Tangis Pecah di Papua, Suster Gabreilla Meilani Dibunuh KKB Secara Brutal

Kamis, 16 September 2021 - 19:56 WIB
loading...
Tangis Pecah di Papua,...
Penemuan jenazah Gabriella Meilani. Foto/Ist.
A A A
JAYAPURA - Aksi biadab dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), dengan menyerang dan membakar Puskesmas Kiwirok. Suster Gabreilla Meilani, seorang tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Kiwirok, gugur dalam serangan brutal tersebut.



Serangan brutal ini juga membuat empat nakes luka-luka dan seorang nakes belum ditemukan. Aksi keji dan brutal kelompok yang dicap teroris ini ramai menuai kecaman publik.



Para nakes yang menjalankan misi kemanusiaan, untuk melayani kesehatan masyarakat pelosok Papua, justru menjadi sasaran penyerangan. Kecaman dan pesan pilu disampaiakan mantan Kepala Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang, sekaligus Inisiator Satgas Perubahan Kabupaten Pegunungan Bintang, Yeremias Tapyor.



Yeremias Tapyor begitu terpukul atas meninggalnya suster Gebriella Meilani, dan kondisi para nakes yang menjadi serangan brutal tersebut. Pasalnya Yeremias Tapyor merupakan orang yang merekrut mereka sebagai tenaga medis, dan melayani di Distrik Kiwirok.

"Tidak disangka, peristiwa itu terjadi disaat engkau yang berjuang menyelamatkan orang Papua di Pegunungan Bintang dari kepunahan, justru menjadi korban di tempat tugas. Saya sebagai mantan pimpinan sekaligus menjadi orang tua engkau dan kawan-kawanmu di Pegunungan Bintang, saat ini merasa hati ini hancur tercabik-cabik melihat berita duka yang sedang tersebar di media ini," ucap Yeremias dibarengi motion tangis.

"Saya membekali kalian dengan pelayanan kasih bukan dengan senjata yang mematikan. Sungguh memiluhkan hati. Saya berani menempatkan kalian melayani di pelosok negeriku, karena saya merasa masyarakat di negeriku cinta damai," sambungnya pilu.



"Saya menempatkan kalian dengan tujuan yang mulia, yaitu untuk memperpendek rentang kendali jangkauan Yankes (Pelayanan Kesehatan) di daerah terjauh, terisolir, dan perbatasan yang selama sekian tahun tidak menerima sentuhan pelayanan kesehatan yang optimal, dan kalian sudah membuktikannya," ibuh Yeremias.

Yeremias menilai, kerja tulus ikhlas pelayan kesehatan suster yang akrab dipanggil Meilani bersama rekan sejawatnya di Kiwirok telah berhasil. "Keberhasilan kalian telah terbukti dengan menurunkan angka kematian ibu dan anak, menurunkan angka kesakitan, menekan angka rujukan dan kematian," terangnya.

"Oh...negeriku kenapa engkau sekejam ini terhadap anak-anak ini...?? Apa salah mereka..?? Mereka bukan musuhmu sayang. Memang mereka anak sebrang, beda RAS tetapi datang dengan tujuan mulia. Mereka datang untuk menyelamatkan anak negeri kita," ucap Yeremias tersirat untuk KKB.



Pengabdian tulus ikhlas itu, menurut Yeremias telah dibuktikan dengan tabahnya para tenaga medis ini melayani di daerah terpencil di Pegunungan Bintang, Papua. Wilayah yang akses moda transportasinya sangat sulit dengan bebagai kekurangan fasilitas.

"Ini mereka buktikan, mereka bisa tabah dan melayani di daerah terpencil dengan meninggalkan sanak saudaranya. Meninglkan hiruk-pikuknya keramaian kotanya. Engkau tahu sendiri apa yang mereka sudah lakukan di sini. Belum tentu anak negeri sendiri dapat menjangkau luasnya negeri ini. Memang mereka berasal dari sebrang, tetapi saya yakin hatinya baik. Wahai negeriku," ucapnya lagi.

Ditegaskannya lagi, perjuangan kemerdekaan yang dijadikan dalih kelompok berlainan idiologi, kemudian tega membunuh tenaga kesehatan adalah hal yang tidak terpuji.



"Enkau berjuang sampai kita merdeka sekalipun, bila tidak ada manusia yang mendiami bumi ini, untuk siapa kemerdekaan itu..? Menolak orang yang dianggap penjajah, bukan berarti dengan cara membunuh nakes yang sedang berjuang menyelamatkan manusia pemilik negeri ini," kata Yeremias.

"Sekalipun perang antar manusia terjadi. Baju putih adalah lambang kenetralan. Tidak boleh ada pihak yang memusuhinya dengan dalil apapun, apalagi membunuh dengan cara yang keji," tegasnya.

"Saya atas nama putra daerah, sekaligus mantan pemimpin yang merekrut almahrumah dan kawan-kawannya, menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya pejuang kemanusiaan. Suster Gabriella Meilani, jasa baikmu akan dikenang oleh kami dan semoga Tuhan Allah kita di Surga, dan menerimamu bersama kudusnya," ucap Yeremias.



Pihaknya juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga, dan permohonan maaf atas peristiwa yang keji dan tidak diinginkan semua pihak ini. "Hormat dan terimakasih kepada keluarga yang ditinggalkan. Kami tidak berharap peristiwa ini, tetapi apa boleh buat sudah terjadi. Permohonan maaf kami kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga Tuhan memberikan Kekuatan dan penghiburan kepada kita," tutupnya.

Pasca insiden tersebut, pasukan gabungan langsung melakukan pencarian dan evkuasi para korban. Suster Kristina Sampe berhasil ditemukan di jurang dalam kondisi selamat, namun penuh luka termasuk tusukan benda tajam.

Sementara, jenazah Suster Meilani juga berhasil ditemukan, namun informasinya belum berhasil dievakuasi, lantaran medan yang cukup sulit. Rencana evakuasi dilaksanakan hari ini Kamis(16/9/2021), namun gagal akibat cuaca yang buruk. Evakuasi akan dilanjutkan esok Jumat (17/9/2021).
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2105 seconds (0.1#10.140)