Kejar Herd Immunity, Pemprov Jabar Gandeng Ribuan Bidan Mandiri di Desa

Kamis, 16 September 2021 - 13:58 WIB
loading...
Kejar Herd Immunity, Pemprov Jabar Gandeng Ribuan Bidan Mandiri di Desa
Herd Immunity: Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil meninjau vaksinasi massal di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (15/9/2021). Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat menggandeng ribuan bidan mandiri di desa/kelurahan untuk mengejar kekebalan kelompok atau herd immunity yang ditargetkan tuntas Desember 2021 melalui program vaksinasi COVID-19. Hingga saat ini, sebanyak 18,4 juta dosis vaksin dari total target 37 juta dosis telah disuntikkan kepada warga Jabar.

Menurut Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil, bidan mandiri di desa/kelurahan dapat dioptimalkan untuk mempercapat vaksinasi di Jabar. "Pemerintah sudah merambah ke wilayah desa dan kelurahan melalui gerakan dari puskesmas dan juga bidan mandiri desa. Jadi, setiap satu orang bidan mandiri itu bisa mereka melakukan vaksinasi bagi 50 orang penduduk desa," ujar Atalia.

Menurut Atalia, target kekebalan kelompok di Jabar tidak akan tercapai jika stakeholders tidak ikut turun tangan untuk berkolaborasi. "Tapi tentu saja kita tidak akan mencapai target sasaran apabila tidak ada dukungan dari semua pihak," katanya.

Selain itu, sasaran vaksin bagi kelompok warga terdekat sangat penting dilakukan guna membentuk herd immunity secara parsial di lingkungan rumahnya. Jika hal itu konsisten dilakukan berbagai lembaga, maka capaian herd immunity pun akan segera terealisasi. "Saya kira ini penting sekali, semakin banyak universitas, komunitas, dan target sasaran, kita akan semakin cepat terealisasi," ujarnya.

Atalia juga meyakinkan bahwa stok vaksin di Jabar hingga saat ini masih aman. Atalia berharap agar vaksinasi dilakukan lebih masif melalui kolaborasi dengan berbagai elemen. "Stok vaksin aman, bahkan kita mendorong pelaksanaan kegiatan vaksinasi dilakukan lebih masif lagi, dilakukan oleh gabungan berbagai elemen," imbuhnya. Baca Juga: Blusukan Gang Sempit, Mahasiswa UMSurabaya Jemput Warga Musiman untuk Divaksin

Tidak hanya itu, terkait pelaksanaan vaksinasi dosis 1 dan 2 jika dilakukan tidak pada tempat yang sama, Atalia memastikan bahwa hal tersebut aman asalkan jenis vaksin yang digunakan sama.

"Kemarin saja saya cek vaksin pertama di satu tempat kemudian yang keduanya di tempat berbeda dan terdekat, misalnya di puskesmas dan bidan desa, itu tidak masalah. Jadi sudah dipastikan itu aman," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)