keluarga rumah tangga sasaran (KRTS) karena kebutuhan warga sudah mendesak.
"Saat ini, penyalurannya difokuskan di 10 daerah yang menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Per 21 April, sekitar 5.237 paket bantuan sudah berhasil disalurkan di 10 wilayah PSBB di Bodebek dan Bandung Raya," sebut Arifin, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, penyaluran bansos ditargetkan bisa mencapai 264.085 paket pada pekan ini. Dibantu PT Pos Indonesia yang bekerja sama dengan ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (orang), penyaluran bansos menurutnya sudah berjalan baik.
"Ada riak-riak soal bantuan, tapi tidak akan menghentikan proses penyaluran yang sejauh ini sudah berjalan baik. Pelibatan ojek online dan ojek pangkalan sangat membantu penyerahan bantuan pada KRTS sasaran," katanya.
Dari 5.237 paket bansos yang sudah diserahkan, lanjut Arifin, pihaknya mencatat sebanyak 371 paket kembali kepada PT Pos karena alamat KRTS tidak sesuai dengan data. Proses penyaluran disertai pelaporan yang ketat dimana kurir, baik ojek online, opang, maupun petugas PT Pos harus menyerahkan langsung kepada KRTS.
"Si penerima menunjukan KTP sesuai alamat, sesuai data. Pihak kurir lalu mengambil foto penerima untuk dilaporkan lewat aplikasi yang sudah disiapkan. Yang retur itu biasanya karena ketidaklengkapan data bisa nama jalan, RT, RW-nya keliru. Sejauh ini rata-rata sesuai by name by address," terangnya.
Arifin mengakui, hingga saat ini, data penerima bansos terus diperbaharui. Sambil menunggu data kabupaten/kota yang diusulkan oleh RT/RW dan ditandatangani kepala dinas sosial kabupaten/kota, penyaluran bansos tidak akan berhenti.
"Saya tanya ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), bagaimana pak penyaluran? Pak Gubernur bilang jalan terus," tandasnya.
Aan Sutisna, warga Cidamar, Kota Cimahi sebagai salah satu penerima bansos mengaku, sangat terbantu. Dia mengatakan, bansos tersebut digunakan untuk menghidupi keluarganya selama pemerintah aktif melakukan pencegahan Covid-19.
Bantuan non tunai berupa sembako menurutnya bisa dikonsumsi keluarganya selama penerapan PSBB di Kota Cimahi. Sementara bantuan tunai berupa uang Rp150.000 akan dia manfaatkan jika ada kebutuhan mendadak dan penting.
"Terima kasih atas bantuannya dari pemerintah, Bapak Gubernur, mudah-mudahan bermanfaat lahir batin, dunia akhirat," ujarnya.
Penerima bansos di Kota Bandung, Yayan Sopian pun mengaku senang menerima bansos dari Pemprov Jabar. Dia juga memuji upaya Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung yang cepat mendata penerima bansos dan menyalurkannya sebelum PSBB diberlakukan. "Terima kasih saya pada Pak Gubernur dan Wali Kota Bandung atas bantuannya," kata Sopian.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar M Arifin Soedjayana mengatakan, Pemprov Jabar terus menggenjot penyaluran bansos tunai dan non tunai tersebut kepada keluarga rumah tangga sasaran (KRTS) karena kebutuhan warga sudah mendesak.
"Saat ini, penyalurannya difokuskan di 10 daerah yang menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Per 21 April, sekitar 5.237 paket bantuan sudah berhasil disalurkan di 10 wilayah PSBB di Bodebek dan Bandung Raya," sebut Arifin, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, penyaluran bansos ditargetkan bisa mencapai 264.085 paket pada pekan ini. Dibantu PT Pos Indonesia yang bekerja sama dengan ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (orang), penyaluran bansos menurutnya sudah berjalan baik.
"Ada riak-riak soal bantuan, tapi tidak akan menghentikan proses penyaluran yang sejauh ini sudah berjalan baik. Pelibatan ojek online dan ojek pangkalan sangat membantu penyerahan bantuan pada KRTS sasaran," katanya.
Dari 5.237 paket bansos yang sudah diserahkan, lanjut Arifin, pihaknya mencatat sebanyak 371 paket kembali kepada PT Pos karena alamat KRTS tidak sesuai dengan data. Proses penyaluran disertai pelaporan yang ketat dimana kurir, baik ojek online, opang, maupun petugas PT Pos harus menyerahkan langsung kepada KRTS.
"Si penerima menunjukan KTP sesuai alamat, sesuai data. Pihak kurir lalu mengambil foto penerima untuk dilaporkan lewat aplikasi yang sudah disiapkan. Yang retur itu biasanya karena ketidaklengkapan data bisa nama jalan, RT, RW-nya keliru. Sejauh ini rata-rata sesuai by name by address," terangnya.
Arifin mengakui, hingga saat ini, data penerima bansos terus diperbaharui. Sambil menunggu data kabupaten/kota yang diusulkan oleh RT/RW dan ditandatangani kepala dinas sosial kabupaten/kota, penyaluran bansos tidak akan berhenti.
"Saya tanya ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), bagaimana pak penyaluran? Pak Gubernur bilang jalan terus," tandasnya.
Aan Sutisna, warga Cidamar, Kota Cimahi sebagai salah satu penerima bansos mengaku, sangat terbantu. Dia mengatakan, bansos tersebut digunakan untuk menghidupi keluarganya selama pemerintah aktif melakukan pencegahan Covid-19.
Bantuan non tunai berupa sembako menurutnya bisa dikonsumsi keluarganya selama penerapan PSBB di Kota Cimahi. Sementara bantuan tunai berupa uang Rp150.000 akan dia manfaatkan jika ada kebutuhan mendadak dan penting.
"Terima kasih atas bantuannya dari pemerintah, Bapak Gubernur, mudah-mudahan bermanfaat lahir batin, dunia akhirat," ujarnya.
Penerima bansos di Kota Bandung, Yayan Sopian pun mengaku senang menerima bansos dari Pemprov Jabar. Dia juga memuji upaya Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung yang cepat mendata penerima bansos dan menyalurkannya sebelum PSBB diberlakukan. "Terima kasih saya pada Pak Gubernur dan Wali Kota Bandung atas bantuannya," kata Sopian.
(awd)